Suara.com - Pasar kosmetik secara keseluruhan turut terkerek akibat dari tren body positivity, bahkan di tengah pandemi sekalipun. Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (PPAK Indonesia) memproyeksi penjualan kosmetik tahun 2021 ini akan bertumbuh pada kisaran 7 persen.
Body positivity, atau singkatnya merupakan penerimaan setiap perubahan tubuh mulai dari bentuk, ukuran, hingga kemampuan tubuh seiring bertambahnya usia.
Yang perlu digaris bawahi, body positivity bukanlah legitimasi untuk tidak perduli dan merawat diri agar menjadi lebih baik, namun lebih kepada mengetahui kapasitas dan kebutuhan diri sendiri.
Berkat kampanye body positivity yang digalakan baik oleh artis, selebgram, hingga penyanyi ternama beberapa tahun belakangan, dan belakangan ini ada sesuatu yang unik yang membentuk persepsi masyarakat tentang standar kecantikan tubuh perempuan tidak lagi berpegang pada standar konvensional seperti harus kurus dan tinggi.
Terlebih, hingga saat ini, masih terjadi perdebatan terakit standar kecantikan di masyarakat. Masih ada masyarakat yang berpegang pada stigma dan anggapan bahwa kecantikan itu identik dengan putih, mulus, tinggi, dan langsing.
Akibatnya, banyak pihak membanding-mandingkan bentuk fisiknya seseorang, memarginalkan perempuan dengan ukuran tertentu dan paling parah melakukan bullying.
Hal ini membuat kampanye body positivity semakin marak, pertama kali berkembang pada tahun 1960-an di Amerika Serikat. Di Indonesia sendiri, telah berkembang sejak tahun 2012.
Tujuannya untuk memberdayakan wanita agar menerima tubuh dan fisik mereka sehingga dapat melepaskan diri dari rasa malu yang terkait dengan stereotip obesitas.
Sebagai gerakan sosial, kampanye ini berusaha membantu orang memahami bagaimana media sosial dan pesan-pesannya memengaruhi cara memandang tubuh. Harapannya, semua orang dapat memiliki hubungan yang lebih sehat dengan dirinya sendiri.
Baca Juga: 6 Potret Terbaru Marshanda dengan Tubuh Berisi, Tebarkan Pesan Body Positivity
Hal lain yang juga turut mendorong peluang bisnis kosmetik untuk segmen plus size adalah kanal digital termasuk juga media sosial. Menurut prediksi dari Credence Research, ada sebuh tren positif, terutama di kanal penjualan online.
Diperkirakan penjualan digital produk plus size melalui website, situs belanja online, ataupun media sosial akan mengalami pertumbuhan tertinggi dalam periode 2018-2026.
Alhasil, pasar kosmetik secara keseluruhan turut terkerek akibat dari tren body positivity ini.
Hal ini didukung penelitian Euromonitor yang mengatakan pasar kecantikan dan perawatan diri di Indonesia diperkirakan tumbuh mencapai 8,46 miliar dolar AS pada 2022, tumbuh dari 6,03 miliar dolar AS pada 2019, yang didorong setidaknya 3 faktor, yakni usia rata-rata masyarakat Indonesia saat ini yang tergolong muda, sekitar 28 tahun, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup baik dapat menopang industry serta peranan media sosial yang turut berkontribusi besar.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, ada sekitar 25,8% dari jumlah penduduk perempuan di Indonesia dalam katagorie plus size, atau sekitar 19 juta penduduk. Bisa dikatakan, potensi pasar plus size sebenarnya masih sangat besar.
Saat industri kecantikan global maupun nasional ramai–ramai membicarakan tentang revolusi inklusif, setiap wajah harus memiliki tempat.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Mekanisme Buyback TLKM, Pemegang Saham Wajib Tahu
-
BI Perpanjang Batas Waktu Pembayaran Tagihan Kartu Kredit
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
BRI Umumkan Dividen Interim 2025 Rp137 per Saham, Didukung Laba Rp41,2 Triliun
-
Pengusaha Masih Males Ambil Utang ke Bank, Dana Kredit Nganggur Capai Rp2.500 Triliun
-
Efek Banjir Sumatra, Kemenkeu Permudah Cairkan Dana Transfer ke Daerah Terdampak Bencana
-
Kemenkeu Salurkan Dana Rp 4 Miliar ke Korban Banjir Sumatra
-
Ikuti Jejak Rupiah, IHSG Meloyo Hari ini Balik ke Level 8.600
-
Harap Bersabar, Pemerintah Umumkan UMP 2026 Paling Lambat 24 Desember
-
Purbaya Akui Ada Kementerian Lelet Serap Anggaran, Dana Dikembalikan Tembus Rp 4,5 T