Suara.com - Pada 2019 hingga 2020, Institut Pertanian Bogor melakukan kajian terhadap kondisi sektor pertanian di Indonesia. Berdasarkan hasil kajian tersebut, terlebih di tengah pandemi Covid 19 sektor pertanian mampu meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB), Nilai Tukar Petani (NTP) dan Ekspor Produk Pertanian dan penyerapan tenaga di sektor pertanian tinggi.
Melihat hal tersebut, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria mengapresiasi kinerja Kementerian Pertanian yang dinahkodai oleh Syahrul Yasin Limpo.
Arif menjelaskan kontribusi PDB semula 12,09 persen pada tahun 2019 naik menjadi menjadi 15,01 persen tahun 2020. Khusus subsektor tanaman pangan semula 21,63 persen naik menjadi 25,82 persen.
“Jika dibanding sektor lain, sektor pertanian dapat menjadi penyelamat bagi pembangunan nasional. Sesuai data BPS, mampu tumbuh sekitar 2,22 persen saat masa krisis seperti sekarang. Pertama empower of last resource dan kedua penyelamat kinerja ekspor,” demikian dikatakan Arif pada Acara Evaluasi Kinerja Pertanian di Bogor, kemarin Minggu (1/11/2020).
Untuk produktivitas beras secara tegas Arif berpendapat bahwa produksi beras dibandingkan negara-negara di ASEAN tidak beda jauh. Produktivitas beras Indonesia sebesar 5,24 ton/hektar masih diatas Thailand sebesar 3,33 ton/hektar dan Vietnam sedikit lebih tinggi yakni 5,42 ton/hektar.
Arif menambahkan selain produktivitas beras yang bagus, peningkatan PDB ini dikarenakan keberhasilan sosialisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dilakukan oleh Kementan. Ia mencatat serapan KUR tahun 2019 sebesar Rp 31 Triliun dan saat ini sudah Rp 44 Triliun hingga Oktober 2020 sehingga ini prestasi yang belum pernah ada sebelumnya.
“Yang paling penting lainnya adalah dukungan kebijakan fiskal dan koordinasi secara teknis yang dibangun Kementerian Pertanian dengan kementerian lainnya. Kebijakan fiskal yang dimaksudnya adalah kebijakan rasio untuk substitusi impor. Misal, para pengimpor terigu harus menyerap bahan baku lokal,” ujarnya.
Lebih lanjut Arif menyebutkan kurun waktu satu tahun kinerja Kementan, juga memberikan hasil yang bagus terhadap kinerja ekspor pangan. Dalam periode 2016-2018, pangsa ekspor pertanian mengalami penurunan dari 18,49% menjadi 16,19%, namun di era pandemi pangsa ekspor justru mengalami peningkatan menjadi 17,77% setara dengan 20,82 miliar USD tahun 2020 (Januari September).
“Subsektor perkebunan masih merupakan andalan utama ekspor dengan nilai 19,25 milIar USD pada tahun 2020 (Januari September). Subsektor tanaman pangan pun memberikan devisa dari ekspornya dengan kecenderungan meningkat dari 170,91 juta USD pada tahun 2019 menjadi 183.53 Juta USD Tahun 2020 (Januari-September),” sebutnya.
Baca Juga: Optimalkan Pertanian, Kementan Tingkatkan Ekspor dalam 4 Tahun ke Depan
Keberhasilan selanjutnya, lanjut Arif, sektor pertanian masih menjadi andalan dalam penyerapan tenaga kerja, dimana subsektor tanaman pangan mendominasi penyerapan tenaga kerja pertanian diikuti subsektor perkebunan. Begitu juga daya beli petani, dimana berdasarkan data BPS, NTP periode Januari-September 2020 sebesar 101,66 atau naik 0,99 persen dan NTUP periode ini naik 0,90 persen.
“Untuk NTP, BPS perlu mengkaji ulang metode perhitungan selama ini. Walaupun angka NTP naik, angka itu masih bisa lebih tinggi karena perhitungan yang sekarang hanya digambarkan indeks yang diterima petani dibandingkan dengan indeks yang dibayarkan, hanya berkisar 98 sampai 103. Ini tidak menggambarkan kesejahteraan secara riil,” tuturnya.
“Seharusnya perhitungan dengan mengalikan indeks produksi atau disebut Income Term of Trade, contoh konkritnya petani mampu membeli motor, traktor, dan memperbaiki rumah, ini artinya petani memiliki kemampuan membayar yang relatif bagus,” pinta Arif.
Ditempat yang sama Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengucapkan terimakasih atas apresiasi pihak IPB atas kinerja satu tahun Kementan.
Menurutnya, perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam membantu pemerintah guna memajukan sektor pertanian, yakni pendampingan program Kementan di tingkat lapang dan banyak hal-hal seperti kajian-kajian dan Inovasi yang dilakukan perguruan tinggi, khususnyan IPB yang dapat dimanfaatkan Kementan.
“Kemajuan sektor pertanian ini bisa berhasil jika semua lini seperti perguruan tinggi, masyarakat dan pemerintah untuk turun mensukseskan program dari Kementan. Dengan diskusi seperti ini pemerintah (Kementan) mendapat masukan-masukan positif dan membangun” tegasnya.
Berita Terkait
-
Hari Pangan Sedunia, Petani Muda Ajak Milenial Tekuni Urban Farming
-
Optimalkan Pertanian, Kementan Tingkatkan Ekspor dalam 4 Tahun ke Depan
-
Ajak Kaum Muda Bertani, Presiden : Pertanian Berpeluang Besar di Masa Depan
-
Stok Pangan Nasional Aman Hingga Desember 2020, Padi Surplus 7 Juta Ton
-
Sumpah Pemuda, Petani Milenial: Kesejahteraan Pangan Dimulai dari Pertanian
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf
-
Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur
-
Siap-siap, Bank Mandiri Mau Bagikan Dividen Interim Rp 100 per Saham
-
UMKM Terdampak Banjir Sumatera Dapat Klaim Asuransi untuk Pemulihan Usaha