Suara.com - Pertumbuhan sektor pertanian nasional di kuartal III 2020, yang mencapai 2,15 persen, diapresiasi Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Tauhid. Pemerintah diminta juga membenahi dan memperbaiki kondisi kontraksi pada sub sektor peternakan dan perikanan yang turun, akibat melemahnya permintaan sektor hotel, restoran dan rumah makan.
"Saya kira, ini hal yang sangat positif di tengah sektor-sektor lainnya tumbuh negatif, meskipun belum normal sepenuhnya," ujar Tauhid, Jakarta, Sabtu (7/11/2020).
Ia menambahkan, semua capian positif ini, jika dilihat secara tahunan (y on y) maupun secara kuartalan (q to q) selalu didukung oleh banyaknya permintaan kebutuhan pada komoditas hortikultura dan perkebunan, baik untuk pasar dalam negeri maupun ekspor.
"Sektor pertanian selalu didukung permintaan yang lebih stabil, terutama pada komoditas hortikultura dan perkebunan, baik pasar dalam negeri maupun ekspor," katanya.
"Yang jelas perlu upaya kerja keras lagi, mengingat triwulan II tahun 2020 pertumbuhan y on y sudah 2,19 persen. Kontribusi, khususnya dari subsektor tanaman pangan, yang meskipun tetap positif di tengah panen raya kedua tanaman padi namun mengalami gejala penurunan permintaan seiring melemahnya daya beli," katanya.
Menyambung yang disampaikan Ahmad Tauhid, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri mengatakan, panen raya padi kedua yang masih berlangsung di sejumlah daerah dan merupakan kontribusi utama atas tumbuhnya sektor pertanian di kuartal III. Selain itu, ada juga pertumbuhan pada subsektor hortikultura yang dibarengi dengan peningkatan permintaan buah dan sayur.
"Dari perkebunan ada komoditas kakao, karet, cengkeh, tembakau yang berkontribusi. Pertumbuhan ini juga dipicu oleh serapan KUR pertanian yang terus berjalan dengan baik," katanya.
Di samping itu, lanjut Kuntoro, Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat, nilai ekspor pertanian pada periode Januari-September 2020 mencapai 2,82 miliar dolar AS, atau meningkat sebesar 9,7 persen jika dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya yang hanya 2,57 miliar dolar AS.
"Untuk nilai ekspor olahan pertanian pada periode yang sama juga meningkat sebesar 18,47 miliar dolar AS, atau 5,97 persen jika dibanding tahun lalu yang hanya 17,43 miliar dolar AS," katanya.
Baca Juga: Produksi Pertanian Meningkat, IPB Puji Kinerja Kementan
Kuntoro mengatakan, peningkatan yang terjadi juga memiliki dampak besar pada naikknya Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Juni-September, masing-masing sebesar 101,66 dan 101,74, dimana angka keduanya lebih besar dari 100.
Dengan angka tersebut, Kuntoro memastikan bahwa Kementan mampu memenuhi kebutuhan beras hingga akhir tahun mendatang. Kondisi ini dapat terlihat dari jumlah produksi beras Januari-September tahun 2020 yang mencapai 26,06 juta ton.
"Bahkan menurut rilis BPS diperkirakan sampai akhir Desember 2020 produksi beras akan mencapai 31,63 juta ton atau meningkat lebih dari 1 persen jika dibanding tahun sebelumnya. Dengan angka produksi tersebut maka akan ada stok di akhir tahun sebesar 7,4 juta ton," tutupnya.
Berita Terkait
-
Kementan Prediksi Sektor Pertanian Bakal Terus Tumbuh Hingga 2021
-
Panen Kedelai, Mentan Ajak Petani Penuhi Makanan Bergizi bagi Masyarakat
-
Mentan : Pasarnya Luas, Durian Jadi Buah Unggulan Indonesia
-
Mentan : Sektor Pertanian Paling Kuat Kembangkan Ekonomi Rakyat
-
Tarik Generasi Milenial, Kementan Ubah Image Bisnis Pertanian
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Purbaya Tantang Balik Rocky Gerung: Kalau Ekonomi Tumbuh 5-6 Persen, Harus Minta Maaf ke Saya
-
Proyek Jalan Tol Japeksel Capai 90 Persen, Jakarta-Bandung Bisa Jadi 45 Menit
-
Setelah Jadi Buron Hampir 1 Tahun, Bos Investree Adrian Gunadi yang Gelapkan Rp 2,7 T Ditangkap
-
Hotman Paris Ngeluh Bunga Deposito Turun, Menkeu Purbaya: Sabar, Rugi Sedikit!
-
Kopi Toejoean: UMKM Lokal Makin Kuat Bersama Rumah BUMN BRI
-
Harga Saham EMAS Tembus Rp 3.300, Analis Beberkan Prospek ke Depannya
-
Jadi Beban BUMN-BUMN, Ekonom Sarankan Transaksi Energi Primer Gunakan Rupiah
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Menkeu Purbaya Bikin Kejutan! Kebijakan Baru Ini Bikin Saham Rokok Berjaya, IHSG Ikut Menghijau
-
Tokocrypto Listing Token SOON, Buka Pintu Investor RI Jajal Teknologi Blockchain