Suara.com - Presiden Joko Widodo menegaskan kembali pentingnya menjaga pasokan pangan nasional, sebagaimana disampaikannya saat meninjau pengembangan dan penanaman kelapa genjah di Desa Sanggang, Sukoharjo, Jawa Tengah, hari ini.
Menurut Presiden sejumlah negara di dunia tengah dilanda krisis pangan dan kelaparan sehingga Indonesia harus tetap hati-hati dan waspada menghindari hal serupa.
"Kita pun harus hati-hati dan harus waspada terhadap yang namanya krisis pangan, jangan sampai terjadi di negara kita Indonesia. Oleh sebab itu, menjaga pasokan pangan wajib," katanya.
Presiden juga mengingatkan menjaga pasokan pangan harus dibarengi dengan langkah-langkah untuk memastikan distribusi pangan tidak menimbulkan ketimpangan antardaerah di Indonesia, yang dapat mengakibatkan harga pangan ikut meningkat.
Oleh karena itu, Presiden Jokowi mendorong para petani untuk mulai menanam komoditas pangan yang bisa menjadi substitusi bahan pangan impor.
"Misalnya, urusan gandum, ini gandum di kita ini bisa dicampur dengan cassava, dicampur misalnya sorgum, dicampur dengan sagu. Saya kira ini akan mengurangi impor kita," kata Presiden.
Kepala Negara juga menegaskan pentingnya menjaga stabilitas inflasi bahan pangan agar tidak membuat daya beli masyarakat menurun.
"Menjaga inflasi bahan makanan, bahan pangan, harus dijaga inflasinya sehingga kenaikan harganya tidak memberatkan daya beli masyarakat," kata Presiden.
Sebelum meninjau pengembangan dan penanaman kelapa ganjah di Sukoharjo, Presiden sempat melakukan kegiatan serupa di Desa Giriroto, Boyolali.
Baca Juga: Tak Bertemu Presiden Jokowi, Nelayan Ini Tak Jadi Berikan Mutiara Melo Oranye
Presiden menyampaikan bahwa di wilayah Solo Raya ditargetkan penanaman 200 ribu batang kelapa genjah dengan alokasi 110 ribu di Sukoharjo, 46 ribu di Boyolali, dan 46 ribu sisanya di Karanganyar.
Secara nasional, pemerintah menargetkan penanaman satu juta pohon kelapa genjah untuk memanfaatkan lahan-lahan yang tidak produktif sebagai langkah mengantisipasi krisis pangan. [antara]
Berita Terkait
-
HUT ke-13 Jokowi Masuk Gorong-gorong, Membaca Ulang Mitos Populisme
-
'Beda Luar Biasa', Kuasa Hukum Roy Suryo Bongkar Detail Foto Jokowi di Ijazah SMA Vs Sarjana
-
Peringatan 13 Tahun Jokowi Masuk Gorong-Gorong: Momen Ikonik yang Mengubah Wajah Politik Indonesia
-
Jokowi Buka Pintu Maaf Soal Tudingan Ijazah Palsu: Urusan Hukum, Ya Hukum
-
Beban Polri di Pundak Prabowo, Pengamat Sebut Warisan 'Dosa' Politik Jokowi yang Merusak
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
LPDB Koperasi Akselerasi Penyelesaian Dana Bergulir di Provinsi Bali
-
Dongkrak Produksi Minyak di Papua, SKK Migas dan Petrogas Mulai Injeksi Kimia di Lapangan Walio
-
Menperin Minta Insentif Otomotif ke Menkeu
-
Barcelona dan BRI Kolaborasi, Bayar Cicilan di BRImo Bisa Ketemu Lamine Yamal
-
IHSG Menutup 2025 di Level Tertinggi, OJK Buka Rahasia Pasar Modal RI yang Solid
-
Catatan Akhir Tahun, Aktivitas Industri Manufaktur RI Melambat
-
Cicilan HP ShopeePayLater vs Kredivo, Mana yang Lebih Murah
-
Pemerintah Tegaskan Impor Daging Sapi untuk Industri Bukan Kosumsi Masyarakat
-
Catatan Akhir Tahun: Waspada Efek 'Involusi' China dan Banjir Barang Murah di Pasar ASEAN
-
Pencabutan Insentif Mobil Listrik Perlu Kajian Matang di Tengah Gejolak Harga Minyak