Suara.com - Besarnya portofolio kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang dimiliki BRI dinilai sebagai hal yang positif. Porsi kredit UMKM BRI tersebut terus meningkat ditengah periode pandemi menjadi 82,13 persen dari total kredit.
Selain karena telah dikenal sebagai bank wong cilik, BRI dianggap wajar memiliki portofolio besar di segmen UMKM ,karena jaringannya yang menjangkau hingga penjuru Nusantara.
Kepala Pusat Kajian Iklim Usaha dan Rantai Nilai Global Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB Universitas Indonesia, Mohamad Dian Revindo mengatakan, selama ini, BRI telah dikenal sebagai bank yang paling bersentuhan dengan UMKM. Pandangan ini muncul, karena BRI menjadi bank yang banyak melayani kebutuhan layanan keuangan masyarakat di pedesaan, mulai dari penyediaan tabungan hingga pinjaman.
“BRI memang bank yang dari sejarahnya paling bersentuhan dengan usaha UMKM, khususnya yang berskala mikro. Dan jangan lupa, kontribusi BRI dengan masyarakat pedesaan dan usaha mikro itu bukan hanya dalam bentuk kredit, karena keuangan mikro bukan hanya tentang kredit mikro, tetapi juga tabungan mikro, asuransi mikro, serta edukasi nasabah dalam mengelola keuangannya,” ujar Revindo.
Karena banyak melayani nasabah di kawasan pedesaan dan UMKM, maka tak heran apabila rasio kredit yang dimiliki BRI didominasi oleh nasabah segmen tersebut. Menurut Revindo, BRI wajar menjadi bank terdepan dalam membantu pembiayaan UMKM karena perusahaan ini telah bergerak di segmen tersebut sejak puluhan tahun lalu.
“Kalau BRI saat ini berperan besar dalam penyaluran kredit untuk usaha mikro, itu memang karena sudah sejak 1985 BRI menyalurkan Kupedes melalui jaringan unitnya yang ada hampir di seluruh kecamatan, dan bahkan tidak sedikit di tingkat desa. Saat ini, BRI punya lebih dari 10 ribu unit kerja, sangat wajar jika menjadi ujung tombak penyaluran kredit untuk usaha mikro,” tuturnya.
Sepanjang 2020, secara konsolidasian BRI telah menyalurkan kredit senilai Rp 938,37 triliun atau tumbuh 3,89 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Dari jumlah tersebut, 82,13 persen merupakan kredit yang disalurkan terhadap segmen UMKM.
Dibedah lebih lanjut, sepanjang 2020 BRI berhasil menyalurkan kredit bagi debitur segmen Mikro senilai Rp 351,3 triliun. Jumlah ini mencapai 40 persen dari nilai portofolio BRI.
Kemudian, rasio NPL (non performing loan) BRI secara konsolidasian tercatat 2,99 persen dengan NPL Coverage mencapai 237,73 persen. Tingkat NPL ini bisa dibilang terjaga dengan baik ditengah kondisi pandemi yang cukup menghantam segmen UMKM Indonesia.
Baca Juga: BRI Sasar 57 Juta Usaha Ultra Mikro dengan Platform Digital
Revindo juga berpendapat bahwa kehati-hatian BRI dalam menjaga sustainability-nya di tengah pandemi yang belum kunjung usai, juga terlihat dari nilai pencadangan kerugian yang kuat.
“BRI memelopori literasi keuangan masyarakat desa dan usaha mikro sudah sejak puluhan tahun lalu. Literasi keuangan inilah yang sekarang menjadi isu penting. Tanpa literasi keuangan, non performing loan dari kredit segmen mikro akan tingi karena mereka tidak terbiasa menyisihkan/menabung penghasilannya. Tanpa literasi keuangan juga banyak usaha mikro memilih untuk tidak mengajukan pinjaman ke bank karena tidak bisa mengidentifikasi kebutuhan dananya atau enggan berurusan dengan utang bank,” tutupnya.
Tag
Berita Terkait
- 
            
              Komisi VI DPR Dukung Percepatan Pembentukan Holding Ultra Mikro
 - 
            
              4 Faktor Ini Bisa Pengaruhi Target Pertumbuhan Ekonomi RI di 2021
 - 
            
              Tumbuh Double Digit, Ini Rincian Kredit Mikro yang Disalurkan BRI pada 2020
 - 
            
              Syarat dan Cara Daftar BPUM Rp 2,4 Juta Periode 2021, Segera Bisa Dicairkan
 - 
            
              Ssttt! Sberbank Bocorkan Rahasia Kelola Pendidikan Korporat pada BRI
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
 - 
            
              Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
 - 
            
              Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
 - 
            
              Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
 - 
            
              Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
 - 
            
              Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
 - 
            
              Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
 - 
            
              IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
 - 
            
              Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T
 - 
            
              Rupiah Terkapar Lemah di Penutupan Hari Ini ke Level Rp 16.700 per USD