Suara.com - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bustanul Arifin mengatakan, kelangkaan pupuk bersubsidi dikarenakan masalah distribusi yang tidak tepat sasaran.
Menurutnya, kelangkaan ini selain disebabkan masalah distribusi pupuk yang tidak tepat sasaran, namun juga karena imbas pengurangan anggaran subsidi pupuk di APBN.
"Anggaran subsidi dikurangi, di tahun 2020 ini hanya Rp 26,3 triliun, sebelumnya Rp 29 triliun," kata Bustanul belum lama ini, ditulis Kamis (1/10/2020).
Anggota Komisi VI DPR, Andre Rosiade pun mengakui kelangkaan pupuk bersubsidi tersebut. Namun, menurutnya kelangkaan yang terjadi bukan karena minimnya produksi di tingkat produsen.
"Soal pupuk subsidi, saya di awal jadi anggota dewan sudah mendapat laporan soal kelangkaan pupuk. Hasil cek di lapangan saat itu, pupuknya banyak, salahnya bukan di Pupuk Indonesia, tapi memang alokasi subsidinya yang sedikit. Pupuknya banyak tapi uangnya untuk subsidi yang sedikit," kata Andre.
Menurut Andre, kelangkaan pupuk bersubsidi justru Pupuk Indonesia lah yang sering dijadikan kambing hitam. Padahal, stok pupuk bersubsidi Pupuk Indonesia selalu bisa memenuhi kebutuhan petani.
"Yang jadi kambing hitam Pupuk Indonesia terus, padahal stoknya melimpah. Dan memang Pupuk Indonesia tidak bisa menjual pupuk itu dengan harga subsidi. Kalau dipaksa dijual bisa jadi masalah dan ditangkap polisi. Kasihan," tutur Andre.
Anggota Komisi VI DPR Herman khoeron menuturkan, untuk memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi bagi petani, alokasi pupuk bersubsidi semestinya ditambah oleh pemerintah.
"Jangan sampai pupuk subsidi dihilangkan, kasihan petani. Subsidi harus dipertahankan melalui korporasi dan kuantum alokasinya harus ditambah," pungkasnya.
Baca Juga: 94 Persen Pasien Covid-19 Pupuk Kaltim Selesai Diisolasi
Berita Terkait
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- Patrick Kluivert Dipecat, 4 Pelatih Cocok Jadi Pengganti Jika Itu Terjadi
Pilihan
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Tahan Air dengan Sertifikat IP, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Aksi BRI Peduli dan Sungai Watch Pulihkan Fungsi Ekologis dan Kelestarian
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Rekomendasi Aplikasi Sekuritas Mirip Stockbit, Biaya Murah dan Terdaftar OJK
-
Siap-siap! Kantor Menkeu Purbaya Bakal Kenakan 'Pajak Gula' Buat Coca-cola Cs
-
Menkeu Purbaya: Saya Tak Suka Banyak Utang!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan dari Bekasi, Gunung Kidul dan Sukadana
-
Menkeu Purbaya Buka Opsi Turunkan PPN, Ditentukan Akhir Tahun
-
Imajinasi Iklim dari Pinggiran: Cerita yang Tak Terdengar di Forum-forum Megah Pemerintah
-
Pemerintah Tarik Utang Hingga Rp 501,5 Triliun, Wamenkeu Ungkap Realisasinya