Suara.com - Dalam perdagangan akhir pekan ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah. Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (19/11/2021), mata uang Garuda melemah 12 poin atau 0,08 persen ke Rp14.232 per dolar AS.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan sepanjang hari ini dolar diperdagangkan lebih tinggi, terutama terhadap mata uang lainnya, dengan para pedagang yang berfokus pada kecepatan relatif bank sentral utama diharapkan untuk menanggapi kenaikan tingkat inflasi dengan kenaikan suku bunga.
"Federal Reserve AS sekarang mempertimbangkan kenaikan suku bunga sebelumnya karena inflasi terus meningkat dan pemulihan ekonomi dari COVID-19 berlanjut," kata Ibrahim dalam analisanya, Jumat (19/11/2021).
Selain itu, kata dia, data dari minggu sebelumnya juga menunjukkan bahwa inflasi naik ke level tertinggi dalam 30 tahun di bulan Oktober.
Faktor eksternal lainnya kata Ibrahim adalah soal pernyataan Presiden Fed Chicago Charles Evans, salah satu pembuat kebijakan dovish bank sentral yang mengatakan pada hari Kamis bahwa ia "berpikiran terbuka" untuk mengubah kebijakan moneter pada tahun 2022 jika inflasi terus tetap tinggi.
"Kenaikan suku bunga pada 2022 bisa tepat jika inflasi tinggi terus berlanjut," katanya.
Sementara itu, data Kamis menunjukkan bahwa 268.000 klaim pengangguran awal diajukan di AS sepanjang minggu. Meskipun mendekati level sebelum COVID, angka tersebut lebih tinggi dari angka 260.000 dalam perkiraan yang disiapkan oleh Investing.com. Kekurangan pekerja terus menjadi hambatan untuk pertumbuhan pekerjaan yang lebih cepat.
Sementara, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde bersusah payah awal pekan ini untuk mengabaikan ekspektasi pasar tentang kenaikan suku bunga awal.
"Kekhawatiran bahwa Eropa tampaknya berada di ambang gelombang keempat infeksi Covid-19 telah menambah pandangan bahwa ECB akan relatif terlambat ke pesta kenaikan suku bunga," pungkasnya.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat, Tax Amnesty Jilid II Jadi Faktor Pendongkraknya
Sedangkan untuk perdagangan awal pekan minggu depan, Ibrahim meramal mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 14.220 -Rp 14.260.
Berita Terkait
-
Dicecar JPU KPK soal Pergub Rumah DP Rp 0, Eks Kepala Inspektorat DKI Ngaku Banyak Lupa
-
Jelang Tapering The Fed, Mata Uang Rupiah Loyo ke Posisi Rp 14.313
-
Berawal dari Iseng, Tiga Pelajar di Pangandaran Raut Jutaan Rupiah dari Bisnis Layangan
-
Parkiran di Bogor Dikelola Preman, Polisi Sebut Hasilnya Capai Miliaran Rupiah
-
Minim Sentimen Domestik dan Dibayangi Kasus COVID-19, Rupiah Diprediksi Melemah
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan