Suara.com - Industri otomotif di Indonesia tampaknya berupaya keras untuk terus menciptakan momentum pemulihan. Setelah tahun 2021 bangkit dari keterpurukan, industri otomotif diharapkan meneruskan laju positifnya di tahun 2022.
Tahun 2021, mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan mobil wholesales atau distribusi dari pabrik ke diler tumbuh 66% year-on-year (yoy) menjadi 887.202 unit.
Adapun penjualan sepeda motor, merujuk data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan sepeda motor sepanjang 2021 mencapai 5.057.516 unit, tumbuh 38% dibanding 2020 yang hanya 3.660.616 unit.
Untuk tahun 2022, Gaikindo menargetkan mobil yang terjual mencapai 900 ribu unit. Sementara itu AISI mematok target 5,4 juta motor baru terjual tahun ini. Tantangan ini memang tak mudah.
Namun, tanda-tanda positif terus berdenyut sepanjang Januari-Mei 2022. Di pasar sepeda motor, penjualan sepanjang Januari-Mei 2022 mencapai 1.950.293 unit. Adapun di pasar mobil, secara wholesales, kurun Januari-Mei 2022 penjualan sudah mencapai 544.027 unit.
Perkembangan ini terus memancing perhatian industri terkait, bukan hanya pelaku otomotif langsung. Salah satunya adalah GPS Tracker yang merupakan pendukung industri otomotif.
Alamsyah Cheung, CEO Fox Logger, penyedia GPS Tracker berbasis IoT (internet of things) terbesar di Tanah Air, memberikan pernyataan bahwa pemerintah memang memiliki peran besar dalam upaya mengangkat industri otomotif lewat relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
Namun, dia juga menyoroti peran industri leasing (multifinance) dalam mendorong momentum kebangkitan industri otomotif di Tanah Air.
“Pertumbuhan industri otomotif Indonesia tidak akan terlepas dari dukungan lembaga pembiayaan,” katanya.
Baca Juga: Jawab Perkembangan Industri Otomotif, Wuling Serahkan Cortez S untuk Program Bakti Pendidikan
Secara umum, pembiayaan otomotif memang berkontribusi sekitar 70% dari total pembiayaan industri multifinance. Sejak tahun 2000, bisnis pembiayaan tumbuh pesat dengan tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan (CAGR) mencapai 25%-30%, khususnya di pembiayaan motor.
Hal ini juga didukung data OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Berdasarkan data OJK, persentase pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor di Indonesia mencapai 74% dari total piutang pembiayaan netto industri atau sebesar Rp364,23 triliun per Desember 2021.
Intinya, ungkap Alamsyah, pertumbuhan industri pembiayaan multifinance berbanding lurus dengan pergerakan ekonomi serta pertumbuhan industri otomotif.
Ketika ekonomi pulih dan industri otomotif bergerak, industri multifinance pun dengan sendirinya turut bergerak. Apalagi jika pemerintah memberikan insentif seperti relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), tentunya industri multifinance pun makin kencang berputar menopang kebutuhan masyarakat yang ingin memiliki kendaraan bermotor.
“Fox Logger pada hakekatnya adalah pihak yang menjadi sebuah proses bisnis baru pada kegiatan operasuional perusahaan multifinance yang sangat memiliki dampak signifikan pada kinerja divisi collection,” kata Alamsyah.
“Saat ini pun Fox Logger sudah bekerja sama dengan 10 perusahaan multifinance di Indonesia,” tutup Alamsyah
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Kekayaan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya yang Dikabarkan Cerai
-
Merger BUMN Karya Tuntas Awal 2026, BP BUMN Ungkap Update Terkini
-
Target Harga BUMI di Tengah Aksi Jual Saham Jelang Tahun Baru
-
HET Beras Mau Dihapus
-
Dana Jaminan Reklamasi 2025 Tembus Rp35 Triliun, Syarat Wajib Sebelum Operasi!
-
Harga Beras Bakal Makin Murah, Stoknya Melimpah di 2026
-
DJP Blokir 33 Rekening Bank hingga Sita Tanah 10 Hektare ke Konglomerat Penunggak Pajak
-
Emiten TRON Perkuat Bisnis Kendaraan Listrik, Jajaki Pengadaan 2.000 Unit EV
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
DJP Kemenkeu Kantongi Rp 3,6 Triliun dari Konglomerat Penunggak Pajak