Suara.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis hasil penyelidikan atas tabrakan antar rangkaian kereta LRT Jabodebek pada Oktober lalu.
Dalam laporan akhir tahunnya, KNKT melihat kecelakaan antar kereta LRT Jabodebek itu lebih dikarenakan, karena kesalahan manusia. Terutama, kesalahan pada teknisi kereta yang tidak fokus menjalankan kereta, karena tengah menggunakan handphone.
"Berdasarkan temuan-temuan dan hasil analisis, kecelakaan disebabkan Teknisi TS 29 tidak fokus dalam menjalankan kereta dan terjadi distraction yang disebabkan penggunaan telepon seluler," tulis KNKT dalam laporan akhir tahun yang dikutip, Selasa (21/12/2021).
Kemudian, KNKT juga menjelaskan, sesaat sebelum kereta berjalan menuju arah Stasiun Harjamukti, Teknisi kereta menurunkan penghalang sinar matahari atau sun visor dan mengakibatkan terhalangnya pandangan ke depan.
"Selanjutnya kereta berjalan dengan kondisi sun visor sebagian tertutup, sehingga tidak melihat TS yang berhenti dan selanjutnya terjadi tabrakan dengan kecepatan lebih dari 50 Km/ jam".
Selain kesimpulan itu, KNKT juga mengungkapkan temuan-temuan dalam kecelakaan antar kereta LRT Jabodebek yang diantaranya.
- Jarum speedometer analog pada MC1 TS 29 berhenti pada posisi 50 Km/jam.
- SOP langsir di mainline sesuai Taspat dan diturunkan menjadi 3 Km/jam ketika melihat kereta di depannya.
- SOP langsir belum mengatur metode komunikasi, pada kejadian tersebut mereka menggunakan aplikasi whatsapp dari telepon seluler.
- Titik berhenti langsir tidak jelas.
- Pada lengkung sebelum lokasi kecelakaan pandangan terhalang adanya pepohonan.
- Hasil download kedua HMI TS 29 tidak sesuai dengan tanggal dan waktu kejadian.
- SDiag (on board diagnostic) belum dikonfigurasi.
- Teknisi TS 29 mengalami distraction akibat penggunaan ponsel.
- Teknisi TS 29 tidak fokus melihat kecepatan dan posisi kereta.
- Sun visor tertutup sebagian, sehingga membatasi pandangan bebas Teknisi kedepan.
- Ergonomi kabin tidak optimal (desain kursi berputar).
- Terdapat plat cover pada tombol emergency brake button.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Pertamina Klaim Masih Negosiasi dengan SPBU Swasta soal Pembelian BBM
-
Bahlil: BBM Wajib Dicampur Etanol 10 Persen
-
Didesak Beli BBM Pertamina, BP-AKR: Yang Terpenting Kualitas
-
BPKH Buka Lowongan Kerja Asisten Manajer, Gajinya Capai Rp 10 Jutaan?
-
Menkeu Purbaya: Jangan Sampai, Saya Kasih Duit Malah Panik!
-
Purbaya Kasih Deadline Serap Anggaran MBG Oktober: Enggak Terpakai Saya Ambil Uangnya
-
BKPM Dorong Danantara Garap Proyek Carbon Capture and Storage
-
Mengenal Kalla Group: Warisan Ayah Jusuf Kalla yang Menjadi Raksasa Bisnis Keluarga dan Nasional
-
Uang Primer Tumbuh 18,6 Persen, Apa Penyebabnya?
-
IHSG Sempat Cetak Rekor Level Tertinggi 8.200, Ternyata Ini Sentimennya