Bisnis / Keuangan
Jum'at, 12 September 2025 | 09:32 WIB
Demo Nepal. (X/nepalsrhinoarmy)
Baca 10 detik
  • Demonstran di Nepal membakar gedung Parlemen usai PM Oli mundur
  • Gedung Parlemen yang terbakar dibangun dengan biaya sekitar Rp 717 miliar
  • Pemerintah Nepal harus keluarkan biaya besar lagi untuk perbaikan gedung
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Aksi para demonstran di Nepal telah membakar gedung Parlemen negara itu.

Peristiwa ini terjadi tak lama setelah Perdana Menteri K.P. Sharma Oli mengundurkan diri dari jabatannya.

Apalagi, kerusuhan terjadi hanya beberapa menit setelah Perdana Menteri Oli mengundurkan diri dari jabatannya.

Video yang beredar di media sosial dan laporan televisi telah menunjukkan kekerasan dan kekacauan tersebut.

Dilansir Diary Times, Jumat (12/9/2025), bangunan utama gedung ini rusak tetapi tidak hancur total.

Untuk itu, pembangunan parlemen ini merogeh biaya cukup besar dari pemerintah tersebut.

Massa demonstrasi yang menentang pelarangan media sosial oleh pemerintah Nepal. [Dok. Antara/ Anadolu]

Apalagi, gedung Parlemen federal Nepal juga dikenal sebagai Kompleks Parlemen Singha Durbar memiliki bangunan yang estetik.

Ternyata, estimasi biaya proyek ini adalah 37,5 juta dolar AS atau sekitar Rp 618 miliar.

Namun, karena keterlambatan konstruksi, kenaikan biaya material terjadi.

Baca Juga: Apa Saja Isi Tuntutan Demo Nepal? Bikin Presiden dan Perdana Menteri Mundur

Terlebih, beberapa kali perpanjangan tenggat waktu membuat proyek meningkat. Sehingga, total estimasinya sekitar 43,5 juta atau sekitar Rp 717 miliar.

Adapun, pembangunan gedung Parlemen ini dimulai pada tahun 2019 di dalam kompleks Singha Durbar.

Bangunan Ini adalah fasilitas legislatif pertama yang dibangun khusus di Nepal.

Sebelumnya, setelah restrukturisasi federal, pemerintah menyewa dan menggunakan Pusat Konvensi Internasional di Baneshwor sebagai kantor parlement sementara.

Namun, kejadian pembakaran membuat pemerintah harus merogoh biaya besar untuk memperbaikinya.

Load More