Suara.com - Layanan telemedicine yang diujicobakan di 8 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan 10 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) mendapat tanggapan positif dari peserta JKN maupun fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Sebanyak 87% peserta JKN yang menjadi responden merasa kehadiran telemedicine memudahkan mereka memperoleh pelayanan kesehatan. Tak hanya itu, 83,4% dari mereka juga setuju bahwa pelayanan telemedicine mempercepat waktu untuk mendapatkan konsultasi medis dari rumah sakit rujukan.
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti mengatakan, bukan hanya peserta JKN, fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan pun menyambut positif keberadaan layanan telemedicine.
“Uji coba tersebut kami lakukan di 5 wilayah, yakni Jakarta Selatan, Medan, Serang, Yogyakarta, dan Gorontalo. Hasilnya, 71% peserta JKN responden puas terhadap layanan telemedicine. Dari sisi penyedia layanan kesehatan, 100% FKTP maupun FKRTL yang menjadi responden menyatakan akan menggunakan layanan telemedicine secara berkelanjutan. Selain itu, lebih dari 85% fasilitas kesehatan responden juga menilai telemedicine meningkatkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat,” kata Ghufron saat menjadi salah satu pembicara dalam acara Seminar Nasional VIII, Healthcare Expo VI & Kongres VI Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) bertajuk “Peluang Telemedicine ke Depan”, Rabu, (3/8/2022).
Melihat respon yang menggembirakan, pada tahun 2022 ini BPJS Kesehatan memperluas uji coba penerapan telemedicine dari 5 wilayah menjadi 18 wilayah. Ghufron mengatakan, layanan telemedicine yang dilaksanakan antara dokter FKTP dengan dokter spesialis di rumah sakit berupa konsultasi untuk menegakkan diagnosis, memberikan terapi, dan/atau mencegah keparahan penyakit. Nantinya, peserta JKN yang mengakses layanan dasar di FKTP dan memerlukan konsultasi dokter spesialis, tidak perlu datang ke rumah sakit. Dokter FKTP akan mengonsultasikan keluhan peserta kepda dokter spesialis di rumah sakit melalui telemedicine.
"Hingga saat ini, terdapat 100 FKTP Non-Daerah Terpencil dan Daerah Terpencil yang telah memanfaatkan layanan telemedicine. Layanan ini juga telah dimanfaatkan oleh 117 rumah sakit, 62 apotek dan ruang farmasi Puskesmas yang tersebar di wilayah Indonesia. Melalui telemedicine, harapan kami peserta JKN yang berada di seluruh pelosok negeri, termasuk di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T), bisa semakin mudah mengakses layanan kesehatan," ucap Ghufron.
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi mengungkapkan bahwa pihaknya optimis hadirnya telemedicine akan memberikan kemudahan bagi konsumen untuk mengakses layanan kesehatan di fasilitas kesehatan.
“Implementasi telemedicine ke depannya harus diiringi dengan kesiapan infrastruktur, product knowledge, proses bisnis, dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni. Di samping itu, juga perlu regulasi yang kuat untuk mendukung pengembangan telemedicine itu sendiri, serta kanal pengaduan khusus bagi pasien yang memanfaatkan layanan ini,” tuturnya.
Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan RI, Siti Khalimah mengungkapkan bahwa telemedicine adalah jawaban atas sejumlah tantangan pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini, seperti belum meratanya penempatan SDM tenaga kesehatan di beberapa daerah dan keterbatas akses layanan rujukan.
“Ini adalah kesempatan kita untuk melakukan transformasi digital dan bioteknologi kesehatan, salah satunya yaitu telemedicine. Bersama BPJS Kesehatan, kami melaksanakan uji coba telemedicine tahap kedua di 100 FKTP se-Indonesia sampai dengan 31 Desember 2023 mendatang. Harapan kami, telemedicine mampu mendekatkan akses layanan kesehatan ke masyarakat,” katanya.
Baca Juga: Kuota BPJS Kesehatan Bakal Dipangkas, Orang Miskin Dilarang Sakit
Berita Terkait
-
Pawlyclinic, Platform Telemedicine Hewan Peliharaan Resmi Ekspansi ke Indonesia
-
Bantul Terendah, 38 Ribu Warga DIY Belum Punya BPJS
-
Di Hari Jadi Klaten ke-218, Warga Sukses Capai Universal Health Coverage
-
Kunjungi RSJ Provinsi Lampung, Senator dr. Jihan Nurlela Serap Aspirasi Layanan Kesehatan Jiwa
-
BPJS Kesehatan Jamin Fasilitas Kesehatan yang Kerja Sama dalam JKN Selalu Mengedepankan Mutu Layanan
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Barcelona dan BRI Kolaborasi, Bayar Cicilan di BRImo Bisa Ketemu Lamine Yamal
-
IHSG Menutup 2025 di Level Tertinggi, OJK Buka Rahasia Pasar Modal RI yang Solid
-
Catatan Akhir Tahun, Aktivitas Industri Manufaktur RI Melambat
-
Cicilan HP ShopeePayLater vs Kredivo, Mana yang Lebih Murah
-
Pemerintah Tegaskan Impor Daging Sapi untuk Industri Bukan Kosumsi Masyarakat
-
Catatan Akhir Tahun: Waspada Efek 'Involusi' China dan Banjir Barang Murah di Pasar ASEAN
-
Pencabutan Insentif Mobil Listrik Perlu Kajian Matang di Tengah Gejolak Harga Minyak
-
Viral di Medsos, Kemenkeu Bantah Purbaya Jadi Otak Penyitaan Duit Korupsi Konglomerat
-
Pemerintah Putuskan Impor Garam Industri 1,1 Juta Ton, Buat Apa?
-
Mandiri Inhealth Telah Bayarkan Klaim Rp 3,9 Triliun Hingga November 2025