Suara.com - Sejumlah bencana alam melanda Indonesia. Beberapa waktu lalu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, sempat mengalami banjir yang melanda 16.354 hektare lahan sawah. Di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, banjir merendam 200 hektare sawah, tepatnya di Desa Lemah Putih, Kecamatan Brati.
Banjir terjadi akibat meluapnya anak Sungai Lusi. Genangan air di lahan pertanian mencapai 1,5 meter. Sementara di Desa Done, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, merusak puluh hektare lahan petanian.
Untuk itulah, Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong petani untuk ikut program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) mengingat saat ini rawan terjadi bencana alam. Asuransi ini untuk mengantisipasi kerugian petani bila terjadi gagal panen.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, jika ikut asuransi, petani akan tenang dalam menghadapi kondisi buruk. Apalagi, Kementan bersama PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) telah meluncurkan aplikasi Proteksi Pertanian (Protan) untuk memudahkan petani daftar atau klaim asuransi.
“Petani harus selalu mengantisipasi kemungkinan yang terjadi di lahan pertanian. Utamanya yang bisa menyebabkan gagal panen. Kondisi gagal panen bisa membuat petani merugi. Namun, kondisi tersebut bisa diatasi dengan asuransi,” kata Mentan SYL, Rabu (3/2/2021).
Ia menyambut baik terobosan yang dilakukan untuk membantu petani. Menurutnya, aplikasi ini adalah terobosan dan langkah maju.
"Pertanian sudah memasuki era 4.0, artinya petani pun harus mempersiapkan diri menyambut era digital. Salah satunya untuk memanfaatkan Aplikasi Protan,” katanya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, Protan sangat membantu petani. Petani semakin dipermudah dalam mengurus asuransi. Lewat aplikasi Protan ini, proses pendaftaran hingga klaim bisa dilakukan dengan mudah.
"Asuransi adalah bagian penting untuk melindungi petani dari kerugian. Asuransi bisa memberikan ganti rugi saat lahan pertanian mengalami gagal panen. Ada klaim yang diberikan, sebesar Rp 6 juta/hektare (ha). Klaim ini bisa dimanfaatkan petani untuk tanam kembali,” ujar Sarwo.
Baca Juga: Ditjen PSP Kementan Atur Strategi Percepat Serapan Anggaran
Direktur Pengembangan Bisnis Asuransi Jasindo, Diwe Novara mengatakan, aplikasi Protan ditujukan bagi petani dan peternak di seluruh Indonesia. Fitur aplikasi protan dilengkapi dengan pengukuran polygon area kerusakan lahan yang mengalami gagal panen.
Selain itu, ada geolocation koordinat lahan, auto generate download formulir, penyimpanan data klaim, update status pelaporan klaim, dan informasi seputar pertanian dan peternakan.
Aplikasi yang dapat diakses melalui perangkat mobile ini juga mempermudah petugas penyuluh lapangan (PPL), petugas organisme pengendali tumbuhan (POPT), dan petugas kesehatan hewan dalam melapor klaim Asuransi Usaha Ternak Sapi/Kerbau (AUTS/K) dan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Pasalnya, semua itu cukup dilakukan melalui ponsel masing-masing.
Asuransi Jasindo sejak tahun 2015 hingga saat ini mendapatkan penunjukan dari pemerintah untuk menjalankan program bantuan premi asuransi usaha tani padi (AUTP).
Menurut Diwe, setiap tahun pencapaian program AUTP dan AUTSK terus meningkat. Tahun 2020 target luasan AUTP 1 juta ha dan tercapai 100% dengan total kepesertaan 1,4 juta petani. Sementara untuk Asuransi Usaha Ternak Sapi/Kerbau (AUTS/K) tercapai 120.000 ekor dengan total kepesertaan 56.000 peternak.
Tak hanya komitmen pencapaian target bantuan premi AUTP dan AUTS/K, Jasindo juga mulai tahun 2019 meningkatkan layanan pendaftaran melalui digital, yaitu melalui aplikasi Sistem Informasi Asuransi Pertanian (SIAP). Aplikasi SIAP diharapkan mampu meningkatkan aksesibilitas Kelompok Tani dalam mendapatkan manfaat program AUTP dan AUTS/K.
Berita Terkait
-
Mentan : Petani yang Butuh Pupuk Bersubsidi Bisa Mendapat sesuai Kebutuhan
-
Nilai Tukar Petani Naik di Januari 2021, Ini Komoditas yang Mempengaruhinya
-
Ratusan Hektare Padi di Kawasan Food Estate Pulang Pisau Siap Dipanen
-
Alokasi Pupuk Bersubsidi Untuk Banyuwangi Naik 24.422 Ton
-
Ditjen PSP Kementan Atur Strategi Percepat Serapan Anggaran
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Prudential Syariah Bayarkan Klaim dan Manfaat Rp1,5 Triliun Hingga Kuartal III 2025
-
Rupiah Melemah, Sentimen Suku Bunga The Fed Jadi Faktor Pemberat
-
Daftar Pinjol Berizin Resmi OJK: Update November 2025
-
Survei: BI Bakal Tahan Suku Bunga di 4,75 Persen, Siapkan Kejutan di Desember
-
Berapa Uang yang Dibutuhkan untuk Capai Financial Freedom? Begini Trik Menghitungnya
-
Tiru Negara ASEAN, Kemenkeu Bidik Tarif Cukai Minuman Manis Rp1.700/Liter
-
Pemerintah Bidik Pemasukan Tambahan Rp2 Triliun dari Bea Keluar Emas Batangan di 2026
-
BRI Dukung PRABU Expo 2025, Dorong Transformasi Teknologi bagi UMKM Naik Kelas
-
Bunga KUR Resmi Flat 6 Persen dan Batas Pengajuan Dihapus
-
Finex Rayakan 13 Tahun Berkarya