Suara.com - Direktur Pengembangan Bisnis PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) Diwe Novara mengatakan, pandemi covid-19 telah membawa perubahan yang cukup substansial terhadap ekonomi, terhadap cara beraktivitas dan bertransaksi, termasuk perubahan prioritas-prioritas dan keputusan-keputusan ekonomi.
Ini terjadi pada semua pelaku ekonomi, baik household (rumah tangga), perusahaan/bisnis maupun pemerintah.
“Perubahan ini tentu membawa peluang sekaligus ancaman bagi dunia usaha. Artinya sepanjang kita jeli membaca situasi dan cepat dalam beradaptasi dengan tatanan baru ini, tentu akan semakin banyak peluang yang bisa kita tangkap, bahkan lebih banyak dari sebelum pandemi. Sekaligus, meminimalisir dampak negatif dari ancaman-ancaman tersebut,” kata Diwe, Kamis (10/12/2020).
Diwe mengaku, pihaknya melakukan perubahan yang cukup drastis terhadap strategi perusahaan di saat pandemi. Dari yang semula lebih pada growth strategy menjadi defensive strategy.
“Yang penting kita lindungi dulu akun-akun perpanjangan. Kemudian, fokus pada COB-COB yang tetap tumbuh dengan margin yang baik, di antaranya: Marine Hull, Property, Suretyship,” katanya.
Asuransi Jasindo pun mengetatkan kebijakan underwriting menjadi lebih prudent serta memastikan cashflow sehat dengan pengelolaan piutang yang lebih ketat.
Di balik pandemi itu, tahun 2020 juga menjadi tahun bersejarah bagi Asuransi Jasindo karena berdirinya Holding Indonesia Financial Group (IFG) dengan induk holding PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia.
“Disitu ada Asuransi Jasindo, Askrindo, Jamkrindo dan Bahana Group. Di awal pembentukan, memang sinergi antar-anggota holding akan diperkuat dan itu kita mulai terjemahkan bentuk-bentuk kerjasamanya untuk mengisi bisnis,” ujarnya.
Bagian dari defensive strategy selanjutnya adalah meluncurkan program Cost Leadership yang prinsipnya fokus pada efisiensi biaya dan restrukturisasi bisnis yang paling terdampak Covid-19.
Baca Juga: Terapkan ISO 370001, Asuransi Jasindo Peroleh Apresiasi Pelaku Usaha
Strategi ketiga adalah conservative investment dengan fokus pada investasi yang likuid dan instrumen yang berisiko rendah.
Penempatan investasi pada instrumen yang likuid dan aman dengan mengurangi porsi pada instrumen yang bersifat risiko tinggi seperti saham dan reksadana saham/campuran dan beralih pada instrumen dengan risiko yang lebih rendah seperti deposito, obligasi dan reksadana pendapatan tetap.
“Di samping itu, kami juga memilih instrumen dengan maturity profile pendek dan likuid. Ini strategi sebagai upaya mengamankan posisi 2020 dulu. Tentu ada strategi pendukung yang utamanya bersifat adaptif,” lanjutnya.
Strategi di 2021
Untuk tahun 2021, Asuransi Jasindo membuat strategi bertajuk “The New Jasindo”. Strategi fokus pada proses bisnis dan SDM: New Win, New Way, New Wave. Di aspek bisnis (The New Win), Asuransi Jasindo sudah mulai membuat prioritas pada bisnis yang akan menjadi fokus utama, bisnis mana yang akan menjadi pelengkap dan mana yang akan dikurangi.
“Semuanya berpatok pada potensi net income-nya,” kata Diwe.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
Maganghub Kemnaker: Syarat, Jadwal Pendaftaran, Uang Saku dan Sektor Pekerjaan
-
Perusahaan Ini Sulap Lahan Bekas Tambang jadi Sumber Air Bersih
-
2 Hari 2 Kilang Minyak Besar Terbakar Hebat, Ini 5 Faktanya
-
IHSG Tutup Pekan di Zona Hijau: Saham Milik Grup Djarum Masuk Top Losers
-
Maganghub Kemnaker Dapat Gaji Rp 3.000.000 per Bulan? Ini Rinciannya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
Meski Banyak Kasus Keracunan, Luhut Mau MBG Jalan Terus
-
Pertamina Siapkan Kualitas SDM Pelopor Ketahanan Pangan dan Transisi Energi
-
Dituding Bahlil Salah Baca Data Subsidi LPG 3 Kg, Menkeu Purbaya: Mungkin Cara Lihatnya yang Beda