Suara.com - Setiap 1 persen pertumbuhan sektor pertanian, secara tidak langsung berdampak besar terhadap tumbuh kembangnya 1,36 persen pertumbuhan Industri. Fakta ini merupakan hasil penelitian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI).
"Ini hasil temuan penelitian kita, dimana setiap 1 persen pertumbuhan sektor pertanian, ada 1,36 persen industri yang tumbuh secara masif. Jadi saya kira, hubungan antara pertanian dan perekonomian lebih kuat dibanding hubunganya dengan sektor industri," ujar peneliti senior LPEM FEB UI, Riyanto, dalam diskusi talkshow berjudul "Menakar Kekuatan Sektor Pertanian Sebagai Penopang Ekonomi Nasional", yang digelar secara virtual, Jakarta, Selasa (23/2/2021).
Ia menambahkan, pertanian dan agroindustri memiliki potensi besar untuk menjadi mesin penggerak dalam mendorong transformasi struktural, yang selama ini belum tuntas. Keduanya diperkirakan akan menjadi motor penggerak dalam perbaikan dan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Sektor pertanian selalu jadi bahan baku industri. Makanya, hulu ke hilir memiliki dampak positif. Jadi menurut saya, subsektor manufaktur yang musti didorong adalah sektor pertanian. Kenapa, karena bahan bakunya pasti menggunakan bahan pertanian, bahkan mencapai 24 persen," katanya.
Menurut Riyanto, sektor pertanian selalu dipuja, baik ketika krisis maupun saat resesi. Namun kontribusi sektor pertanian seringkali dilupakan saat kondisi dan situasi nasional mulai kembali normal.
"Pertanian selalu menopang dan mampu menghela napas, ketika krisis ekonomi 98 dan resesi ekonomi 2020. Namun ketika dalam kondisi normal, orang sering melupakan kontribusi sektor pertanian. Bahkan tahun 2020, saya gembira karena ekspor pertanian tumbuh 14 persen, walaupun kecendrungan ekspor dan menekan impor adalah kerja keras yang harus kita kerjakan bersama," tutupnya.
Berita Terkait
-
Mentan Minta Para Petani Gunakan Pupuk Bersubsidi dengan Baik
-
Hindari Rugi saat Panen Gagal, Mentan Ajak Petani Asuransikan Lahannya
-
Sambangi Ponpes Al Ghazaly, Mentan SYL Dorong Aksi Kolaboratif Lawan Corona
-
Rektor IPB : Soal Ketahanan Pangan, Indonesia Unggul dari Negara Lain
-
IPB Apresiasi Pertumbuhan Sektor Pertanian di Masa Pandemi Covid-19
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Dari Jalan Cepat hingga Fashion Show, Begini Cara Seru Peserta BPJS Jaga Kesehatan
-
Sektor Produksi Jadi Penopang, BRI Salurkan KUR Rp130,2 Triliun hingga September 2025
-
Sama dengan Indonesia, Malaysia Kantongi Tarif 19 Persen dari Amerika Serikat
-
BPJS Kesehatan Luncurkan Gerak Sehat Prolanis: Dorong Masyarakat Aktif Cegah Penyakit Kronis
-
ASEAN dan China Upgrade FTA Versi 3.0, Hapus Hambatan Non-Tarif dan Buka Akses UMKM
-
Potensi EBT Melimpah, Pemerintah Sinkronisasi Aturan Soal Transisi Energi
-
Mau Lepas Ketagihan Impor LPG, Bahlil Mulai Proyek Hilirisasi Batu Bara Jadi DME pada 2026
-
Rupiah Dibuka Stagnan Pada Awal Pekan Ini
-
Ancaman Tarif AS Kian Nyata! BI Waspada, Aliran Modal Asing dari Emerging Market Terus Berfluktuasi
-
OJK Umumkan 5 Bank Telah Gulung Tikar