Suara.com - Pandemi Covid-19 membawa dampak buruk bagi ekonomi Indonesia, salah satunya soal kemiskinan. Kekinian angka kemiskinan terus bertambah.
Sebelum adanya pandemi, pemerintah sudah berhasil menurunkan angka kemiskinan menjadi single digit atau kisaran 9 persen pada 2019, namun setelah adanya pandemi angka kemiskinan membumbung tinggi diatas 10 persen di 2020.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan jika tidak ada program perlindungan sosial yang dikuncurkan pemerintah bisa saja angka kemiskinan di tanah air makin meningkat tajam.
Dari data BPS menunjukan pada tahun 2019 angka kemiskinan berada dalam posisi 9,22 persen, namun naik menjadi 10,19 persen di 2020 awal mulai pagebluk corona dan kini tahun 2021 mulai membaik lagi dengan turun tipis menjadi 10,14 persen.
Sri Mulyani mengklaim program pemulihan dan aktivitas ekonomi telah berkontribusi besar dalam menurunkan angka kemiskinan tersebut.
"Inilah yang akan kita lanjutkan sehingga bisa memulihkan kembali, tidak hanya perekonomian, tapi yang paling penting kondisi kesejahteraan masyarakat kita," kata Sri Mulyani dalam konfrensi pers APBN Kita Edisi Juli 2021 secara virtual, Rabu (21/7/2021).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan paket perlindungan sosial yang diberikan pemerintah cukup ampuh menahan gempuran pandemi bagi kelompok 20 persen terbawah.
Padahal jika tidak ada program ini kata dia angka kemiskinan di tanah air bisa mencapai 11,2 persen menurut Bank Dunia.
“Namun karena berbagai program perlinsos tahun lalu mencapai Rp 220 triliun dan tahun ini kita naikkan lagi, maka kita bisa menahan kenaikan kemiskinan tidak mencapai level pemburukan di level 11,2, tapi di level 10,19 persen. Bahkan, dengan pemulihan ekonomi, kemiskinan ini sudah mulai menurun kembali,” katanya.
Baca Juga: Wagub DKI Sebut Kemiskinan di Jakarta Meningkat Akibat Pandemi Covid-19
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen