Suara.com - Dunia saat ini sedang dilanda krisis ekonomi imbas pandemi covid-19 dan perang Rusia-Ukraina. Ketidakpastian global membuat seluruh perusahaan, termasuk perusahaan rintisan (start-up), wajib memutar otak agar tetap bisa bertahan.
CO-Founder & CTO of HappyFresh, Fajar A Budiprasetyo mengatakan, salah satu kunci agar perusahaan tetap bisa bertahan di setiap badai krisis yakni harus mengerti pasar atau market. Setiap kesulitan-kesulitan yang ada di market harus dipenuhi.
"Apa sih yang market mau? Apa sih kesulitan-kesulitan yang ada di groseri (kebutuhan sehari-hari) itu. Lalu kita adaptasi," kata Fajar dalam diskusi yang digelar Impactto.io dan Katadata.co.id dengan tema 'Fenomena Bubble Burst: Jalan Terjal Start-up Indonesia'.
HappyFresh sendiri telah berdiri sejak Maret 2014 dan diluncurkan di Jakarta pada 2015. Kata Fajar, perusahaan rintisan harus pandai-pandai melihat peluang. Bahkan saat krisis kesehatan dunia yakni covid-19 melanda. Karena di setiap permasalahan, pasti ada kesempatan.
Ketika pandemi muncul, situasi dan kondisi mendukung hampir semua aktivitas usaha dilakukan secara online. Sebagai perusahaan rintisan, hal itu tentu menjadi berkah tersendiri bagi HappyFresh.
"Produk yang dipasarkan harus memenuhi permasalahan dan menjadi solusi bagi masyarakat atau pelanggan," kata dia.
Senada dengan Fajar, CEO Paxel, Zaldy Ilham Masita mengatakan, perusahaan rintisan harus pandai melihat peluang yang ada di pasar. Ia mencontohkan apa yang terjadi kepada dirinya ketika merintis Paxel.
Pertengahan 2017 Paxel didirkan dan mulai menjalankan operasional pada 2018. Pertama kali berdiri, Paxel fokus kepada pengiriman barang dalam waktu sehari (sameday delivery) di dalam kota dan luar kota.
"Sameday delivery saat itu masih kosong. Berbeda dengan reguler delivery, kalau kita ikut masuk juga akan berdarah-darah," kata Zaldy.
Baca Juga: Pemerintah Fokus Siapkan Infrastruktur Demi Pemerataan Internet di Nusantara
Namun lambat laun, Paxel kebanjiran pengiriman makanan dan makanan beku (frozen food). Padahal, kata Zaldy, Paxel tidak melayani pengiriman makanan dan frozen food.
Artinya, setiap perusahaan yang ingin bertahan di setiap badai, maka harus bisa menyesuaikan pasar.
"Waktu itu makanan dan frozen food 80 persen," kata dia.
CEO Mekrari, Suwandi Soh menilai, yang paling utama harus dilakukan oleh perusahaan rintisan ialah membuat produk berkualitas. dan sesuai dengan pasar. Hal ini juga yang dilakukan Mekari ketika pertama berdiri.
Kala itu, sasaran pasar Mekari adalah pasar internasional. Namun Suwandi sadar, pasar Indonesia ternyata lebih besar. Produknya banyak diminati oleh pasar di Indonesia.
"Kita bertemu beberapa mentor dan mulai dapat pencerahan bahwa ternyata Indonesia kesempatan ini lebih besar. Jadi mendingan dominan di Indonedia daripada jadi salah satu pemain kecil secara global," kata Suwandi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Purbaya Mau Ubah Rp 1.000 Jadi Rp 1, RUU Redenominasi Rupiah Kian Dekat
-
Purbaya Mau Ubah Rp1.000 jadi Rp1, Menko Airlangga: Belum Ada Rencana Itu!
-
Pertamina Bakal Perluas Distribus BBM Pertamax Green 95
-
BPJS Ketenagakerjaan Dapat Anugerah Bergengsi di Asian Local Currency Bond Award 2025
-
IPO Jumbo Superbank Senilai Rp5,36 T Bocor, Bos Bursa: Ada Larangan Menyampaikan Hal Itu!
-
Kekayaan Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo yang Kena OTT KPK
-
Rupiah Diprediksi Melemah Sentuh Rp16.740 Jelang Akhir Pekan, Apa Penyebabnya?
-
Menteri Hanif: Pengakuan Hutan Adat Jadi Fondasi Transisi Ekonomi Berkelanjutan
-
OJK Tegaskan SLIK Bukan Penghambat untuk Pinjaman Kredit
-
Tak Ada 'Suntikan Dana' Baru, Menko Airlangga: Stimulus Akhir Tahun Sudah Cukup!