Suara.com - Bank Eropa bersiap menghadapi gelombang serangan siber yang diklaim disponsori Rusia ketika ketegangan dengan Ukraina meningkat.
Dua sumber yang identitasnya dirahasiakan itu menyebut, persiapan dilakukan regulator keuangan Eropa terhadap dampak finansial dari setiap konflik.
Konflik antara Rusia dan Ukraina telah mengguncang para pemimpin politik dan bisnis Eropa yang khawatir invasi menimbulkan kerusakan di seluruh kawasan Eropa.
Awal pekan ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron berangkat dari Moskow ke Kiev dalam upaya untuk bertindak sebagai mediator setelah Rusia mengumpulkan pasukan di dekat Ukraina.
Saat ini Bank Sentral Eropa (ECB) waspada terhadap ancaman serangan dunia maya yang diluncurkan dari Rusia terhadap bank-bank, kata dua sumber terkait.
Sementara regulator Eropa fokus pada aksi-aksi penipuan biasa yang berkembang pesat selama pandemi, krisis Ukraina telah mengalihkan perhatian ke serangan dunia maya yang diluncurkan dari Rusia, kata seorang sumber.
Dia juga mengatakan bahwa ECB telah menanyai bank-bank tentang pertahanan siber mereka.
Bank-bank (di Eropa) sedang memainkan simulasi perang siber untuk menguji kemampuan mereka menangkis serangan siber, kata sumber itu.
ECB, yang memilih untuk mengatasi kerentanan keamanan siber sebagai salah satu prioritasnya, telah menolak berkomentar. Namun, kekhawatiran ECB tentang serangan dunia maya itu terlihat di seluruh dunia.
Baca Juga: Kenaikan Inflasi Hingga Ketegangan Rusia-Ukraina Bikin Investor Berburu Emas
"Departemen Layanan Keuangan New York pada akhir Januari 2022 mengeluarkan peringatan kepada lembaga-lembaga keuangan tentang serangan siber pembalasan jika Rusia menyerang Ukraina dan memicu sanksi AS," kata Intelijen Regulasi Thomson Reuters.
Pada awal 2022, beberapa situs web Ukraina terkena serangan siber yang meninggalkan peringatan untuk "takut dan bersiap untuk hal terburuk" karena Rusia telah mengumpulkan pasukan di dekat perbatasan Ukraina.
Layanan keamanan negara Ukraina SBU mengatakan melihat tanda-tanda serangan siber itu terkait dengan kelompok peretas yang terkait dengan dinas intelijen Rusia.
Sementara itu, para pejabat Rusia mengatakan negara-negara Barat sedang dicengkeram oleh Russophobia (fobia terhadap Rusia) dan tidak memiliki hak untuk menceramahi Moskow tentang cara bertindak setelah Barat memperluas aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ke arah timur sejak jatuhnya Uni Soviet pada 1991.
Kremlin juga berulang kali membantah bahwa Rusia terlibat dalam kasus peretasan di seluruh dunia dan mengatakan siap bekerja sama dengan AS dan negara lain untuk menindak kejahatan dunia maya.
Keamanan Siber Ditingkatkan
Berita Terkait
-
Berharap Akhiri Krisis, Paus Fransiskus Dukung Dialog antara Ukraina dengan Rusia
-
Dorong Akhiri Konflik Ukraina dan Rusia dengan Dialog, Paus Fransiskus: Perang adalah Kegilaan
-
Hacker Kembali Berulah, Aset Kripto Senilai Rp63 Miliar Dicuri dari Aplikasi Terkemuka
-
Kenaikan Inflasi Hingga Ketegangan Rusia-Ukraina Bikin Investor Berburu Emas
-
Kabar Baik, Presiden Rusia Vladimir Putin Akan Tarik Mundur Pasukan Dekat Perbatasan Ukraina
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
Kebiasaan Mager Bisa Jadi Beban Ekonomi
-
Jurus Korporasi Besar Jamin Keberlanjutan UMKM Lewat Pinjaman Nol Persen!
-
Purbaya Sepakat sama Jokowi Proyek Whoosh Bukan Cari Laba, Tapi Perlu Dikembangkan Lagi
-
Dorong Pembiayaan Syariah Indonesia, Eximbank dan ICD Perkuat Kerja Sama Strategis
-
Respon Bahlil Setelah Dedi Mulyadi Cabut 26 Izin Pertambangan di Bogor
-
Buruh IHT Lega, Gempuran PHK Diprediksi Bisa Diredam Lewat Kebijakan Menkeu Purbaya
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
IHSG Merosot Lagi Hari Ini, Investor Masih Tunggu Pertemuan AS-China
-
Ada Demo Ribut-ribut di Agustus, Menkeu Purbaya Pesimistis Kondisi Ekonomi Kuartal III
-
Bahlil Blak-blakan Hilirisasi Indonesia Beda dari China dan Korea, Ini Penyebabnya