Suara.com - Otimalisasi produktivitas sektor pertanian melalui penggunaan NPK Pelangi JOS terus dikembangkan PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim), melalui program Demonstration Plot (Demplot) tahap dua komoditas bawang merah di Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.
Tercatat, panen bawang merah hasil demplot di Desa Songan Kintamani ini mencapai hasil rata-rata 12 ton per Hektare (Ha), atau naik 41 persen dari sebelumnya.
Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi, mengungkapkan hasil panen kedua ini membuktikan jika NPK Pelangi JOS sangat cocok bagi tanaman hortikultura, sehingga dapat menjadi pilihan petani bawang merah Kintamani untuk mendorong produktivitas hasil komoditas.
Dari panen demplot tahap pertama, efektivitas NPK Pelangi JOS mampu mendongkrak hasil bawang merah Desa Songan sekira 24 persen, dengan hasil rata-rata 10,5 ton/Ha dari sebelumnya maksimal 8,5 ton/Ha. Demplot dilaksanakan diatas lahan seluas 0,8 Ha, menggunakan NPK Pelangi JOS 550 Kilogram (Kg) dan Urea Daun Buah 200 Kg/Ha dengan masa tanam 70 hari.
"Pada panen kedua ini kita bisa melihat tingginya produktivitas bawang merah, dengan kenaikan hampir dua kali lipat dari hasil panen pertama. Ini membuktikan jika NPK Pelangi JOS sangat cocok untuk tanaman hortikultura maupun pangan dengan karakteristik lahan berbeda," ujar Rahmad, saat panen raya bawang merah di Desa Songan.
Dijelaskan Rahmad, NPK Pelangi JOS merupakan produk dengan kombinasi manfaat pupuk anorganik NPK dan pupuk hayati pertama di Indonesia, dan diperkaya mikroba unggul yang dirancang menggunakan teknologi terkini. Pada produk ini terdapat kandungan hara N,P dan K, serta mikroba yang baik bagi tanah dan tanaman dalam satu produk praktis untuk pengaplikasian.
“Melalui NPK Pelangi JOS, kami mendorong petani agar menjalankan praktik sustainable agriculture. Dimana pupuk ini tak hanya memiliki unsur NPK, tapi juga agen hayati yang berfungsi memperkaya sifat biologis tanah tetap lestari, sehingga lahan terjaga untuk musim tanam selanjutnya," terang Rahmad.
Sepanjang 2022, demplot NPK Pelangi JOS telah diuji Pupuk Kalttim pada berbagai komoditas seperti padi, sawi, jagung, dan kentang di berbagai lokasi. Diantaranya Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Timur dengan peningkatan hasil panen rata-rata mencapai 18-55 persen dengan dosis 70 hingga 100 persen.
"Untuk itu kami mengajak petani tidak perlu ragu akan kualitas NPK Pelangi JOS. Jika diaplikasikan dengan perlakuan serta dosis yang tepat, unsur hara akan cepat terurai dan tersedia bagi tanaman sehingga tidak menjadi residu dalam tanah," tambah Rahmad.
Baca Juga: Produksi Bawang Merah Belum Penuhi Kebutuhan Masyarakat Aceh
SEVP Operasi Pemasaran Pupuk Indonesia Gatoet Gembiro Nugroho, mengatakan demplot NPK Pelangi JOS ini sebagai bentuk dukungan Pupuk Indonesia Grup terhadap peningkatan produktivitas pertanian Kabupaten Bangli, yang merupakan sentra bawang merah di Provinsi Bali. Hal ini juga upaya mengantisipasi ketidakpastian harga komoditas di pasaran, sehingga hasil panen masyarakat tetap dapat memiliki daya saing dengan kualitas hasil yang memuaskan.
"Semoga demplot ini menjadi salah satu momentum bagi petani Indonesia khususnya di provinsi Bali, untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional," ucap Gatoet.
Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Artha, melalui Kepala Dinas Pertanian Bangli Made Alit Parwata, mengapresiasi langkah Pupuk Kaltim bersama Pupuk Indonesia dalam mendorong produktivitas hasil pertanian masyarakat melalui demplot yang dilaksanakan.
Melihat hasil panen, dirinya optimis produktivitas pertanian Kabupaten Bangli dapat lebih dioptimalkan. Tidak hanya pada bawang merah sebagai komoditas andalan, tapi juga tanaman pangan dan jenis hortikultura lainnya.
"Kami harap demplot ini turut digelar Pupuk Kaltim pada komoditas lainnya, sekaligus membantu petani melakukan uji kandungan hara pada lahan, agar pemupukan bisa tepat jenis dan jumlahnya," kata Made Alit.
Menurut Made Alit, sebagai salah satu komoditas yang berpengaruh pada inflasi, ketersediaan bawang merah di pasaran sangat dipengaruhi oleh keberhasilan petani melakukan budidaya, sehingga input inovatif tentu sangat dibutuhkan agar provitas maksimal dari varietas tersebut dapat tercapai.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Disindir soal Subsidi LGP 3Kg, Menkeu Purbaya: Mungkin Pak Bahlil Betul
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
Dharma Jaya Klaim Bukukan Pertumbuhan Bisnis 190 Persen
-
Sebelum Dilegalkan, 34.000 Sumur Minyak Rakyat Sedang Diverifikasi
-
Santai! Menko Airlangga Yakin Rupiah Kebal Guncangan Shutdown Amerika!
-
Kementerian ESDM: Stok BBM SPBU Swasta Akan Kosong sampai Akhir 2025 Jika Tak Beli dari Pertamina
-
Rupiah Kembali Menguat pada Jumat Sore
-
Rupiah Makin Ganas, Dolar AS Keok Imbas Penutupan Pemerintahan Trump?
-
Tak Hanya KPR, BTN Genjot Penyaluran KUR UMKM
-
Perkuat Stok BBM, Pertamina Dirikan Fuel Terminal di Labuan Bajo