Suara.com - Bisnis penjualan produk secara daring atau e-commerce semakin memikat kalangan korporasi untuk memutar investasi dan meraup laba usaha.
Penggunaan internet oleh masyarakat yang makin massif dan terus membaiknya infrastruktur jaringan internet, ditambah tren aktivitas melalui smartphone memacu perusahaan merambah digitalisasi bisnis mereka.
Peluang ini juga dicermati oleh MNC Group. Melalui lini bisnis homeshopping PT MNC GS Homeshopping (MSHOP) yang telah berdiri 8 tahun, perusahaan itu melakukan rebranding dengan melebarkan sayap bisnis ke dunia online menjadi eMShop dengan tajuk The Best Online Specialty Store.
Direktur Utama eMShop Jimmy Jeremia menegaskan bisnis tidak lepas dari trend budaya yang terjadi. Saat ini budaya online sudah merambat ke segala lini kehidupan.
“Inovasi teknologi kini sudah tidak terbatas. Orang bisa bayar apapun hanya dengan satu ketukan jari dari telepon pintarnya,” ujar Jimmy ditulis Jumat (19/2/2021).
Diakuinya, eMShop memang turut hadir meramaikan bisnis penjualan online. Meski begitu, eksklusivitas produk tetap menjadi prioritas, harga juga bersaing, serta paket produk yang lengkap ditambah hadiah ekstra lainnya merupakan salah satu strategi perusahaan.
Perluasan media yang digunakan juga dilakukan dan digadang-gadang efektif menggaet pelanggan.
Pihaknya juga berkolaborasi untuk memudahkan transaksi seperti menggandeng layanan pembayaran GoPay hingga Ovo Pay nantinya juga dapat dinikmati para pelanggan.
Strategi kolaborasi juga merambah pada penyediaan produk. Pada produk tertentu, eMShop membidik kalangan milenial dan generasi Z yang memiliki pola konsumsi dan belanja yang berbeda.
Baca Juga: Peta Persaingan E-Commerce di Indonesia di Tahun 2020
Kebutuhan akan identitas dan pembeda pada generasi ini, direspons sebagai peluang baru dalam menyodorkan ragam produk. Misalnya, pada produk tumbler, eMShop menggandeng seniman mural Darbotz yang mendesain tumbler secara eksklusif.
Darbotz merupakan salah satu seniman Mural art yang sudah terkenal baik di Indonesia maupun mancanegara.
“Cumi Kong” menjadi salah satu ikon yang digunakan Darbotz pada banyak design muralnya. Diyakini, dengan desain oleh Darbotz dan target pasar spesifik maka hal ini memiliki daya jual yang tinggi di kalangan milenial.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Pakar Ingatkan Risiko Harga Emas, Saham, hingga Kripto Anjlok Tahun Depan!
-
DPR Tegaskan RUU P2SK Penting untuk Mengatur Tata Kelola Perdagangan Aset Kripto
-
Mengapa Rupiah Loyo di 2025?
-
Dukungan LPDB Perkuat Layanan Koperasi Jasa Keselamatan Radiasi dan Lingkungan
-
LPDB Koperasi Dukung Koperasi Kelola Tambang, Dorong Keadilan Ekonomi bagi Penambang Rakyat
-
Profil Agustina Wilujeng: Punya Kekayaan Miliaran, Namanya Muncul di Kasus Chromebook
-
RUPSLB BRI 2025 Sahkan RKAP 2026 dan Perubahan Anggaran Dasar
-
Pemerintah Jamin UMP Tak Bakal Turun Meski Ekonomi Daerah Loyo
-
Mengapa Perusahaan Rela Dijual ke Publik? Memahami Gegap Gempita Hajatan IPO
-
KEK Mandalika Kembali Dikembangkan, Mau Bangun Marina