Suara.com - Dalam bentuk apapun, investasi idealnya akan mendatangkan keuntungan sehingga di masa yang akan datang Anda tak lagi perlu pusing memikirkan biaya hidup. Termasuk investasi saham, lalu bagaimana cara investasi saham yang benar?
Saham sendiri jadi bentuk investasi yang sedang ramai dibicarakan. Jika anda tertarik investasi saham, simak cara investasi saham yang benar berikut ini.
Cara Investasi Saham
- Pertama, siapkan dokumen yang diperlukan, antara lain KTP, NPWP, buku tabungan, serta materai.
- Kemudian datanglah ke kantor perusahaan sekuritas terdekat atau gunakan media online. Anda bisa menemukan banyak informasi mengenai perusahaan sekuritas di Indonesia dengan mudah dengan mencarinya di mesin pencarian.
- Isi formulir pendaftaran sebagai investor pasar modal yang disediakan oleh perusahaan sekuritas tersebut. Ingat, cermati setiap poinnya dan jangan sampai ada data yang salah.
- Setorkan dana awal ke nomor rekening dana investor atau RDI. Biasanya masing-masing perusahaan sekuritas memiliki ketentuan yang berbeda terkait besaran dana yang harus disetorkan pada awal transaksi.
- Jika pendaftaran yang Anda lakukan sudah diproses, Anda akan diberikan akses untuk masuk ke akun dashboard guna melakukan transaksi jual-beli saham milik perusahaan sekuritas tersebut (informasi akses yang diberikan berupa PIN transaksi, password, serta user ID).
Pastikan Perusahaan Sekuritas Resmi
Sedikit catatan adalah Anda wajib memastikan perusahaan sekuritas yang Anda pilih merupakan perusahaan valid dan resmi, yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan dan memiliki izin untuk melakukan kegiatan sebagai perantara perdagangan efek. Dengan demikian, transaksi yang Anda lakukan bisa lebih aman dan terjamin.
Cara investasi saham sebenarnya bisa dilakukan dengan berbagai jalan. Mulai dari cara yang disebutkan di atas, hingga cara-cara yang lebih praktis menggunakan kanal online. Tentu saja, catatan yang harus diingat juga sama, pastikan aplikasi atau media yang Anda gunakan untuk membeli dan bertransaksi saham merupakan penyedia resmi yang diawasi oleh OJK dan memiliki izin resmi. Sebab belakangan cukup banyak aplikasi dan layanan yang beriklan namun belum memiliki izin resmi dari OJK.
Seperti itulah cara investasi saham yang benar. Selalu cermat dalam berinvestasi, dan semoga Anda mendapatkan keuntungan terbaik!
Kontributor : I Made Rendika Ardian
Baca Juga: Pilihan Saham untuk Pemula yang Aman dan Potensial
Berita Terkait
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Rp 70 Miliar Milik Nasabah Hilang Karena Dibobol? Ini Kata BCA
-
Pengamat: Reshuffle Prabowo Lebih Bernuansa Politis Ketimbang Respons Tuntutan Publik
-
Kisah Harjo Sutanto: Orang Terkaya Tertua, Pendiri Wings Group
-
Syarat Impor iPhone 17 Dibongkar Mendag, Apple Harus Lakukan Ini Dulu
-
Setelah Sawit, BPDP Sasar Hilirisasi Kelapa dan Kakao
-
5 Fakta Sopir Bank Jateng Bawa Kabur Rp 10 M, Momen Ditinggal ke Toilet Jadi Kunci
-
Kasus Bank Century: Dulu Seret Nama Sri Mulyani, Bagaimana Nasib Uang Nasabah?
-
Tips Pilih Developer Rumah Terbaik 2025, Biar Tidak Menyesal di Kemudian Hari
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bakal Beri Subsidi Gaji untuk Pekerja Bergaji di Bawah Rp10 Juta!
-
Ekonom UI Kritik Rencana Suntikan Rp200 T ke Bank: Salah Sasaran, Masalahnya Lemahnya Permintaan