Suara.com - Dalam laporan terbaru World Health Organization (WHO) menyebutkan, industri tembakau dinilai bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan, hilangnya jutaan nyawa manusia, ratusan ribu hektar lahan, serta miliaran ton air.
Industri ini juga dianggap bertanggung jawab atas puluhan juta ton karbondioksida di atmosfer bumi. Laporan itu dikeluarkan bertepatan dengan Hari Tanpa Tembakau Sedunia pada Selasa (31/5/2022) lalu.
Menanggapi hal ini, Sekjen Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) Hananto Wibisono mengaku tak kaget dengan laporan WHO tersebut. Dia bilang selama ini persepsi dan stigma negatif terhadap tanaman tembakau begitu kental.
"Seolah-olah semua masalah di muka bumi ini, disebabkan tembakau. Belum lagi ratusan regulasi regional dan nasional yang belum berimbang dan kurang adil terhadap tembakau itu sendiri. Ini yang perlu kami ubah," kata Hananto dalam sebuah diskusi bertajuk Tembakau: Dari Daun hingga Limbah yang Bermanfaat, di Jakarta, Kamis (2/6/2022).
Padahal kata dia tembakau sebagai salah satu komoditas pertanian memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Namun sayang, advokasi, edukasi dan sosialisasi pemanfaatan tembakau memang belum masif.
Padahal secara saintifik, tak sedikit jurnal ilmiah yang telah membuktikan bahwa tanaman tembakau punya komponen ilmiah yang sangat bermanfaat bagi lingkungan.
Di tempat yang sama, Dosen Ekonomi Pertanian IPB, Prima Gandi, mengatakan penelitian yang mempublikasikan manfaat ilmiah pemanfaatan limbah tembakau bisa dilihat dari limbah tembakau (granul ekstrak tembakau) terhadap larva aedes aegypti, hingga limbah batang tembakau yang bisa menjadi bahan pupuk organik, pewarna alami bitoik, bio briket, bio diesel (energi alternatif) hingga pestisida.
"Ini bukti bahwa tembakau memiliki potensi ekonomi dan dapat membantu proses pertanian yang ramah lingkungan. Sudah saatnya kami bersama pemerintah fokus mengembangkan hal ini. Kita bisa menerapkan circular economy," katanya.
Sehingga dirinya berharap lintas instansi dan sektoral dapat berpartisipasi aktif mengembangkan dan menyebarluaskan pemanfaatan tembakau yang bisa bermanfaat bagi kesehatan dan lingkungan.
Baca Juga: Ragukan Klaim Pemerintah, WHO Sebut Kondisi Pandemi Covid-19 di Korea Utara Memburuk
"Indonesia, sangat welcome terhadap investor. Mengapa pemerintah tidak membantu memberikan kesempatan investasi agar potensi ini menjadi nilai ekonomi yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas, dimulai dari daerah yang merupakan sentra pertanian tembakau."
Berita Terkait
-
WHO Sebut Kasus COVID di Korea Utara Kemungkinan akan Semakin Memburuk
-
Ragukan Klaim Pemerintah, WHO Sebut Kondisi Pandemi Covid-19 di Korea Utara Memburuk
-
WHO: Cacar Monyet Monkeypox Telah Menyebar Tanpa Terdeteksi Selama Beberapa Waktu
-
WHO Sebut Wabah Seperti Cacar Monyet Bakal Lebih Sering Muncul, Pertanda Apa?
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Capai 3% Buntut Penurunan Suku Bunga The Fed
-
SIM Mati Bisa Diperpanjang? Ini Syarat Terbaru dan Biayanya
-
LPDB Dorong Koperasi Pondok Pesantren Jadi Mitra Strategis Koperasi Desa Merah Putih
-
Minim Sentimen, IHSG Berakhir Merosot ke Level 8.618 Hari Ini
-
Rundown dan Jadwal Ujian CAT PPPK BGN 2025 18-29 Desember 2025
-
ESDM Mulai Jalankan Proyek Pipa Gas Dusem, Pasok Energi dari Jawa ke Sumatera
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Riset: Banyak Peminjam Pindar Menderita Gunakan Skema Pembayaran Tadpole
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Rupiah Terus-terusan Meloyo, Hari Ini Tembus Rp 16.700