Suara.com - Operasi militer Rusia yang memicu kenaikan harga energi dan pangan hingga dikhawatirkan memperburuk masalah keamanan pangan yang ada di Timur Tengah dan Afrika.
"Akan ada konsekuensi penting bagi Timur Tengah, untuk Afrika, Afrika Utara dan Afrika sub-Sahara, khususnya yang telah mengalami kerawanan pangan," kata kepala ekonom Bank Dunia Carmen Reinhart kepada Reuters dalam sebuah wawancara.
"Saya tidak ingin menjadi melodramatis, tetapi tidak terlalu jauh bahwa kerawanan pangan dan kerusuhan adalah bagian dari cerita di balik Musim Semi Arab," sambung dia.
Ia menambahkan, kudeta yang berhasil dan tidak berhasil telah meningkat selama dua tahun terakhir.
Musim Semi Arab mengacu pada serangkaian protes dan pemberontakan pro-demokrasi yang terjadi di Timur Tengah dan Afrika Utara mulai tahun 2010, dimulai di Tunisia dan menyebar ke lima negara lain yaitu Libya, Mesir, Yaman, Suriah, dan Bahrain.
Lonjakan harga-harga pangan secara tiba-tiba dapat menyebabkan keresahan sosial, seperti yang terjadi pada 2007-2008 dan lagi pada 2011, ketika kenaikan harga-harga pangan global dikaitkan dengan kerusuhan di lebih dari 40 negara.
Data Bank Dunia pada Februari lalu menyebut, komoditas pertanian sudah 35 persen dari target karena perang Rusia dan Ukraina yang keduanya pengekspor utama gandum, jagung, barley dan minyak bunga matahari.
Lonjakan harga-harga energi dan pangan juga dapat mendorong pembuat kebijakan untuk menerapkan lebih banyak subsidi, kata para ahli, menambah utang besar banyak negara berpenghasilan rendah, dimana sekitar 60 persen di antaranya sudah atau hampir mengalami kesulitan utang.
Bank Dunia bulan lalu memperingatkan dampaknya bisa sangat keras di Timur Tengah dan Afrika Utara, dimana negara-negara seperti Mesir mengimpor hingga 80 persen gandum mereka dari Ukraina dan Rusia. Mozambik juga merupakan importir besar gandum dan minyak.
Baca Juga: Bantu Anak-anak di Ukraina, Binance Sumbang Aset Kripto Rp 36 Miliar
Reinhart mengatakan negara-negara Asia Tengah juga menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan, mengingat hubungan ekonomi dan perdagangan yang erat dengan Rusia, yang diperkirakan Dana Moneter Internasional (IMF) akan mengarah ke resesi tahun ini sebagai akibat dari sanksi Barat.
"Ini memukul mata uang mereka, dan sudah ada tanda-tanda penarikan di bank-bank, masalah kepercayaan, ditambah dengan kerawanan pangan, dan (penurunan) pengiriman uang," katanya, menyinggung potensi arus pengungsi sebagai komplikasi lebih lanjut.
Berita Terkait
-
AS Bantah Klaim Rusia Terlibat Laboratorium Senjata Biologis di Ukraina
-
CEK FAKTA: Jokowi Diperingatkan Putin Agar Tak Ikut Campur Masalah Rusia-Ukraina, Benarkah?
-
Presiden Ukraina Sebut NATO Lemah, Sekjen NATO: Kami Bukan Bagian dari Perang
-
Dokter India Bertahan Hidup di Bungker Bersama Macan Kumbang dan Jaguar
-
Bantu Anak-anak di Ukraina, Binance Sumbang Aset Kripto Rp 36 Miliar
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Grab Indonesia 2025: Ketika Platform Digital Menjadi Bantalan Sosial dan Mesin Pertumbuhan Ekonomi
-
Purbaya Ungkap Peluang Gaji PNS Naik Tahun Depan, Ini Bocorannya
-
ESDM Terus Kejar Target Produksi Minyak Tembus 900 Ribu Barel per Hari
-
Harga Cabai Tak Kunjung Turun Masih Rp 70.000 per Kg, Apa Penyebabnya?
-
Pasokan Energi Aman, Pembangkit Listrik Beroperasi Tanpa Kendala Selama Nataru
-
Bahlil Tegaskan Perang Total Lawan Mafia Tambang
-
Petani Soroti Kebijakan Biodiesel Justru Bisa Rusak Ekosistem Kelapa Sawit
-
Dirayu Menperin soal Insentif Mobil Listrik 2026, Ini Jawaban Purbaya
-
Jelang Tahun Baru, Purbaya: Saya Pikir Menkeu Sudah Tenang 31 Desember
-
Sejarah! Produksi Sumur Minyak Rakyat Dibeli Pertamina di Jambi