Suara.com - Dunia perbankan sangat terpukul dengan Pandemi Virus Corona. Terlebih saat ini, perbankan membutuhkan likuiditas agar bisa tetap menyalurkan kredit kepada masyarakat.
Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Anung Herlianto mengatakan, sebelum adanya Covid-19, kinerja perbankan mulai ada perbaikan pascagempuran perang dagang AS-China pada 2019.
"Awal terjadinya Covid-19 di Desember sampai Mei, itu benar-benar meredam pertumbuhan yang selama ini meningkat. Jadi luar biasa memang Covid-19 ini," ujar Anung dalam diskusi Peran Pemilik dalam Mendukung Kinerja Bank secara virtual, Kamis (9/7/2020).
Anung memaparkan, dilihat dari sisi aset, perbankan terus menunjukkan pertumbuhan yang positif, meski alami perlambatan. Dari 2015 ke 2016, aset perbankan nasional tumbuh 10,4 persen, 2017 tumbuh 9,77 persen, 2018 tumbuh 9,22 persen, hingga di 2019 mulai melambat 6,13 persen menjadi Rp 8.562 triliun.
Sedangkan dari sisi pertumbuhan kredit, selama 2016 tumbuh 9,6 persen, 2017 sebesar 9,35 persen, 2018 sebesar 6,54 persen, hingga 2019 tumbuh 6,54 persen.
Kemudian dana pihak ketiga (DPK) pada 2016 tumbuh 7,87 persen. Pun naik di tahun 2017 menjadi 8,24 persen, 2018 naik 11,75 persen dan 2019 mulai melambat 6,08 persen menjadi Rp 5.616 triliun.
Sementara berdasarkan data Mei 2020, pertumbuhan total aset hanya 0,59 persen, kredit 2,93 persen, dan DPK hanya 0,6 persen.
Dengan adanya kondisi ini membuat perbankan berhati-hati menyalurkan kredit. Seperti halnya, Bank Bukopin yang saat ini sedang memperbaiki kualitas penyaluran kredit.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Bank Bukopin Rivan A Purwantono menyebut, saat ini bank dituntut untuk melakukan penguatan internal demi menjaga kualitas kredit.
Baca Juga: Pegawai Jadi Tersangka Kasus Jiwasraya, OJK Diminta Tingkatkan Governance
"Menghadapi tekanan kualitas kredit, bank akan melakukan penguatan internal untuk menjaga kualitas kredit serta melakukan percepatan penyelesaian kredit bermasalah," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
Terkini
-
IHSG Anjlok Hari Ini Imbas ADB Turunkan Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
-
Bye-bye Ganti Aplikasi! Vidio Hadirkan Fitur Belanja di Shopee Sambil Nonton
-
Pemerintah Siapkan 'Kado' Nataru, Stimulus Ekonomi ke-3 Siap Guyur Tiket Murah hingga PPN
-
BUMN Ngeluh Subsidi Belum Dibayar Kemenkeu, Purbaya: Suruh Menghadap Saya!
-
Anggaran Subsidi Energi Bocor, Menkeu Purbaya Akui Selama Ini Tak Tepat Sasaran
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Dorong PMI Jadi Wirausaha Tangguh, Mandiri Sahabatku Hadir di Taiwan
-
Bukan Permanen, ESDM: Pembelian BBM Murni Pertamina oleh SPBU Swasta Hanya Solusi Kekosongan Stok
-
Isu Polusi Udara, Wamen Bima Arya Minta Pejabat Naik Transportasi Umum
-
Menteri 'Koboi' Ancam Copot Anak Buah