Suara.com - Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 3,75%. Kenaikan suku bunga acuan ini mempertimbangkan risiko kenaikan inflasi.
Dengan naiknya bunga acuan, nantinya akan berdampak pada suku bunga kredit perbankan. Lantas, bagaimana nasib suku bunga kredit perbankan?
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan, naiknya suku bunga acuan itu, belum tentu suku bunga kredit bakal alami kenaikan. Menurut dia, kenaikan suku bunga kredit sesuai dengan kondisi likuiditas perbankan.
"Dalam praktiknya penyesuaian kenaikan suku bunga acuan terhadap bunga pinjaman maupun simpanan tentunya akan bergantung pada kondisi likuiditas masing-masing perbankan, termasuk perhitungan pada tren suku bunga di pasar," ujarnya melalui keterangan di Jakarta, Jumat (26/8/2022).
Adapun, ungkap Ridha, saat ini tingkat likuiditas Bank Mandiri masih berada pada level ample atau likuid. Hal ini tercermin dari posisi Loan to Deposit Ratio (LDR) bank only Bank Mandiri per Juli 2022 yang terjaga pada level 87,48% dengan tren pertumbuhan dana pihak ketiga yang optimal serta didominasi oleh dana murah (CASA).
Tercatat per Juli 2022 total DPK Bank Mandiri telah mencapai Rp 1.013,08 triliun, tumbuh 8,78% secara year on year (yoy). Pertumbuhan tersebut antara lain disumbang oleh CASA yang tumbuh 11,82% yoy menjadi Rp 768,09 triliun.
Sebagai catatan, sejak awal tahun lalu, suku bunga deposito Rupiah telah secara agresif kami turunkan 50-75 bps dari sebelumnya 3,00% pada Maret 2021 menjadi 2,25%-2,50% pada Juli 2022.
Demikian pula untuk Suku Bunga Dasar Kredit yang secara rata-rata untuk seluruh segmen telah turun 167 bps selama tahun 2021 s.d 2022, dengan penurunan terbesar pada suku bunga dasar kredit untuk segmen konsumsi.
"Di samping itu, menurut kami kenaikan bunga acuan tidak terlalu berdampak signifikan terhadap pertumbuhan kredit. Bank Mandiri tetap optimis target pertumbuhan kredit sebesar 11% hingga akhir 2022 dapat terealisasi dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian," katanya.
Baca Juga: Bos OJK Heran, BI Rate Turun Tapi Suku Bunga Bank Masih Tinggi
Sebagai informasi, sampai dengan akhir Juli 2022 total penyaluran kredit Bank Mandiri secara bank only berhasil tumbuh 11,38% YoY.
Pertumbuhan tersebut ditopang oleh tren perbaikan dari seluruh segmen, khususnya segmen wholesale yang menjadi unggulan Bank Mandiri dengan pertumbuhan sebesar 10,8% secara YoY. Selain itu, kredit di segmen ritel tumbuh 12,53% YoY.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Purbaya Bicara Nasib Insentif Mobil Listrik Tahun Depan, Akui Penjualan Menurun di 2025
-
Stimulus Transportasi Nataru Meledak: Serapan Anggaran Kereta Api Tembus 83% dalam Sepekan!
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Purbaya Sebut Dana Badan Rehabilitasi Bencana Bersumber dari APBN
-
Purbaya Ogah Alihkan Dana MBG demi Atasi Bencana Banjir Sumatra
-
Penggunaan Keuangan Digital Meningkat, Volume Transaksi QRIS Tembus Rp1.092 Triliun
-
Tutup Tahun, 7 Bank RI Tumbang
-
Purbaya Pakai Uang Korupsi Sitaan Kejagung Rp 6,6 Triliun buat Tambal Defisit APBN