Suara.com - BPJS Kesehatan mendorong fasilitas kesehatan untuk berkomitmen menjaga kualitas pelayanan kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), meski saat ini dunia kesehatan tengah disibukkan dengan kondisi pandemi Covid-19 dan masuk pada era Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
Layanan kesehatan yang diterima peserta JKN-KIS, baik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) harus tetap optimal.
Hal ini diungkapkan Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris, saat pertemuan daring dengan manajemen fasilitas kesehatan seluruh Indonesia, Jakarta, Rabu (14/10/2020).
“Kami sampaikan terima kasih kepada tenaga kesehatan yang telah berjuang di garda terdepan dalam menghadapi pandemi Covid- 19. Tantangan saat ini, meski berada dalam kondisi pandemi Covid-19, pelayanan yang diberikan tentu harus sesuai dengan protokol kesehatan, sebagaimana yang harus diterapkan dalam masa AKB di masa pandemi Covid-19. Penerapan protokol kesehatan pada masa AKB ini diharapkan mampu memberikan perlindungan kepada masyarakat yang datang ke fasilitas kesehatan dari penyebaran Covid-19,” ujar Fachmi.
Ia menambahkan, pandemi Covid-19 yang terjadi tentu bukan menjadi alasan bagi seluruh ekosistem JKN-KIS untuk berhenti berkomitmen meningkatkan mutu layanan kepada masyarakat, terutama di fasilitas kesehatan. Justru dengan adanya pandemi Covid-19, fasilitas kesehatan tidak hanya berperan memberikan pelayanan kesehatan tetapi juga fasilitas kesehatan berperan besar dalam memberikan edukasi kepada masyarakat untuk senantiasa menerapkan protokol kesehatan di era adaptasi kebiasaan baru ini.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendi mengungkapkan, saat ini pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan layanan kesehatan masyarakat. Pemerintah juga berupaya agar masyarakat terus dapat menjalankan protokol kesehatan.
BPJS Kesehatan juga memberikan apresiasi kepada fasilitas kesehatan yang paling berkomitmen terhadap mutu pelayanan bagi peserta JKN-KIS. Adapun untuk FKTP penilaian diikuti oleh 21.969 dan untuk FKRTL diikuti oleh 2.240 rumah sakit.
Muhadjir sempat berbincang kepada pemenang penghargaan, yaitu Puskesmas Tapaktuan dan RS Dr. Soetomo Surabaya, serta memberikan pesan dan semangat bagi seluruh tenaga kesehatan, baik di FKTP maupun di FKRTL, untuk terus memberikan upaya terbaik bagi masyarakat.
“Kami sangat mengapresiasi apa yang dilakukan faskes baik di FKTP ataupun rumah sakit, agar tetap terus inovatif dalam mengembangkan layanan-layanannya, khususnya dalam upaya pelayanan terhadap pasien Covid-19. Semoga dapat menular ke faskes lain,” kata Muhadjir.
Baca Juga: Luhut Minta BPJS Kesehatan Percepat Pembayaran Klaim Rumah Sakit
Ia berpesan, agar seluruh manajemen fasilitas kesehatan baik FKTP maupun RS untuk memperhatikan keselamatan para tenaga kesehatan, utamanya saat menangani pasien Covid-19. Menurutnya, angka kematian akibat pasien Covid-19 di Indonesia cukup tinggi, sehingga penting untuk menjaga keselamatan tenaga medis agar dapat terus mengobati pasien lain.
“Tenaga kesehatan, khususnya para dokter harus mengutamakan kesehatan dan keselamatan diri sendiri dahulu, baru dapat dengan optimal menyelamatkan atau mengobati pasien. Bukan hanya RS Dr. Soetomo, tetapi juga seluruh fasilitas kesehatan yang hadir saat ini saya minta betul pelayanan dan perhatian kepada tenaga dokter, karena jika ada satu orang tenaga medis utamanya dokter yang tidak selamat maka perannya tidak tergantikan,” kata Muhadjir.
Variabel penilaian untuk penghargaan FKTP paling berkomitmen dalam pelaksanaan JKN adalah penerapan protokol kesehatan di era AKB. Misalnya dilihat dari angka pemanfaatan antrean online terkoneksi Mobile JKN, respons time dokter dalam konsultasi tidak langsung melalui Mobile JKN Faskes, serta tersedia prosedur dan sarana pelayanan dalam Covid-19.
Penilaian juga diberikan pada upaya FKTP menjaga status kesehatan peserta yang berisiko Covid-19, dengan persentase peserta PRB aktif melakukan kontak. Selain itu, penilaian juga dilihat dari kinerja FKTP yaitu rata-rata rasio rujukan dan angka kontak KBK, serta mutu FKTP dilihat dari nilai Walk Through Audit/Kesan Pesan Peserta.
Sedangkan variabel penilaian untuk rumah sakit adalah mencakup profil kompetensi rumah sakit, evaluasi pelaksanaan kerja sama dan komitmen mutu pelayanan dan indeks kepatuhan dan indeks hasil survei Walk Through Audit (WTA).
Penilaian juga difokuskan pada pengelolaan sistem antrean, display tempat tidur perawatan dan display tindakan operasi yang terhubung Mobile JKN sebagai bagian dari keterbukaan informasi kepada masyarakat serta sesuai dengan 10 komitmen peningkatan layanan di tahun 2020.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Mengapa Rupiah Loyo di 2025?
-
Dukungan LPDB Perkuat Layanan Koperasi Jasa Keselamatan Radiasi dan Lingkungan
-
LPDB Koperasi Dukung Koperasi Kelola Tambang, Dorong Keadilan Ekonomi bagi Penambang Rakyat
-
Profil Agustina Wilujeng: Punya Kekayaan Miliaran, Namanya Muncul di Kasus Chromebook
-
RUPSLB BRI 2025 Sahkan RKAP 2026 dan Perubahan Anggaran Dasar
-
Pemerintah Jamin UMP Tak Bakal Turun Meski Ekonomi Daerah Loyo
-
Mengapa Perusahaan Rela Dijual ke Publik? Memahami Gegap Gempita Hajatan IPO
-
KEK Mandalika Kembali Dikembangkan, Mau Bangun Marina
-
ESDM Mulai Pasok 16.000 LPG 3 Kg ke Banda Aceh
-
Profil PT Mayawana Persada, Deforestasi Hutan dan Pemiliknya yang Misterius