Suara.com - Industri Penerbangan merupakan salah satu sektor yang paling terdampak dari Pandemi Covid-19. Data Internasional Civil Aviation Organization (ICAO) menunjukkan bahwa pada tahun 2020 telah terjadi penurunan jumlah penumpang sejumlah 59-60%.
Data senada juga disampaikan oleh The Internastional Air Transport Association (IATA), yang menyatakan maskapai mengalami penurunan pendapatan sebesar 54.7% pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2019.
Melihat kondisi ini Indonesia National Air Carriers Association (INACA) bekerjasama dengan Universitas Padjadjaran (UNPAD) berinisiatif membuat INACA White Paper, dimana kajian proyeksi pemulihan di transportasi udara bermaksud untuk mengetahui proyeksi pemulihan sektor penerbangan menuju normal baru.
Sedangkan untuk tujuannya adalah untuk mengetahui kebijakan dan regulasi yang diperlukan dalam mendukung pemulihan sektor penerbangan.
Dalam sambutannya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat membuka Webinar yang bertema 'Aviation Recovery Projections' memberikan apresiasinya atas usaha yang telah dilakukan oleh INACA dan UNPAD dalam memberikan gambaran terkait proyeksi pemulihan sektor penerbangan sehingga hal ini dapat menjadi acuan bagi semua pihak untuk menyongsong kenormalan baru.
"Pemenuhan kebutuhan pelayanan transportasi merupakan hak dasar bagi semua warga negara dan harus diberikan oleh Pemerintah, tidak kecuali di sektor penerbangan. Kita ketahui bahwa sebelum Pandemi Covid-19 terjadi sektor penerbangan di Tanah Air sangatlah maju pesat, namun sekitar Maret 2020 lalu perlahan-lahan terjadi penurunan penumpang yang cukup drastis. Akan tetapi kita optimis, seiring upaya pemulihan melalui pemberian vaksin dan penerapan protokol kesehatan yang ketat maka transportasi udara akan segara kembali seperti sediakala," kata Menhub dalam keterangan virtualnya, Kamis (15/4/2021).
Ia juga mengajak seluruh unsur sektor transportasi udara dapat beradaptasi dengan aktivitas baru hal ini guna mencegah penularan kembali virus corona.
Walaupun demikian dirinya juga meyakini bahwa operator maskapai, yang merupakan anggota dari INACA, telah menjalani prosedur dan protokol kesehatan dengan baik dan cermat.
Bahkan dirinya juga mendapat laporan kalau maskapai di Tanah Air telah mempunyai strategi untuk menghadapi adaptasi kebiasaan baru, dan juga telah di kolaborasikan dengan regulator yang dalam hal ini Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan.
Baca Juga: Menhub Klaim Seluruh Awak Pesawat Sudah Disuntik Vaksin
"Saya juga meminta INACA tidak hanya meningkatkan kolaborasi dengan regulator transportasi di dalam negeri, namun saya harapkan dapat berkerjasama dengan organisasi global seperti ICAO atau dengan IATA dengan memfokuskan kerjasama pada pengembangan protokol kesehatan sehingga hal ini dapat membangkitkan bisnis sektor penerbangan dalam waktu yang tidak lama lagi," kata Menhub.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Ketua Umum INACA, Denon Prawiraatmadja menjelaskan bahwa kajian INACA White Paper berupa proyeksi pemulihan industri penerbangan, berdasarkan hasil pembahasan dengan pihak eksternal melalui kegiatan Forum Group Discussion (FGD) yang telah diselenggarakan pada bulan Februari hingga April 2021.
Hal ini juga didasari bahwa industri penerbangan merupakan sektor yang paling terdampak akibat pandemi virus Covid-19.
"Kita ketahui bersama bahwa kinerja pada tahun 2020 merosot sangat tajam dibanding tahun 2019. Seperti traffic movement turun 43% dari 2,1 juta menjadi 1,2 juta, lalu penumpang turun 70% dari 91,6 juta menjadi 35,4 juta, disusul, angkutan kargo turun 65% dari 1,1 juta menjadi 429 ribu ton. Dan juga pada sektor pariwisata, Wisman turun 71% dari 16 juta menjadi 4,6 juta wisman," katanya.
Karenanya, kata Denon, melalui INACA White Paper ini, disamping memberikan gambaran sekaligus langkah yang tepat untuk membangkitkan kembali sektor penerbangan, pihaknya juga memberikan informasi terkait aspek-aspek kekuatan dan peluang apa saja yang mampu menjadi pendorong pertumbuhan dan pemulihan industri.
"Kajian ini nantinya diharapkan dapat membantu para pengambil keputusan, pemerintah dan maskapai penerbangan, serta para stakeholder penerbangan lainnya, dalam menyusun berbagai strategi dan intervensi untuk memulihkan sektor penerbangan selama dan pasca pandemi Covid-19," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Industri Pindar Tumbuh 22,16 Persen, Tapi Hadapi Tantangan Berat
-
Perilaku Konsumen RI Berubah, Kini Maunya Serba Digital
-
Bagaimana Digitalisasi Mengubah Layanan Pertamina
-
Memahami Pergerakan Harga Bitcoin, Analisis Teknikal Sudah Cukup?
-
BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
-
BCA Kembali Menjadi Juara Umum Annual Report Award, Diikuti BCA Syariah pada Klaster Rp1 Triliun
-
ESDM: Rusia-Kanada Mau Bantu RI Bangun Pembakit Listrik Tenaga Nuklir
-
Bos Lippo Ungkap 5 Modal Indonesia Hadapi Ketidakpastian Global 2026
-
Purbaya Larang Bea Cukai Sumbangkan Pakaian Bekas Hasil Sitaan ke Korban Banjir Sumatra
-
Purbaya Sewot Teknologi AI Bea Cukai Dibandingkan dengan Milik Kemenkes: Tersinggung Gue!