Suara.com - Widjo Handoko (58) merupakan salah satu peserta Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN - KIS) yang sudah berkali-kali merasakan manfaat program ini. Ia merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sudah mendapatkan kartu sejak masih PT Askes (Persero), hingga sekarang menjadi BPJS Kesehatan.
Menjadi peserta Program JKN - KIS sejak lama, membuat Widjo dan keluarganya selalu merasa terlindungi dan tenang ketika ada anggota keluarga yang sakit. Ia menyampaikan, sudah berkali-kali menggunakan layanan program ini ketika ada yang sakit, dan tidak ada kendala saat menggunakannya.
“Saya dan keluarga sudah berkali-kali menggunakan kartu KIS untuk berobat, baik rawat inap maupun rawat jalan, dan semuanya dilayani dengan baik dan tidak ada kendala apapun selama menggunakan kartu KIS ini,” tutur Widjo, sembari menunjukkan kartu KIS yang dia punya, Selasa (2/12/2020).
Dia memuji pelayanan kesehatan yang diterimanya dan keluarganya, karena selalu mendapat pelayanan yang memuaskan. Bahkan ia pernah menderita sakit typhus dalam satu bulan, sampai dua kali harus rawat inap. Istrinya, di bulan yang sama memerlukan rawat inap. Semua biaya pengobatan dijamin oleh BPJS kesehatan.
“Total di bulan itu, ada tiga kali rawat inap di keluarga saya, dan semua rawat biaya dijamin BPJS Kesehatan. Saya hanya menambah biaya sedikit, karena saya naik tingkat kamar perawatan. Saya tidak membayangkan, jika tidak memakai JKN - KIS, berapa biaya yang harus saya dan keluarga keluarkan untuk biaya rawat inap,” jelas Widjo.
Dia sangat berharap, Program JKN - KIS ini akan tetap terus berjalan, karena manfaatnya kepada masyarakat sangat besar, terutama untuk orang yang tidak mampu, yang untuk makan sehari-hari saja sudah pas-pasan.
“Alhamdulillah, saya yang sudah memiliki penghasilan tetap setiap bulan masih merasa terbantu dengan adanya program ini. Apalagi untuk warga yang kurang mampu, pasti mereka sangat membutuhkannya. Saya juga berharap, agar saya dan keluarga selalu sehat, agar iuran yang kami bayarkan setiap bulan dapat membantu orang lain yang sedang sakit dan membutuhkan. Karena memang pada prinsipnya program ini adalah gotong royong,” tutur Widjo.
Berita Terkait
-
Tanpa Bayar Iuran, Ani Zahara Tetap Dapat Pelayanan Kesehatan Memuaskan
-
Dokter Ini Bagikan Kisah Harunya Menolong Pasien
-
Jamin Pengobatan Jantung Neneknya, Mayang Apresiasi Program JKN-KIS
-
75 Persen Perawat Meninggal Akibat Covid Tertular Dari Pasien Rawat Inap
-
BPJS Kesehatan : Penyesuaian Iuran Diiringi Peningkatan Kepuasan Peserta
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
Harga Emas Antam Melonjak Drastis dalam Sepekan
-
Hari Minggu Diwarnai Pelemahan Harga Emas di Pegadaian, Cek Selengkapnya
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah