Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan saat ini kesenjangan program vaksinasi di sejumlah negara Asia-Pasifik masih cukup tinggi. Menurutnya kondisi tersebut harus segera diselesaikan.
Pernyataan itu disampaikan Jokowi dalam pembukaan sidang komisi ke-78 United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) seperti disiarkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin (23/5/2022).
"Penangan pandemi harus dilanjutkan dan kesenjangan vaksinasi di kawasan harus ditutup kawasan ini memiliki negara dengan pencapaian vaksinasi tertinggi dan juga terendah di dunia," kata Jokowi.
Menurut dia, keberhasilan vaksinasi menentukan reaktivasi nasional dan konektivitas dengan perekonomian dunia.
Masih menurut Jokowi, UNESCAP dapat mendukung terbentuknya jaringan fasilitas produksi dan distribusi vaksin regional untuk mengatasi tantangan logistik dan mempersingkat rantai pasok.
Selain itu, pendanaan untuk akselerasi SDGs juga harus diperkuat, Jokowi mengatakan ADB memperkirakan kebutuhan USD1,5 triliun setiap tahunnya untuk memastikan SDGs tercapai di Asia-Pasifik tahun 2030.
"Sementara, ketersediaan pendanaan global hanya USD1,4 triliun kesenjangan besar ini harus ditutup, investasi sektor swasta harus didorong, meskipun Asia-Pasifik merupakan kawasan terbesar bagi penanaman modal asing, inbound dan outbound, namun nilai investasi ke kawasan sendiri masih kecil," ucapnya.
Lantaran itu, Jokowi memeinta UNESCAP perlu mendorong penguatan investasi intrakawasan, mendukung kemudahan berusaha, promosi dan bisnis matching di antara negara anggota, pendanaan inovatif perlu terus dimajukan, kolaborasi UNESCAP dengam ADB dan lembaga pendanaan lainnya sangat diharapkan.
Indonesia, kata Jokowi, akan memajukan berbagai pendanaan inovatif termasuk SDGs Indonesia One, green sukuk dan ekonomi karbon.
Baca Juga: Kejar Pemerataan Vaksinasi Covid-19, Binda Papua Barat Terjun Hingga ke Pelosok 10 Kabupaten/Kota
Tak lupa ia menyampaikan, sumber-sumber pertumbuhan baru harus diperkuat, digitalisasi, pemberdayaan UMKM, dan pertumbuhan hijau adalah masa depan bersama.
"Optimalisasi digitalisasi perdagangan akan memangkas biaya perdagangan di kawasan setidaknya 13 persen akses UMKM pada financial inclusion dan rantai pasok kawasan perlu didorong dukungan bagi upaya pertumbuhan hijau sangat diperlukan termasuk transisi energi dan kapasitas pajak perlu harus diperkuat, termasuk carbon tax," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
Terkini
-
Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.612, Dipengaruhi Sanksi AS ke Rusia dan Sentimen Utang Domestik
-
IHSG Dibuka Menguat Tapi Langsung Putar Haluan Melemah Pagi Ini
-
R&I Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia di BBB+, Bukti Ekonomi Tangguh di Tengah Gejolak Global
-
Emas Antam Lebih Murah Rp 15.000, Berikut Daftar Harganya
-
Pengamat Energi Nilai Implementasi 'Co-Firing' untuk Transisi PLTU Secara Bertahap
-
Pemerintah Klaim Petani Bisa Cuan Gara-gara Program BBM E10
-
Rincian PMK No 72 Tahun 2025, Insentif Pajak untuk 5 Industri dan Pariwisata
-
IHSG Diprediksi Menguat 'Bersama' Wall Street, Cek Saham-saham Rekomendasi Ini
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
Satu Lagi Bank Bangkrut, OJK Cabut Izin Usaha BPR Nagajayaraya Sentrasentosa