Suara.com - Kelangkaan solar di Sulawesi Selatan diklaim oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) tak terlalu mempengaruhi produksi nelayan. Statistik menunjukkan hasil tangkap ikan bahkan mengalami kenaikan.
"Naik malah datanya. Ada kenaikan sekitar 20,1 persen produksi perikanan tangkap apabila dibandingkan dengan triwulan 1 tahun 2021," ujar Plt Kepala Dinas DKP Sulsel Sulkaf S Latief di Makassar, Senin (25/4/2022).
Namun demikian, ia tidak memungkiri adanya nelayan yang mengeluh karena tidak bisa melaut akibat solar yang langka, serta butuh beberapa syarat administrasi berupa surat rekomendasi dari dinas untuk mendapatkan bahan bakar kapal mereka bisa beroperasi.
Mengutip dari data statistik DKP Sulsel, pada triwulan pertama 2022 produksi ikan di Sulsel mencapai 1.099.229.3 ton, jumlah ini meningkat pada periode yang sama tahun 2021 yang hanya 1.083.327.6 ton.
"Keluhan ada, banyak. Mereka ada yang tidak bisa melaut. Tapi kami di DKP semua nelayan yang datang meminta rekomendasi pasti dikasih," katanya via Antara.
Bagian Statistik DKP Sulsel Max menjelaskan, tidak semua nelayan di Sulsel menggunakan solar untuk mengoperasikan kapal mereka. Sejumlah nelayan kecil yang daerah tangkapnya tidak terlalu jauh di tengah laut atau yang daerah tangkapnya di darat, banyak tidak menggunakan solar.
"Kan yang menggunakan solar itu rata-rata nelayan kapal besar, nah di Sulsel inikan bukan hanya nelayan yang punya kapal besar tetapi ada yang menggunakan kapal kecil," jelasnya.
Sementara nelayan yang memiliki kapal besar sudah memiliki banyak modal untuk membeli solar. Apalagi akses nelayan mendapatkan solar di SPDN tiap-tiap pelabuhan sudah sangat mudah dengan harga yang lebih terjangkau sebab mendapat subsidi dari pemerintah.
"Kalau kapal besar itu artinya dia punya dana melaut itu ada. Jadi tidak berpengaruh, produksi kita naik, wilayah tangkap itu naik di Sulsel," katanya.
Baca Juga: Pengurus Masika ICMI Sulsel Periode 2022-2026 Resmi Dilantik
Ia menyebut produksi ikan di Sulsel dihasilkan dari perikanan tangkap. Sumbernya diperoleh dari danau, sungai dan rawa yang tidak banyak menggunakan solar. Sementara untuk area penangkapan di laut, umumnya menggunakan solar.
Berita Terkait
-
1 Juta Orang Akan Pulang Kampung ke Sulawesi Selatan, Gubernur Minta Antisipasi Lonjakan Covid-19
-
Face of Jakarta: Kisah Basri, Nelayan Tradisional Teluk Jakarta
-
Tumpahan Minyak Solar Cemari Pantai di Lhokseumawe
-
Bio Solar Tumpah di Laut Lhokseumawe, Begini Kronologinya
-
Pengurus Masika ICMI Sulsel Periode 2022-2026 Resmi Dilantik
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
Terkini
-
Modus Penipuan Digital Makin Canggih, Ini Strategi Baru Bank Indonesia Melawan Scammer!
-
Harga Emas Hari Ini Naik! Logam Mulia di Pegadaian Mulai Tarik Minat Pembeli
-
Gurita Bisnis Victor Hartono, Pemimpin Grup Djarum: Usaha dan Saham
-
RI Targetkan 16 Juta Turis Asing, Ekspansi Hotel Mewah Makin Meriah
-
Pemerintah Akan Tata Ulang Legalitas IKN Setelah MK Batalkan HGU 190 Tahun
-
BI Serap Rp290 Miliar dari Lelang Obligasi PT Sarana Multigriya Finansial, Apa Untungnya?
-
Pemerintah Optimistis Negosiasi Tarif dengan AS Rampung Sebelum 2025 Berakhir
-
Mendag Temukan Harga Cabai Naik Jelang Nataru
-
Bos Djarum Victor Hartono Terseret Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty, Purbaya: Bukan Zaman Sekarang!
-
Intip Gaji dan Tunjangan Ken Dwijugiasteadi, Eks Dirjen Pajak