Suara.com - Indonesia diharap waspada terhadap inflasi yang terus naik dan kekhawatiran terhadap perkiraan yang bakal melebihi perkiraan tiga persen plus minus satu persen pada akhir tahun.
"Kita juga melihat ada beberapa risiko terkait dengan kenaikan inflasi global yang bisa berpotensi mempengaruhi inflasi domestik," kata Chief Economist Bank Permata Josua Pardede, Selasa (19/7/2022).
Ia juga mengatakan, inflasi yang tinggi bisa menjadi penghambat terbesar pertumbuhan ekonomi karena dapat mempengaruhi daya beli masyarakat dan tingkat konsumsi secara keseluruhan.
Saat ini, inflasi mendapatkan perhatian khusus di berbagai negara karena berpotensi memaksa bank sentral untuk menaikkan suku bunga acuan dan memperketat likuiditas yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi pada Juni 2022 sebesar 0,61 persen, sehingga inflasi tahun ke tahun (yoy) mencapai 4,35 persen atau yang tertinggi sejak Juni 2017.
Inflasi Juli 2022 hingga minggu kedua telah mencapai 0,59 persen karena tingginya harga cabai merah, bawang merah dan tiket pesawat, demikian sebut Bank Indonesia (BI) melalui Survei Pemantauan Harga.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan inflasi akhir tahun 2022 bisa berada pada kisaran 4,2 persen (yoy) atau melebihi sasaran tiga persen plus minus satu persen, karena pengaruh kondisi global.
Meski berpotensi melewati sasaran, ia menyakini kondisi inflasi Indonesia masih lebih baik dari negara-negara lain, karena adanya koordinasi yang baik antar pemangku kepentingan dalam stabilisasi harga.
Baca Juga: Biaya Transfer Antarbank Bisa di Bawah Rp2.500 Pakai BI Fast? Ini Pengertian BI Fast dan Manfaatnya
Berita Terkait
-
Pacar Kaesang, Erina Gudono Ternyata Analis di Bank Indonesia dan JP Morgan
-
Jika Harga BBM Naik, Inflasi RI Bisa Meledak Seperti Negara Lain
-
BI Diprediksi Pertahankan Suku Bunga, Rupiah 'Perkasa' Lawan Dolar
-
Harga Cabai Turun, Emak-emak di Balikpapan Ikut Tersenyum: Alhamdulillah
-
Biaya Transfer Antarbank Bisa di Bawah Rp2.500 Pakai BI Fast? Ini Pengertian BI Fast dan Manfaatnya
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Pabrik Chip Semikonduktor TSMC Ikut Terdampak Gempa Magnitudo 7 di Taiwan
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Tahun 2025, Update Terbaru OJK Desember
-
Daftar Bank yang Tutup dan 'Bangkrut' Selama Tahun 2025
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya