Suara.com - PT. Intiland Development Tbk. menyampaikan minat beli masyarakat terhadap properti pada saat ini belum sepenuhnya pulih setelah tertekan pandemi Covid-19, apalagi kata dia saat ini ekonomi global kembali mendapat tantangan akibat perang Rusia-Ukraina.
Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono mengatakan meski di tengah tantangan belum pulihnya minat beli konsumen, perseroan tetap optimistik kondisi pasar properti tahun ini akan lebih baik.
"Tahun ini pasar properti masih cukup menantang di tengah sinyalemen terjadinya kontraksi perekonomian global. Tapi kami cukup yakin, tren pemulihan sektor properti masih berlanjut dan bisa menjadi momentum untuk peningkatan kinerja usaha tahun ini,” kata Archied dalam paparan publik secara daring di Jakarta, Rabu (20/7/2022).
Archied mengakui pandemi Covid-19 membawa dampak signifikan di industri properti nasional selama dua tahun terakhir, sehingga mempengaruhi operasional dan kinerja perseroan, terutama terjadinya
penurunan minat dan daya beli masyarakat secara umum.
Ia menyebut, menjaga pertumbuhan kinerja penjualan menjadi prioritas utama perseroan di samping memastikan proses pembangunan proyek-proyek berjalan dengan lancar, di mana perseroan punya keyakinan pasar properti akan berangsur-angsur pulih tahun ini.
"Minat beli dan investasi properti masyarakat mulai tumbuh kembali ditandai dengan tren penjualan dalam enam bulan terakhir," ujarnya.
Archied menjelaskan perseroan telah menetapkan prioritas-prioritas penting yang akan dijalankan tahun ini sebagai upaya untuk menjaga pertumbuhan usaha.
Selain masih fokus pada pengembangan di proyek-proyek yang sudah berjalan, perseroan tetap menyiapkan rencana pengembangan proyek baru yang setiap saat siap untuk diluncurkan.
“Kami terus memantau dinamika pasar properti serta arah perkembangan perekonomian nasional. Peluncuran proyek baru, khususnya di segmen mixed-use and high rise kami tetap siapkan, tetapi menunggu momentum terbaik dan mempertimbangkan daya serap pasar,” katanya.
Baca Juga: Intiland Memulai Pembangunan Kawasan Terpadu Amesta Living Surabaya
Pada semester I 2022, perseroan membukukan marketing sales Rp803 miliar, di mana penjualan dari segmen pengembangan kawasan perumahan memberikan kontribusi terbesar Rp479 miliar atau 60 persen dari keseluruhan.
Kontributor berikutnya berasal dari segmen pengembangan kawasan industri yang mencatatkan marketing sales Rp214 miliar atau 26 persen serta segmen pengembangan mixed-use dan high rise senilai Rp110 miliar atau sebesar 14 persen.
“Kami terus berusaha mengejar target penjualan di semester kedua melalui peluncuran produk-produk baru maupun pengembangan proyek baru,” kata Archied.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Tahun 2025, Update Terbaru OJK Desember
-
Daftar Bank yang Tutup dan 'Bangkrut' Selama Tahun 2025
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas