Suara.com - Harga emas kembali bergerak melemah mendekati level terendah satu bulan pada perdagangan hari Senin. Penurunan ini disebabkan penguatan dolar dan prospek kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Kondisi ini memperpanjang kerugian menuju sesi keenam.
Mengutip CNBC, Selasa (23/8/2022) harga emas di pasar spot turun 0,6 persen menjadi USD1.736,74 per ounce, setelah mencapai level terendah sejak 27 Juli di awal sesi.
Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat ditutup menyusut 0,8 persen menjadi USD1.748,4 per ounce.
Indeks Dolar (Indeks DXY) mencapai level tertinggi lima pekan yang baru versus sekeranjang rival utamanya, membuat emas yang dihargakan dengan greenback lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
"Emas berada di bawah tekanan dari dolar dan ekspektasi pasar bahwa Chairman Fed Jerome Powell akan memperkuat sikap hawkish bank sentral AS itu dalam pidatonya di Jackson Hole, konferensi bank sentral Wyoming, akhir pekan ini," kata Daniel Ghali, analis TD Securities
"Harga bisa jatuh di bawah USD1.700 setelah konferensi Jackson Hole," tambah Ghali.
Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan opportunity cost memegang emas, yang tidak memberikan imbal hasil.
Menurut sejumlah ekonom, The Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan September di tengah ekspektasi inflasi Amerika telah mencapai puncaknya, dan kekhawatiran resesi yang terus menghantui.
Baca Juga: Turun Rp 1.000, Harga Emas Antam Awal Pekan Ini Rp 971.000/Gram
"Dalam jangka pendek, emas bisa menghadapi tekanan lagi karena Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga lebih lanjut hingga akhir tahun, tetapi begitu siklus kenaikan suku bunga berakhir, logam kuning akan mulai naik," kata Commerzbank.
Menurut data yang dirilis Jumat, spekulan juga memangkas net long position COMEX emas dan net short perak mereka dalam sepekan hingga 16 Agustus.
Sementara itu harga perak di pasar spot turun 0,3 persen menjadi USD18,96 per ounce setelah menyentuh level terendah dalam empat minggu di awal sesi.
Platinum anjlok 2,3bpersen menjadi USD875,42, sementara paladium merosot 6,2npersen menjadi USD1.992,18.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Pusing! Pedagang Lapor Harga Pangan Melonjak di Nataru, Cabai Rawit Tembus Rp 80.000/Kg
-
Support Pembiayaan, BSI Dukung Program Makan Bergizi Gratis
-
Apresiasi Ferry Irwandi, IKAPPI Usul Skema Distribusi Masif untuk Tekan Harga Pangan
-
Awas! Ada 4 Bakteri Berbahaya di Bawang Bombai Ilegal
-
Danantara Guyur Pinjaman Rp 2 Triliun ke BTN, Buat Apa?
-
Maknai Natal 2025, BRI Peduli Wujudkan Kepedulian Melalui Penyaluran Puluhan Ribu Paket Sembako
-
Transformasi Makin Cepat, Potensi Ekonomi Digital Bisa Tembus 360 Miliar Dolar AS
-
Pemerintah Bangun Pabrik Pupuk NPK Nitrat Pertama, Bisa Bikin Petani Bisa Hemat?
-
Kementerian ESDM Tambah Stok LPG di Sumut: Persentase Ketersedian Tembus 108 Persen
-
Simas Insurtech Bayar Klaim Asuransi Kendaraan Rp 1,3 Miliar ke Korban Banjir Sumatera