Suara.com - Di tengah meningkatnya tekanan dan ketidakpastian global, kinerja ekspor Indonesia pada Mei 2022 tetap tumbuh tinggi. Pemerintah tengah berupaya untuk mengendalikan lonjakan harga dan memastikan kecukupan pasokan minyak goreng domestik seperti melalui pelarangan ekspor CPO secara temporer, kinerja ekspor non-migas masih mampu tumbuh tinggi.
Ekspor Indonesia pada Mei 2022 tercatat USD21,51 miliar atau tumbuh 27 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Secara akumulatif hingga Mei 2022, ekspor migas mampu tumbuh 35,9 persen (ytd), sementara ekspor non-migas mengalami pertumbuhan 36,4 persen.
Dari sisi produksi, kinerja ekspor pertambangan tumbuh paling tinggi sebesar 114,2 persen (yoy), sementara pertanian 20,32 persen (yoy), dan manufaktur tumbuh 7,78% (yoy).
Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan RI, Febrio Kacaribu menjelaskan bahwa kenaikan harga komoditas global yang terjadi saat ini berdampak pada kinerja ekspor terutama komoditas energi, mineral dan logam.
"Pertumbuhan ekspor non-migas yang terus berlanjut akan semakin memperkuat fundamental ekonomi nasional," kata Febrio dalam keterangan pers, Jumat (17/6/2022).
Selain itu, kinerja impor juga masih mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 30,74 persen (yoy), sedang secara tahunan impor migas tumbuh 62,64 persen dan impor non-migas tumbuh 25,33 persen.
Komoditas yang masih mendorong peningkatan impor Mei 2022 antara lain, gula dan kembang gula, bahan bakar mineral, dan daging hewani. Sementara itu, impor bahan baku tumbuh 33,95 persen (yoy), barang modal (29,18 persen), dan barang konsumsi (7,83 persen).
"Pertumbuhan impor barang modal dan bahan baku menunjukan masih kuatnya permintaan dalam negeri seiring masih berlanjutnya ekspansi aktivitas industri. Sementara itu, pertumbuhan konsumsi yang tumbuh lebih tinggi di bulan Mei 2022 jika dibandingkan April 2022 mengindikasikan semakin kuatnya pemulihan daya beli masyarakat”, tambah Febrio.
Secara keseluruhan, neraca perdagangan Indonesia masih menunjukkan kinerja yang positif dengan mencatatkan surplus sebesar USD2,9 miliar di bulan Mei 2022 (surplus 25 bulan berturut-turut).
Baca Juga: YLKI Menduga Masuknya PMK Akibat Perubahan Orientasi Kebijakan Impor Daging
Tingginya surplus neraca perdagangan ditambah dengan relaksasi kebijakan pelarangan ekspor CPO sejak 23 Mei 2022 seiring stabilnya harga minyak goreng dalam negeri, hal ini diperkirakan akan meningkatkan kembali kinerja ekspor dan akan menjadi salah satu pendorong kinerja pertumbuhan PDB triwulan II 2022.
Berdasarkan beberapa faktor tersebut, Pemerintah tetap optimis akan kinerja perdagangan yang akan semakin menguat, sehingga dapat meningkatkan posisi keseimbangan eksternal dan terus mendorong penguatan pemulihan ekonomi nasional.
Selain itu, Pemerintah akan terus memonitor dan mewaspadai berbagai potensi risiko global yang dapat berdampak pada kinerja perdagangan Indonesia, khususnya perkembangan terakhir terkait dinamika inflasi di AS serta respons lebih agresif dari the Fed.
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
Terkini
-
BCA Gelar Indonesia Knowledge Forum 2025: Wujud Nyata Dukung Indonesia Emas 2045
-
Relaksasi dari ESDM, Amman Dapat Kuota Ekspor 480.000 dmt Tembaga
-
Awal Pekan, Rupiah Demam Lawan Dolar Amerika
-
Penyebab Laba Bersih MedcoEnergi Turun 69 persen di Kuartal III-2025
-
Awali Pekan ini, Harga Emas Antam Jatuh Jadi Rp 2.278.000 per Gram
-
Jamkrindo Kucurkan Penjaminan Kredit Rp 186,76 Triliun Hingga September 2025
-
IHSG Berada di Zona Hijau pada Perdagangan Pagi ini
-
Pupuk Indonesia Groundbreaking Pabrik Soda Ash Pertama, Siap Hemat Devisa Rp1,25 Triliun Per Tahun
-
Klaim Asuransi Kerusuhan Tembus Rp150 Miliar
-
Akhiri Ketergantungan Impor, Anak Muda RI Ciptakan BBM Dengan Klaim RON 98