Suara.com - Diperkirakan, 6.000 hektare lahan potensial pertanian di Kabupaten Sigi kering karena kesulitan air akibat kerusakan irigasi sebagai sumber utama pemasok air pertanian.
"Area pelayanan irigasi Gumbasa untuk wilayah Kabupaten Sigi kurang lebih 8.000 hektare lahan pertanian, saat ini sehubungan dengan perbaikan irigasi yang dilakukan oleh pemerintah maka kurang lebih 1.200 hektare lahan pertanian sudah diairi air dari irigasi," kata Kepala Dinas Pertanian, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sigi Rahmat Iqbal, dalam dialog bertajuk bincang asyik (bisik), di Sigi, Kamis (18/2/2022).
Daerah Irigasi Gumbasa terletak di area lembah Palu yang memanjang dari kaki hulu Sungai Gumbasa di Kabupaten Sigi, mengalir hingga Sungai Kawatuna di Kota Palu.
Irigasi ini rusak total karena terdampak gempa dan likuefaksi pada 28 September 2018, yang membuat masyarakat petani kehilangan sumber utama penyuplai air ke lahan-lahan pertanian.
Ia menambahkan, irigasi itu untuk pelayanan khusus di Kabupaten Sigi mencakup 8.000 hektare lahan pertanian.
Dari total area pelayanan itu, saat ini 1.200 lahan pertanian telah diari oleh air irigasi, masih terdapat kurang lebih 6.000 hektare lebih yang belum terairi.
Pemerintah lewat Kementerian PUPR mulai melakukan pembangunan kembali irigasi sejak tahun 2019 dimulai dari Desa Pandere Kecamatan Gumbasa. Saat ini, irigasi itu telah mengairi air hingga di Desa Kalawara Kecamatan Gumbasa dan beberapa desa di Kecamatan Tanambulava.
Sebagian wilayah yang belum terairi air irigasi, petani di wilayah itu menggunakan sumur dalam dan sumur dangkal, yang dibantu dengan sarana alkon, demi mendapatkan air pertanian. Namun, petani harus beralih dari menanam padi, ke tanaman hortikultura.
"Pascabencana 28 September 2018, petani menggunakan air dari sumur dalam dan sumur dangkal, yang merupakan bantuan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, NGO dan relawan," katanya.
Baca Juga: Viral Dua Bocah Boncengan Naik Motor Berakhir Masuk Sawah, Warganet: Siap-siap Dimarahi Emak
"Sehingga lahan pertanian yang belum terairi air dari irigasi, dapat kembali difungsikan dengan mengandalkan air sumur dangkal dan air sumur dalam," ujarnya.
Pemkab Sigi melalui Dinas Pertanian, kata Rahmat telah mengajukan usulan ke pemerintah pusat terkait dengan rehabilitasi lahan pertanian, dan pembangunan sumur-sumur pertanian, dengan harapan nantinya dapat diberikan untuk dimanfaatkan oleh petani di Sigi.
Kesulitan itu untuk menghidupkan kembali lahan pertanian, membuat petani di wilayah itu harus beralih profesi dari petani ke buruh kasar.
"Untuk petani yang beralih profesi kami tidak memiliki data yang pasti, namun untuk Kabupaten Sigi 80 persen masyarakatnya bergantung dari sektor pertanian. Tentu, di beberapa titik wilayah yang belum terairi air irigasi, maka mereka pasti belum mampu untuk melakukan kegiatan bercocok tanam, maka ada intervensi dari pemerintah pusat dan daerah, dibantu oleh NGO dan relawan, agar petani dapat kembali mengolah lahan pertanian," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Emak-emak Baru Belajar Nyetir, Eh Malah Nyungsep ke Sawah
-
Jangan Sampai Vagina Kering, Begini Cara Meningkatkan Hidrasi Organ Intim Wanita
-
Waduh! Baru Belajar Nyetir, Mobil Emak-emak Ini Malah Nyungsep ke Sawah
-
Plt Wali Kota Bandung Sebut Kenaikan Harga Kedelai Imbas dari Gagal Panen di Brazil
-
Viral Dua Bocah Boncengan Naik Motor Berakhir Masuk Sawah, Warganet: Siap-siap Dimarahi Emak
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
Harga Emas Antam Melonjak Drastis dalam Sepekan
-
Hari Minggu Diwarnai Pelemahan Harga Emas di Pegadaian, Cek Selengkapnya
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah
-
Mampukah Dana Siap Pakai dalam APBN ala Prabowo Bisa Pulihkan Sumatera?
-
Anak Purbaya Betul? Toba Pulp Lestari Tutup Operasional Total, Dituding Dalang Bencana Sumatera