Suara.com - Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury menyebut BUMN akan merubah model bisnisnya pada tahun 2021. Terutama pada BUMN-BUMN di sektor kesehatan.
Menurutnya, selama ini BUMN sektor kesehatan selalu melakukan impor bahan baku untuk farmasi.
Namun, kebiasaan itu nantinya diubah yang mana BUMN sendiri yang membuat bahan baku untuk farmasi.
Salah satunya, lanjut Pahala, dengan cara BUMN sektor kesehatan akan bermitra dengan BUMN sektor Minyak dan Gas (Migas) untuk membuat bahan baku farmasi.
"Kita ketahui saat ini 95 persen bahan-bahan baku itu untuk sektor farmasi impor dan tentunya melalui kemitraan dalam sektor farmasi dengan sektor migas," ujar Pahala dalam CEO Forum secara virtual, Kamis (21/1/2021).
Mantan Dirut Bank BTN ini menuturkan, salah satu obat yang akan dibuat yaitu paracetamol. Saat ini, katanya, bahan baku untuk membuat paracetamol masih impor.
Maka dari itu, Pahala akan menugaskan PT Kimia Farma (Persero) bermitra dengan PT Pertamina (Persero) untuk membuat bahan baku paracetamol.
"Tahun ini kami sudah tanda tangan kerja sama antara Kimia Farma dan kilang Pertamina Indonesia anak perusahaan dari pertamina atau sub holding Pertamina, di mana kita bangun kebutuhan kembangkan bahan baku paracetamol," ucap dia.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyinggung masih adanya mafia-mafia yang menahan bahan baku obat dan alat kesehatan. Sehingga, para produsen terpaksa untuk melakukan impor.
Baca Juga: Mahasiswa Lampung tewas di Indekos, Ditemukan Paracetamol dan Obat Lambung
"Janganlah negara kita yang besar ini selalu terjebak praktik-praktik yang kotor, sehingga alat kesehatan musti impor, bahan baku musti impor. Saya minta semua yang hadir di sini punya komitmen secara pribadi, kita harus bongkar hal-hal itu," ujar Erick Thohir.
Menurut Erick Thohir mafia bahan baku obat dan alat kesehatan musti diperangi. Terlebih Presiden Jokowi memberikan dukungan akan pemberantasan mafia tersebut.
"Akhirnya kita terjebak short term policy. Didominasi oleh mafia-mafia trader-trader itu. Kita harus lawan dan Pak Jokowi punya keberpihakan itu," tambahnya.
Menurut Erick di tengah kondisi pandemi Virus Corona sejumlah perusahaan harus bersinergi untuk memproduksi alat kesehatan yang sangat dibutuhkan saat ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga