Suara.com - Harga minyak dunia melemah pada perdagangan hari Selasa, setelah sesi yang fluktuatif karena kekhawatiran akan ekonomi yang melambat dapat memangkas permintaan.
Mengutip CNBC, Rabu (10/8/2022) harga minyak mentah berada di bawah tekanan selama berminggu-minggu karena meningkatnya kekhawatiran resesi dapat memangkas permintaan minyak.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melemah 34 sen atau 0,4 persen menjadi USD96,31 per barel.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), menetap di posisi USD90,50 per barel, turun 26 sen, atau 0,3 persen.
Selama sesi tersebut, kedua tolok ukur itu naik dan turun lebih dari USD1 per barel.
Ukraina menghentikan aliran minyak di jaringan pipa Druzhba ke beberapa bagian Eropa tengah karena sanksi Barat mencegah pembayaran dari Moskow untuk biaya transit.
Aliran di sepanjang rute selatan pipa Druzhba terpengaruh, sementara rute utara yang melayani Polandia dan Jerman tidak terganggu.
Minyak awalnya bergerak lebih tinggi di tengah berita pipa tersebut, dan ekspektasi bahwa penutupan itu akan memperketat pasokan, tetapi harga berbalik arah karena rincian menjadi lebih jelas seputar apa yang menyebabkan gangguan dan aliran diperkirakan berlanjut dalam beberapa hari.
"Mempertimbangkan fakta bahwa bukan pihak Rusia yang menutup pipa, tetapi pihak Ukraina, itu akan menjadi situasi yang dapat diselesaikan lebih cepat," kata Bob Yawger, Direktur Mizuho di New York.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Bergerak Naik Lagi Setelah Anjlok Dalam
Harga tertekan oleh pembicaraan tentang upaya terakhir negara-negara Eropa untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir Iran. Senin, Uni Eropa mengajukan teks "final" untuk menghidupkan kembali kesepakatan Iran 2015.
Seorang pejabat senior Uni Eropa mengatakan keputusan akhir tentang proposal tersebut, yang membutuhkan persetujuan Amerika dan Iran, diharapkan dalam beberapa minggu.
Pembicaraan berlangsung selama berbulan-bulan tanpa kesepakatan.
Ekspor minyak mentah Iran, menurut pelacak tanker, setidaknya 1 juta barel per hari di bawah tingkat mereka pada 2018 ketika mantan Presiden Donald Trump memutuskan untuk keluar dari perjanjian nuklir itu.
Minyak sekarang turun lebih dari USD40 dari puncaknya menyusul invasi Rusia ke Ukraina, yang sempat membawa Brent ke posisi USD139 per barel.
Persediaan minyak mentah Amerika juga menandakan permintaan yang melambat, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute.
Stok minyak mentah naik sekitar 2,2 juta barel untuk pekan yang berakhir hingga 5 Agustus. Analis memperkirakan penurunan kecil 400.000 barel dalam persediaan minyak mentah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
Terkini
-
Nasib KFC: Tutup 19 Gerai dan PHK 400 Pekerja
-
Freeport Berhenti Beroperasi Sementara, Fokus Temukan 5 Karyawan yang Terjebak Longsor
-
Kelakar Mau Dipukul Bupati, Menkeu Purbaya: Transfer ke Daerah Dipangkas Biar Bersih dan Efektif
-
Menkeu Purbaya Sebut Pemerintah Mau Buat Kawasan Industri Hasil Tembakau
-
Inflasi Tembus 0,18 Persen, Bank Indonesia : Kenaikan Harga Emas Jadi Biang Kerok
-
Jadi BP BUMN, 12 Poin Penting Perubahan UU BUMN: Wamen Dilarang Jadi Komisaris
-
Mulai Bangkit, Rupiah Makin Perkasa Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Daftar Konglomerat Kelas Kakap yang Beli Patriot Bond, Ada Barito Hingga Djarum
-
Sah! Kementerian BUMN Berubah Jadi Badan Pengatur BUMN
-
Lowongan Kerja dan Gaji PT KAI Commuter Oktober 2025, Ada 8 Posisi Lulusan D3 dan S1