Suara.com - Kapal penelitian laut China, Hai Yang Di Zhi 10 dan sejumlah kapal penjaga pantai berada di sekitar Laut Natuna hingga terkesan turut mendalami detail kawasan tersebut hingga dianggap 'turut andil' dalam operasi eksplorasi gas dan minyak Indonesia di Laut Natuna.
Bahkan, lantaran aktivitas mereka di Laut Natuna, media Malaysia, Defence Security Asia menyebut, kapal-kapal China itu mengganggu kapal pemboran Clyde Boudreaux yang tengah menggarap Blok Tuna.
Pengeboran di blok Tuna itu sendiri merupakan aktivitas yang didukung Zarubezhneft yang juga berbekal dukungan dari Rusia.
Untuk informasi, eksplorasi sumur Singa Laut-2 di blok Tuna dilakukan Premier Oil Tuna B.V. sejak tahun lalu yang juga menjalin kerja sama dengan Zarubezhneft.
Perusahaan yang terakhir disebut merupakan perusahaan migas milik pemerintah Rusia yang sudah mengakuisisi 50% hak partisipasi melalui ZN Asia Ltd.
Meski Indonesia tengah mengedepankan komunikasi hingga meminta pihak terkait menjelaskan adanya 'gangguan'tersebut. Pemerintah dilaporkan sudah mengirimkan kapal patroli untuk memantau kapal 'nakal' milik China tersebut.
Ini bukan kali pertama China mengganggu wilayah laut Natuna. Namun, meski sudah jelas tabiat mereka, perusahaan migas Indonesia, PT Medco Energi Tbk ternyata masih menyewa kapal bor milik perusahaan China untuk mengebor minyak dan gas di Blok B.
Mengutip dari sumber yang sama, Kapal pemboran China, Shen Lan Tan Suo dilaporkan memiliki akses untuk masuk ke Laut Natuna karena melakukan pekerjaan atas nama PT Medco Energi Tbk.
Hal ini tentu jadi polemik lantaran China sudah berkali-kali menyebabkan negara di Asia Tenggara marah lantaran mereka mengklaim perairan di sekitar Laut China Selatan sebagai wilayahnya.
Baca Juga: Bukan Gajah Mina, Identitas Monster Laut di Natuna Terungkap
Uniknya, Indonesia justru menjalin kerja sama dengan negara yang sudah jelas memiliki kepentingan di Laut Natuna.
Berita Terkait
-
Kesal Wilayah Perairannya Dimasuki Kapal China, Malaysia Protes
-
Klaim Aman dari Ancaman Kapal Asing, Bakamla Jamin Aktivitas Nelayan di Natuna
-
Kapal AS Lewati Laut Natuna, TNI Sebut untuk Lintas Damai
-
Sebuah Kapal Vietnam Terbakar dan Tenggelam Saat Dikejar Petugas
-
Hari Terakhir Pencarian Korban Kapal Tenggelam, Tim SAR Sisir Laut Natuna
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Upah Magang Nasional Tahap 1 Cair, Airlangga: Alhamdulillah Sudah Dibayar!
-
Prabowo Disebut Lagi Bersih-bersih Konglomerat Hitam Migas, Mau Rebut Kendali Sumber Daya
-
WIKA Bicara Keuntungan Jika BUMN Karya Jadi Merger
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Shell Akan Kembali Garap 5 Blok Migas Indonesia
-
Dukung Asta Cita, BRI Dorong Pertumbuhan Inklusif lewat Penyaluran KUR Senilai Rp147,2 Triliun
-
Impor Pertalite Capai 60 persen dari Kebutuhan 39 Juta kl per Tahun
-
Apindo Nilai Janji 19 Juta Lapangan Kerja dari Prabowo Tidak Realistis
-
CORE: Ekonomi Indonesia 2026 Resilien, Tapi Akselerasi Tertahan
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas