Suara.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir blak-blakan meminta perlindungan atau beking dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengusut tuntas kasus korupsi di PT Asuransi Jiwasraya.
Mantan Bos Klub Inter Milan ini, pun bercerita ketika dirinya baru menjabat Menteri BUMN melihat tata kelola beberapa BUMN bermasalah dan terindikasi korupsi.
"Ini sudah terjadi dari 2006-2013, tetapi karena ini mungkin skandalnya besar menyangkut banyak orang kuat dan pasti ada perlindungan-perlindungan hukum. Ya ini memang harus top to down policy dari Bapak (Presiden Jokowi) langsung, kalau tidak nggak mungkin kita kuat. Presiden saat itu bilang jalankan, waktu itu saya dipanggil bersama Jaksa Agung," ujar Erick saat Kuliah Umum di Universitas Atma Jaya Jakarta pada Selasa (26/1/2022).
Dengan adanya lampu hijau dari Presiden Jokowi, Erick pun langsung melaporkan kasus korupsi Asuransi Jiwasraya ke Kejaksaan Agung (Kejagung) dengan membawa bukti-bukti internal, investigasi audit dari BPKP hingga laporan BPK.
Menurut dia, langkah Kementerian BUMN untuk melaporkan bukan untuk memenjarakan pihak-pihak yang terkait, tetapi bagian dari restrukturisasi dari Jiwasraya.
"Dalam restrukturisasi Jiwasraya, perlu ada payung hukum yang supaya ketika ini dibawa ke Pengadilan atau diputuskan itu punya kekuatan," ucapnya yang juga menjabat Kepala Pelaksana KPCPEN.
Meski demikian, Erick mengaku, dalam proses restrukturisasi Jiwasraya masih banyak kekurangan. Lantaran, masih ada nasabah yang tersakiti akibat penipuan para oknum-oknum Jiwasraya.
Akan tetapi, tambah dia, sisi baiknya ada kejelasan hukum bagi nasabah yang merasa tertipu dalam membeli produk Asuransi Jiwasraya.
"Tapi yang bedakan kita dengan kasus korupsi yang lain itu bahwa Ini ada solusi buat yang dirugikan, bukan pending kasus yang tidak ada kejelasannya," kata Erick.
Baca Juga: Penyelesaian Polis Jiwasraya Tak Jelas, Nasabah: Kami Belum Terima Sepeser pun
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025
-
Bolehkah JHT diklaim Segera Setelah Resign? Di Atas 15 Juta, Ada Aturan Khusus
-
Kereta Gantung Rinjani: Proyek 'Rp6,7 Triliun', Investor China Ternyata Tidak Terdaftar