Suara.com - Data dan statistik sektor pertanian menunjukan pertumbuhan positif, yakni mencapai 2,59 persen, dengan subsektor tanaman pangan sebagai penyumbang tertingginya, yaitu 10,47 persen.
Hal ini dikemukakan Direktur Neraca dan Produksi pada Badan Pusat Statistik (BPS), Dody Herlando, yang diwakili Koordinator Fungsi Konsolidasi Neraca Produksi Nasional, Nur Indah Kristiani.
Ia mengapresiasi kontribusi sektor pertanian terhadap proses pemulihan ekonomi nasional selama krisis pandemi Covid 19, yakni sejak tahun 2019 hingga memasuki bulan kedua tahun ini.
Menurut Indah, angka tersebut didorong oleh adanya peningkatan luas panen dan produksi padi, jagung, ubi kayu serta dukungan cuaca yang rekatif bagus.
"Selain itu, BPS juga mencatat bahwa sektor pertanian berkontribusi terhadap pertumbuhan 5 sektor lapangan kerja. Kalau kita lihat dari perdagangan produk pertanian ke luar negeri juga mengalami kenanaikan sebesar 14 persen, dengan 3 komoditas utamanya, yakni kopi, tanaman obat dan rempah," ujarnya, dalam diskusi Talkshow LPEM UI, Selasa (23/2/2021).
Indah mengatakan, berbagai perbaikan pada sektor pertaniaj juga berdampak besar pada kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTP). NTP, kata Indah, mengalami kenaikan 0,74 persen jika dibandingkan 2019. Sedangkan NTP di bulan Desember (M to M) naik sebesar 0,37 persen. Adapun untuk NTUP, angkanya mencapai 0,70 persen untuk periode Bulan Desember 2020.
"Ke depan, sektor pertanian memiliki peluang besar untuk meningkatkan ekonomi nasional. Sampai saat ini, rata-rata pendapatan petani mencapai Rp 1,9 juta dan menumbuhkan lapangan usaha pertanian sebesar 13 persen," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Jamhari mengatakan, sejak dulu, sektor pertanian selalu memberi banyak peran, baik dalam skala ekonomi mikro maupun makro. Peranan tersebut dinilai sangat sentral, karena sektor pertanian mempengaruhi banyak sektor lain.
"Tidak akan ada restoran, penggilingan industri manufaktur dan lain-lain, kalau tidak ada produksi pangan. Saya kira, peran sektor pertanian itu tidak tergantikan oleh sektor lain. Bahkan pertanian setelah Covid-19, saya kira masih akan berpeluang besar, karena produk pertanian ke depan bukan hanya untuk makanan, namun juga untuk bahan baku pengolahan," katanya.
Baca Juga: Mengenal Pisang Kepok dan Pisang INA 03, Hasil Pemuliaan Kementan
Jamhari mengajak semua pihak untuk terlibat langsung dalam proses pembangunan sektor pertanian yang sedang berjalan. Ajakan tersebut disampaikannya, terutama untuk kalangan generasi muda yang memiliki kemampuan teknologi serta daya saing yang sangat tinggi.
"Kita harus ingat bahwa ke depan, potensi sektor pertanian sangat bagus untuk menopang hidup. Kalau bukan kita siapa lagi yang menjaga alam kita dan yang menjaga keanekaragaman hayati dan konsumsi kita," tutupnya.
Berita Terkait
-
Distribusi di Pamekasan Aman, Petani Bisa Tebus Pupuk Bersubsidi
-
Dekan Pertanian UGM: Kita Harus Membentuk Karakter Konsumsi Pangan Lokal
-
Sektor Pertanian saat Pandemi, Dorodjatun: Untung Pangan Tak Jadi Soal
-
UI : 1% Pertumbuhan Pertanian Berdampak pada 1,36% Pertumbuhan Industri
-
Mentan Minta Para Petani Gunakan Pupuk Bersubsidi dengan Baik
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Kuartal Panas Crypto 2025: Lonjakan Volume, Arus Institusional dan Minat Baru Investor
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing