Suara.com - PT Pupuk Kaltim, anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) terus mengembangkan inovasi dalam pembuatan urea untuk mendukung pangan nasional.
Direktur Utama PT Pupuk Kaltim, Bakir Pasaman mengatakan, sebagai produsen urea terbesar di Indonesia, perseroan terus berbenah dengan menekankan inovasi serta efisiensi di segala bidang. Alhasil, perkembangan industri yang dipengaruhi beragam faktor pun mampu dihadapi sehingga mampu meningkatkan daya saing Perusahaan secara nasional maupun global.
Pada 2019, Pupuk Kaltim meraih KPI kategori Baik dengan tingkat Kesehatan Perusahaan kategori Sehat AA. Pupuk Kaltim juga mencapai kinerja unggul sesuai kriteria Baldridge Excellence Framework (BEF) dengan skor 692, sesuai kinerja Perusahaan pada level Industry Leader.
“Capaian ini untuk mengetahui posisi kinerja Perusahaan melalui penilaian yang dilakukan secara fair, sekaligus memotivasi karyawan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik,” kata Bakir dalam keterangan persnya di Jakarta, Senin (3/8/2020).
Kinerja produksi dan penjualan pada 2019 juga berjalan dengan baik dan lancar. Produksi Urea mencapai 104 persen dari target dan produksi amoniak mencapai 102 persen dari target.
Begitu juga dengan kinerja penjualan yang berjalan dengan baik, mencapai 100 persen untuk penjualan Urea. Pupuk Kaltim juga berkomitmen untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, sesuai standar yang ditetapkan.
"Perusahaan berkomitmen tinggi dalam menerapkan SNI secara konsisten dan berkelanjutan, terbukti dengan produk-produk Perusahaan yang telah diakui kualitas dan mutunya," ucap Bakir.
Pada 2019, Pupuk Kaltim juga meraih Appreciation for Maintaining Grand Platinum (tertinggi) dalam ajang SNI Awards 2019, yang digelar oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) di Jakarta pada 20 November 2019.
“Penghargaan ini menjadi kebanggaan karena pada 2016 Pupuk Kaltim menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang meraih predikat Platinum,” terang Bakir Pasaman.
Baca Juga: Pupuk Indonesia Siapkan Pupuk Non Subsidi 347,6 Ribu Ton
Lalu pada 2018, Pupuk Kaltim juga menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang meraih Grand Platinum dalam ajang SNI tersebut, setelah berhasil mempertahankan peringkat Platinum tiga tahun berturut (2016-2018).
Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi atas komitmen yang tinggi dalam menerapkan SNI secara konsisten dan berkelanjutan, berkinerja baik, mampu menginternalisasi aspek sosial ekonomi dan lingkungan dalam organisasi, serta mampu mengembangkan inovasi yang signifikan untuk pengembangan bisnis berkelanjutan.
Tidak hanya skala nasional, dalam kancah industri pupuk dunia, Pupuk Kaltim meraih Gold Medal dalam ajang International Fertilizer Association (IFA) Industry Stewardship Champions di Versailles, Prancis pada 20 November 2019. Penghargaan ini juga menjadi kebanggan sebab pada 2016, Pupuk Kaltim menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang meraih sertifikat IFA Protect and Sustain.
“Pupuk Kaltim telah diakui dunia internasional, produk-produk Perusahaan bukan hanya memiliki kualitas tinggi, tapi juga aman dan baik bagi konsumen serta ramah lingkungan. Melalui penghargaan ini, Pupuk Kaltim mensejajarkan posisi dengan perusahaan kelas dunia,” ungkap Bakir.
Peningkatan daya saing juga tercapai secara signifikan selama setahun terakhir, ditunjukkan melalui inovasi dan penghargaan berskala nasional maupun internasional, termasuk penerapan digitalisasi dengan menempatkan IT sebagai transformer.
“Semangat inovasi di seluruh unit kerja Pupuk Kaltim terus berkembang secara siginifikan. Insan Pupuk Kaltim terdorong untuk lebih meningkatkan inovasi berbasis teknologi dalam mendukung produktivitas Perusahaan,” ujarnya.
Inovasi-inovasi tersebut diapresiasi Perusahaan dengan memfasilitasi wadah kreativitas bagi karyawan, melalui kompetisi internal hingga bertaraf nasional dan internasional. Seluruh inovasi yang digagas mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi kinerja Perusahaan, yang sejalan dengan konsep industri 4.0.
Berita Terkait
-
Pupuk Indonesia Siapkan Pupuk Non Subsidi 347,6 Ribu Ton
-
KPK Panggil Dirut Humpuss Budi Haryono Terkait Kasus Suap
-
Pupuk Kaltim Raih Sertifikasi ISO Antisuap
-
Ikuti Arahan Erick Thohir, Kinerja Pupuk Indonesia Naik di Tengah Pandemi
-
Tawarkan Obligasi Rp 2,5 T, Dirut Pupuk Indonesia Optimis Terserap Pasar
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
-
KPK Bongkar Peringkat Koruptor: Eselon dan DPR Kejar-kejaran, Swasta Nomor Berapa?
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgub Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
Terkini
-
Satgas PKH Segel Kawasan Konsesi Nikel PT Tonia Mitra Sejahtera
-
28 Juta Warga RI Kesulitan Akses Air Bersih, BUMN Gotong Royong Ikut Bantu
-
BSI Manfaatkan Potensi Green Zakat untuk Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi
-
Emas Antam Anjlok, Tapi Harganya Masih Tinggi Rp 2.088.000 per Gram
-
Gedung DPR Nepal Hangus Dibakar, Nilai Bangunannya Mencapai Rp 717 Miliar
-
IHSG Masih Menguat Jumat Pagi, Saham-saham Perbankan Tetap Berjaya
-
Pinjol Ilegal Merajalela? KPPU Panggil 97 Perusahaan dan OJK
-
Menkeu Baru Mau Guyur Rp200 Triliun ke Perbankan, Ternyata Bisa Tambah Lapangan Kerja
-
Pertamina Bakal Izinkan Pertashop Jual Pertalite
-
Perkuat Bisnis, Anak Usaha Pertamina Siap Jadi Tulang Punggung Maritim Indonesia