Suara.com - Hingga Agustus tahun ini, kerugian yang disebabkan peretasan kripto mencapai kisaran Rp28 triliun. Meski dengan perkembangan positif yang cepat, namun hacker nampaknya juga terus menyerang dengan berbagai cara.
Kejahatan siber bukan hal baru di di industri kripto, karena berbagai hal yang mendasarinya seperti celah keamanan sistem, serta pengguna yang kurang teliti dan pengetahuan. Sektor keuangan terdesentralisasi (DeFi) selalu jadi sasaran empuk para peretas.
Reuters melaporkan, kerugian yang disebabkan peretasan kripto naik 60 persen sejak awal tahun ini. Data ini diungkap perusahaan analis blockchain, Chainalysis yang memperkirakan kerugian mencapai US$1,9 miliar, atau setara Rp28 triliun.
Padahal, tahun lalu, kerugian akibat peretasan kripto diperkirakan mencapai US$1,2 miliar. Mengutip dari Blockchain Media, jumlah tersebut berasal dari pencurian dana berdasarkan protokol DeFi.
Chainalysis memperkirakan, kerugian itu tidak akan pulih dengan cepat alias jumlah kerugian akibat peretasan berpotensi justru bertambah.
“Protokol DeFi secara unik rentan terhadap peretasan, karena kode open source mereka dapat dipelajari dan dibuat berantakan oleh penjahat dunia maya yang mencari eksploitasi, di mana ada kemungkinan insentif protokol untuk menjangkau pasar dan tumbuh dengan cepat yang menyebabkan penyimpangan dalam praktik keamanan terbaik,” ungkap Chainalysis.
Lazarus, sebuah kelompok hacker yang dituding berasal dari Korea Utara diklaim masih menjadi aktor utama kejahatan siber terkait.
Organisasi tersebut kabarnya belum lama ini berhasil mencuri aset kripto dengan nilai sekitar US$1 miliar dari protokol keuangan terdesentralisasi.
Meski demikian, angka penipuan kripto juga menurun drastis pada tahun ini, bersamaan dengan penurunan harga aset kripto dari awal tahun ini, hingga bulan Juli. Selain itu, nilai kerugian dari kejahatan penipuan (scam) juga telah menurun di tujuh bulan pertama tahun ini.
Baca Juga: Sumsel Sepekan: Kenaikan Harga Mi Instan di Sumsel Dan 4 Berita Menarik Lainnya
Berita Terkait
-
Token ASIX Tak Lolos Seleksi Jadi Kripto Resmi di RI, 'Sad' Anang Hermansyah
-
Situs Kostrad Dimatikan untuk Sementara Usai Kena Retas
-
Aduh, Situs Resmi Milik Kostrad di Hack?
-
Situs Kostrad TNI AD Tumbang Diretas Hacker Indian Cyber Mafia
-
Sumsel Sepekan: Kenaikan Harga Mi Instan di Sumsel Dan 4 Berita Menarik Lainnya
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Investor Mundur dan Tambahan Anggaran Ditolak, Proyek Mercusuar Era Jokowi Terancam Mangkrak?
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
Terkini
-
Emas Antam Pecah Rekor Lagi, Harganya Jadi Rp 2.105.000 per Gram
-
Pemerintah dan Ratusan Pengusaha Bakal Berkumpul Bahas Kebijakan Sektor Perumahan
-
Investor Mundur dan Tambahan Anggaran Ditolak, Proyek Mercusuar Era Jokowi Terancam Mangkrak?
-
Ingin Cepat Punya Dana Pensiun, Generasi Z Mulai Masuk Kelompok Sandwich
-
PGAS Terus Kebut Perluasan Jaringan Gas Bumi Rumah Tangga
-
Bukan Sekadar Proyek Seksi! Hutan Utuh Justru Jadi 'Lahan Emas' Baru Bagi Investor Hijau
-
RI Tawarkan Solusi Islam & 'Harm Reduction' untuk Selamatkan Petani Tembakau dan Ekonomi Nasional
-
Ada 35.697 Rumah Warga Bakal Disita Agen Properti, Kok Bisa?
-
Pemerintah: Peserta BPJS Ketenagakerjaan Bisa Kredit Rumah dengan Bunga Rendah
-
Dongkrak Kredit, OJK Rilis Aturan Pembiayaan UMKM