Suara.com - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi membuka kerja sama perdagangan dengan Uni Emirat Arab.
Kerja sama perdagangan ini diawali perundingan antara mendag dengan Minister Perdagangan Luar Negeri UEA, Thani bin Ahmed Al Zeyoudi.
Dalam kerja sama ini, Lutfi menilai banyak potensi pedagangan yang bisa dikembangkan. Salah satunya, membuka jalan produk Indonesia bisa masuk ke pasar Afrika.
Ia menjelaskan, UEA nantinya menjadi jembatan produk Indonesia, salah satunya otomotif, agar masuk di Pasar Afrika. Bahkan, Lutfi menargetkan otomotif Indonesia bisa merajai industri di UEA.
"Kita ingin pasar Afrika lewat UAE, bisa menikmati industri otomotif. Sekarang sudah ada tanda-tanda otomotif kita bisa masuk UEA. Tapi harapannya, di masa depan, otomotif dan mobil kita bisa merajai pasar UEA," ujar Lutfi dalam keterangan pers virtual, Kamis (2/9/2021).
Selain otomotif, mantan Dubes Indonesia untuk AS ini melihat banyak potensi produk dalam negeri yang bisa tenar di UEA.
Misalnya saja, tuturnya, produk perhiasan emas yang dinilai akan digemari dan laku keras di UEA. Selain itu, produk-produk metal juga berpotensi laku di UEA.
"Jadi saya lihat ada beberapa item yang sangat penting seperti perhiasan emas, kemudian ingin menjual basic metal seperti stainless steel. Meski UAE penjual alumina, kita juga ingin bekerja sama," ucap dia.
Dalam hal ini, Lutfi memastikan perundingan kerja sama dengan UEA tidak berlangsung lama. Bahkan, ia mengklaim perundingan ini telah ada keputusan dalam waktu setahun.
Baca Juga: Mendag Targetkan 30 Juta Pelaku UMKM Bertransformasi ke Digital pada 2023
"Perundingan kerja sama ini, kami janji selesaikan dalam waktu satu tahun," imbuh Mendag.
Untuk diketahui, total perdagangan Indonesia dengan UEA pada periode Januari-Juni 2021 mencapai USD 1,86 miliar.
Sedangkan ekspor Indonesia ke UEA Pada periode tersebut, mencapai sebesar USD 0,85 miliar.
Adapun komoditas ekspor utama Indonesia ke UEA di antaranya minyak sawit, perhiasan, tabung dan pipa besi, mobil dan kendaraan bermotor, serta kain tenun sintetis. Sementara, impor Indonesia dari UEA tercatat sebesar USD 1 miliar.
Berita Terkait
-
Mendag Targetkan 30 Juta Pelaku UMKM Bertransformasi ke Digital pada 2023
-
Tekad Mendag Bawa Indonesia Pemain Utama Ekonomi Digital di Asia Tenggara
-
Ketika Mendag Kaitkan Jurnalisme Solusi dengan Bonus Demografi
-
Warga yang Belum Divaksin Bisa Belanja di Mall, Syaratnya Siap Rogoh Kocek Rp 900 Ribu
-
Kemendag Urunan 21 Ton Telur Bantu Nakes di 7 Wilayah, Kota Tangerang Dijatah 3 Ton
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
Terkini
-
Purbaya Yakin Demo Akan Berkurang, Bidik Pertumbuhan Ekonomi 6% Tahun Depan
-
Tingkatkan Ekonomi Masyarakat, Pegadaian dan Universitas Halu Oleo Berdayakan Pandai Besi Binongko
-
BTN Mau Masuk Bisnis Paylater Hingga Kredit Mobil-Motor Tahun Depan
-
Ratu Maxima Terkejut Ada Bank Terima Bayar KPR Lewat Sampah, Gimana Mekanismenya?
-
Promo Merchant BRI: Jangan Lewatkan Diskon 15% Tiket Planet Sports Run 2026, Catat Tanggalnya!
-
Rupiah Jeblok di Pembukaan Hari Ini
-
BTN Ungkap Risiko Jika SLIK Dihapus
-
IHSG Berbalik Menghijau di Jumat Pagi, Tapi Rawan Alami Koreksi
-
Hingga November, Penyaluran BLTS Capai 5,5 Juta Keluarga Penerima Manfaat
-
Riset CORE Sebut Ekonomi RI Bisa Lebih Buruk di 2026, Apa Pemicunya