Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan semua pihak agar selalu damai dan tenang dalam mengembangkan pariwisata.
Ia juga meminta, semua pihak juga tak menggunakan ide kekerasan yang membuat investasi tak datang untuk pariwisata.
"Saya ulangi, ketenangan dan kedamaian itu dilakukan pemimpin-pemimpin intelektual ini, jangan kita menjual ide kekerasaan, yang membuat negeri ini ditakuti orang," ujar Luhut dalam Rakornas Pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas, secara virtual, Jumat (27/11/2020).
Selain itu, Menteri Kelautan dan Perikanan ad Interim ini juga mengingatkan agar beberapa pihak tak menggunakan kepentingan politik dalam pengembangan pariwisata.
"Saya serius sebagai yang paling senior di ruangan ini, saya ingin sampaikan itu. Jangan sampai karena kepentingan-kepentingan politik kita, ambisi-ambisi politik kita, birahi kekuasaan kita bikin keributan-keributan," ucap dia.
Luhut mengungkapkan, pengembangan beberapa pariwisata di Indonesia justru bakal menguntungkan masyarakat sekitar destinasi.
Pasalnya, pengembangan pariwisata itu akan melahirkan lapangan kerja yang bisa menyerap masyarakat lokal.
"Tidak hanya sekadar kita berorasi membuat orang, memarahi orang, mencaci maki orang lain. Kita jauhlah dari situ. Kita sekarang membuat lapangan kerja, bagaimana membantu orang menciptakan lapangan kerja bagaimana mendidik orang untuk ramah tamah, jangan kebencian yang kita tampilkan," tegas Luhut.
Luhut menyebut, destinasi pariwisata Indonesia kurang menjual dibanding pariwisata negara lain.
Baca Juga: Menko Luhut : Pariwisata Kita Bagus, Tapi Kurang Menjual
Menurut Luhut, pariwisata Indonesia memang paling indah dibanding negara, hanya saja promosi hingga pembangunan infrastruktur di daerah pariwisata tersebut belum memadai.
Sehingga, turis lebih memilih berwisata di negara lain ketimbang di Indonesia.
"Saya cukup banyak keliling dunia apa yang kita lihat di Labuan Bajo, Mandalika, Bali di beberapa spot Toba, itu tempat yang sangat indah sekali. Tapi kita kurang menjual karena banyak hal tadi masalah infrasruktur, ramah-tamahan," katanya.
Kemudian, tutur Luhut, permasalahan budaya yang ada di destinasi pariwisata Indonesia juga masih belum ditonjolkan.
Padahal, katanya, Indonesia kaya akan budaya yang bisa ditonjolkan dalam destinasi pariwisata.
"Kebudayaan masih Thailand, masak budaya kita kalah dengan mereka, tidak ada cerita itu," pungkas mantan Kepala Staf Presiden itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Antam Impor 30 Ton Emas dari Singapura, DPR Minta Kemendag dan Kemenperin Batasi Ekspor Emas
-
Inalum Akan Ambil Alih Tambang Bauksit Antam
-
Indonesia Pasar Kripto Terbesar Kedua di Asia Pasifik
-
Antrean Haji Semakin Panjang, Perencanaan Keuangan Sejak Belia Kian Penting
-
BRI Resmikan Regional Treasury Team Medan untuk Perkuat Layanan Keuangan di Sumatera
-
Mengenal Cropty Wallet, Dompet Kripto bagi Pemula yang Antiribet dan Hadirkan Berbagai Keunggulan
-
Penambangan Tanpa Izin Jadi Ancaman, Kopsindo Dukung Pemerintah untuk Lakukan Penertiban
-
Rupiah Ditutup Menguat Senin Sore, Ini Pemicunya
-
Adrian Gunadi Telah Ditangkap, Daftar Tersangka Kasus di Sektor Keuangan yang Masih Buron
-
Antam Impor 30 Ton Emas dari Singapura dan Australia