Suara.com - Realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian di Provinsi Lampung mencapai Rp 4,078 triliun. Serapan KUR Pertanian merata di 16 kabupaten/kota se-Provinsi Lampung dengan jumlah debitur mencapai 147.000 debitur.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) menerangkan, KUR amat membantu petani dalam mengatasi problem klasik yakni permodalan. Dengan KUR, petani dapat mengembangkan sektor pertanian mereka dari hulu hingga hilir.
"Selama ini yang menjadi kendala adalah akses perbankan petani untuk modal mereka. KUR ini sebagai solusi mengatasi hal tersebut," kata SYL.
Sementara Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menerangkan, dari jumlah Rp4,078 triliun realisasi terbesar untuk sektor tanaman pangan yakni sebesar Rp1,565 triliun.
"Berikutnya adalah perkebunan sebesar Rp1,046 triliun," kata dia.
Sektor peternakan menyerap KUR Pertanian sebesar Rp1,254 miliar. Untuk sektor hortikutura serapannya sebesar Rp105 miliar.
"Untuk kombinasi pertanian, perkebunan dan peternakan (mixed farming) realisasinya sebesar Rp79 miliar dan jasa pertanian, peternakan dan perkebunan realisasinya sebesar Rp26 miliar," papar Ali.
Ali meminta semua stakeholder terus menggenjot penyerapan KUR Pertanian di lapangan, oleh karena memiliki banyak manfaat untuk masyarakat.
"KUR Pertanian ini tak hanya menggerakkan perekonomian dasar masyarakat, tetapi juga membuka dan menciptakan peluang kerja. Ini yang kita butuhkan di tengah pandemi agar perekonomian nasional kembali menanjak," ujar Ali.
Baca Juga: Kementan Tanam Varietas Perdana Inpari Nutrizinc di Cianjur
Ali melanjutkan, KUR Pertanian dapat digunakan petani untuk berbagai keperluan permodalan, seperti untuk mengembangkan budidaya pertanian mereka mulai dari pengadaan pupuk hingga membangun industri pengemasan di sektor hilir.
"Kami mendorong petani untuk memanfaatkan KUR Pertanian ini yang dapat digunakan sebagai faktor pemicu peningkatan produktivitas dan peningkatan kesejahteraan petani itu sendiri," papar Ali.
Berita Terkait
-
Mimpi Ganjar Segera Terwujud, Bangun Big Data Pertanian di Jateng
-
Klarifikasi Nasdem Soal Polemik Seragam Corak Loreng Pejabat Kementan
-
Duh! Sudah Berubah Fungsi, Lahan Pertanian di Kota Semarang Tinggal 6 Persen
-
Kapolri dan Kementan Tandatangani MoU Soal Pendampingan Keamanan Program Pertanian
-
Pejabat Eselon I Kementan Pakai Seragam Loreng Kostranas, DPR: Jangan Sampai Blunder
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
Terkini
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya
-
Bank Mandiri Akan Salurkan Rp 55 Triliun Dana Pemerintah ke UMKM
-
Investasi Properti di Asia Pasifik Tumbuh, Negara-negara Ini Jadi Incaran