Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Airlangga Hartarto memastikan Indonesia akan masuk dalam jurang resesi ekonomi.
Pasalnya dari hitung-hitungan dia, pada kuartal ke III ekonomi Indonesia tetap akan tumbuh negatif dikisaran minus 3 persen hingga minus 1 persen.
Itu berarti ekonomi Indonesia sudah dipastikan terjerembab jurang resesi, karena sudah dua kuartal berturut-turut tumbuh negatif. Sebelumnya kuartal II ekonomi RI tumbuh minus 5,32 persen.
"Masalah resesi tidak resesi itu, bahasanya you are not alone (kamu tidak sendirian)," kata Airlangga dalam sebuah diskusi online di Jakarta, Minggu (13/9/2020).
Meski tetap tumbuh negatif, kata dia kondisinya jauh lebih baik, karena penurunan ekonomi jauh lebih dangkal ketimbang kuartal sebelumnya.
"Yang kita lihat apakah negara itu sudah menemukan bottom nya. Kalau kita lihat negara lain 2 kuartal negatif, dari negatif yang lebih rendah, ke negatif yang lebih tinggi. Misalnya India dia turun sampai minus 20, atau Singapura dua kuartal dia turun gak minus 12," katanya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan meski ekonomi Indonesia dipastikan akan masuk dalam jurang resesi bukan berarti kondisi ekonomi Indonesia akan runtuh.
Hal tersebut dikatakan Sri Mulyani saat menjawab pertanyaan wartawan perihal peluang ekonomi Indonesia pada kuartal III mendatang apakah akan tumbuh negatif atau positif.
"Artinya kita masih kemungkinan kalau meski belanja pemerintah diakselerasi konsumsi dan investasi belum masuk pada zona positif karena aktivitas masyarakat sama sekali belum normal, karena itu kalau secara teknikal kuartal III ini kita di zona negatif maka resesi terjadi," kata Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Senin (7/9/2020).
Baca Juga: Kritik PSBB Total, Menko Airlangga Pilih Ekonomi Ketimbang Kesehatan Warga?
Jika situasi ini benar terjadi, bekas Direktur Pelaksana Bank Dunia ini lantas mengatakan bukan berarti kondisi ekonomi menjadi buruk, paslanya pelemahan yang terjadi tidak sedalam yang terjadi pada kuartal II yang lalu dimana kontraksinya mencapai 5,32 persen.
"Namun tidak berarti kondisinya sangat buruk karena a lihat kalau kontraksi lebih kecil dan berangsur pulih di bidang konsumsi, invesatsi melalui dukungan belanja pemerintah diakselerasi cepat dan berharap ekspor mulai baik," katanya.
"Karena satu bulan terakhir terjadi kenaikan cukup baik maka bisa berharap pertumbuhan ekonomi di kuartal III lebih baik dibanding kuartal II yang kontraksi cukup dalam 5,3 persen meski demikian dibanding negara lain kontraksi jauh sangat dalam," tambahnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III masih akan tumbuh negatif, karena kegiatan ekonomi selama periode tersebut masih rapuh akibat pandemi virus corona atau Covid-19.
Sementara di kuartal IV, dirinya juga mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi diprediksi masih belum stabil, dimana kata dia pada 3 bulan terakhir tahun 2020, pertumbuhan ekonomi masih akan dibawah netral.
"Kuartal IV masih dalam zona sedikit di bawah netral," kata Sri Mulyani.
Berita Terkait
-
Kritik PSBB Total, Menko Airlangga Pilih Ekonomi Ketimbang Kesehatan Warga?
-
Menteri Airlangga Sebut PSBB Ketat Ala Anies Overdosis
-
Paranormal: Baru Mau Lockdown Saja Sudah Bikin Saham Jin Terjun Bebas
-
Para Menteri dan Anies akan Dibikinkan Grup Internal Buat Berantem
-
Anies Dihantam, Rizal Ramli: Bung Airlangga Jangan Suudzon dan Cetek
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
BRI Peduli Bantu Pulihkan Psikologis Anak-Anak Korban Bencana Aceh-Sumatra
-
LPDB Koperasi Akselerasi Penyelesaian Dana Bergulir di Provinsi Bali
-
Dongkrak Produksi Minyak di Papua, SKK Migas dan Petrogas Mulai Injeksi Kimia di Lapangan Walio
-
Menperin Minta Insentif Otomotif ke Menkeu
-
Barcelona dan BRI Kolaborasi, Bayar Cicilan di BRImo Bisa Ketemu Lamine Yamal
-
IHSG Menutup 2025 di Level Tertinggi, OJK Buka Rahasia Pasar Modal RI yang Solid
-
Catatan Akhir Tahun, Aktivitas Industri Manufaktur RI Melambat
-
Cicilan HP ShopeePayLater vs Kredivo, Mana yang Lebih Murah
-
Pemerintah Tegaskan Impor Daging Sapi untuk Industri Bukan Kosumsi Masyarakat
-
Catatan Akhir Tahun: Waspada Efek 'Involusi' China dan Banjir Barang Murah di Pasar ASEAN