Suara.com - Dalam Market Insights yang dirilis baru-baru ini, Colliers Indonesia mengatakan ada sejumlah aset utama yang akan menjadi tren di pasar properti Indonesia selama 12-18 bulan ke depan, yaitu rumah tapak, township, logistik, dan pusat data.
“Pemilik tanah dan pengembang lokal yang memiliki land bank pada kelompok aset tersebut akan berada dalam posisi terbaik untuk menarik investasi baru baik asing maupun lokal,” jelas Head of Capital Markets & Investment Services Colliers Indonesia, Steve Atherton.
Melihat peluang tersebut, khususnya untuk pertumbuhan rumah tapak, township, dan logistik, anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR), yakni PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK), berfokus kepada beberapa strategi untuk meraih pra penjualan sebesar Rp1,45 triliun yang dicanangkan pada tahun 2022.
Salah satunya, LPCK akan menjaga momentum pra penjualan dengan meluncurkan klaster baru rumah tapak berkualitas di Waterfront Estates. Diperkirakan 60% pra penjualan LPCK akan berasal dari penjualan rumah tapak.
LPCK juga fokus terhadap keunggulan operasional, memperbaiki tata kelola, dan transparansi. Selain itu, meningkatkan penjualan produk komersial untuk mendukung penjualan rumah tapak di Waterfront Estates serta LPCK juga akan mengembangkan dan menjalankan strategi segmentasi industri.
CEO LPKR John Riady mengatakan bahwa di kawasan industri Lippo Cikarang, sekitar 20%-30% pembeli mengembangkan lahan untuk kebutuhan pergudangan.
Selanjutnya, pertumbuhan properti logistik juga didorong oleh kenaikan permintaan atas warehouse atau pergudangan.
"Pendapatan pra penjualan LPKR juga ditopang oleh LPCK melalui penjualan tanah industri, komersil, dan proyek rumah tapak Waterfront Estates," tegas John.
John Riady menambahkan bahwa permintaan lahan industri bertumbuh karena bisnis-bisnis yang telah berkembang melihat peluang melampaui pandemi Covid-19. Para pemain ekonomi digital yang tumbuh sangat cepat juga memperluas jaringan distribusi, gudang, pusat logistik, serta investasi-investasi lainnya.
Baca Juga: Krakatau Sarana Properti Terus Bertransformasi untuk Lebih Unggul di Sektornya
Seperti diketahui, LPCK membukukan pra penjualan Rp641 miliar pada Semester I/2022 atau 44% dari target tahun 2022 yang sebesar Rp1,45 triliun. Kontribusi rumah tapak di Waterfront Estates berkontribusi paling besar pada Semester I/2022, yakni mencapai Rp361 miliar.
Kontribusi lahan industri sendiri sebesar Rp149 miliar. Pencapaian kinerja LPCK ini tentu saja berimbas positif kepada kinerja LPKR sebagai induk usaha yang memegang 84 persen saham LPCK.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
Terkini
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
Harga Emas Stabil di US$ 4.000, Apakah Bisa Tembus Level US$ 5.000?
-
Prediksi Bitcoin: Ada Proyeksi Anjlok US$ 56.000, Analis Yakin Sudah Capai Harga Bottom
-
Bocoran 13 IPO Saham Terbaru, Mayoritas Perusahaan Besar Sektor Energi
-
MEDC Kini Bagian dari OGMP 2.0, Apa Pengaruhnya
-
Industri Pelayaran Ikut Kontribusi ke Ekonomi RI, Serap Jutaan Tenaga Kerja
-
Emiten CGAS Torehkan Laba Bersih Rp 9,89 Miliar Hingga Kuartal III-2025
-
Grab Akan Akuisisi GoTo, Danantara Bakal Dilibatkan
-
ESDM Kini Telusuri Adanya Potensi Pelanggaran Hukum pada Longsornya Tambang Freeport
-
Industri Biomassa Gorontalo Diterpa Isu Deforestasi, APREBI Beri Penjelasan