Suara.com - Lutfi, terkulai lemas di atas kasur. Tubuhnya kurus dan hanya tulang terbungkus kulit saja Tubuhnya seperti tak ada daging, karena tak ada secuil pun makanan yang dia makan. Tetapi setiap hari dia harus buang air kecil dan besar.
Bukan karena tak ada makanan atau makanannya tak enak, tapi perutnya menolak untuk menerima makanan apapun, kecuali air mineral. Itu pun tak banyak.
Kian hari, kondisinya makin terpuruk. Dari berat badan 38 kilogram menyusut hanya 24 kilogram saja. Sangat kurus untuk remaja seusia 17 tahunan itu.
Namanya Muhamad Lutfi, tinggal di Kelurahan Pondok Benda, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Dia, menderita sakit lambung dan radang usus. Penyakit itu dia derita akibat terlalu sering telat makan nasi dan memilih konsumsi jajanan pedas.
Pola makan yang tidak teratur itu, karena Lutfi terlalu sibuk dengan berbagai kegiatan belajar dan organisasi di sekolah.
"Gejala awalnya diare berkepanjangan sampai aku dibawa ke rumah sakit karena udah terlalu banyak mengeluarkan dan nggak ada makanan yang masuk," kata Lutfi bercerita.
Lutfi mengaku, dirinya sudah memiliki penyakit mag sejak duduk di bangku sekolah dasar. Itu, kemudian semakin parah saat dirinya menginjak bangku SMK.
"Dari kelas lima SD aku udah punya penyakit mag. Karena banyak kegiatan yang dijalani saat SMK ini mulai dari organisasi, tugas sekolah, e-learning, dan lainnya kadang telat makan dan teman-teman pun ngajakin makannya yang pedes. Lama kelamaan lambungku sakit dan radang usus," ungkap Lutfi yang kini kelas XI di SMK Muhammadiyah Parakan, Pamulang, Tangsel.
Kondisinya semakin memburuk pada Agustus 2020 lalu dimana Covid-19 masih mewabah. Meski begitu, Lutfi tak langsung berobat ke rumah sakit lantaran terbentur biaya.
Baca Juga: Mudahkan Publik untuk Akses, BPJS Kesehatan Luncurkan Data 2015 - 2018
Kondisinya makin parah, berat badannya semakin turun drastis. Tubuhnya mulai menyusut dan alami kejang-kejang.
"Awal September baru dirawat di rumah sakit. Berat badan saya makin turun drastis sampai 24 kilogram dan sempat kejang-kejang. Tapi alhamdulillah, setelah itu ada perkembangan baik dan sampai akhirnya bisa sehat," tutur Lutfi berkaca-kaca terharu dengan kondisi yang dialami.
Lutfi, dirawat selama satu minggu di Rumah Sakit Sari Asih, Ciputat, Tangsel. Selama menjalani perawatan, Lutfi mengandalkan bantuan dari BPJS Kesehatan. Kalau tidak dibantu itu tidak ada BPJS Kesehatan, Lutfi tak bisa membayangkan kondisi dirinya bisa bertahan dari sakitnya hingga saat ini.
"Aku berobat pakai BPJS Kesehatan karena untuk bayar rumah sakit yang begitu mahal nggak mampu, karena aku bukan berasal dari keluarga yang mampu," ungkapnya mencoba tegar.
Saat sakit, Lutfi dirawat oleh tantenya bernama Neneng. Neneng pun merasa sangat terbantu, berkat adanya BPJS Kesehatan, keponakannya Lutfi kini bisa sehat lagi.
"Iya, kalo enggak pake itu (BPJS Kesehatan), mau dapet dari mana buat berobat," kata Neneng.
Berita Terkait
-
Sulistyowati: Layanan Kontrol Jantung selalu Nyaman dengan JKN - KIS
-
Terbebas dari Biaya Puluhan Juta, Ray Bersyukur atas JKN - KIS
-
Manfaat Program JKN - KIS Terasa Nyata bagi Masykur
-
JKN - KIS Tanggung Biaya Pengobatan Stroke Istri Suaib
-
Hanya JKN - KIS yang Jamin Layanan Pasien Kanker Sampai Tuntas
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
-
Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T