Suara.com - Menjadi abdi negara, tentunya harus siap ditempatkan dimana pun dan kapan pun. Seperti kisah Sapto Edy Suayoto (45), pria kelahiran Kabupaten Tuban, Jawa Timur ini sudah bertugas di Puskesmas Sempol, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, selama 28 tahun.
Pengalaman dan interaksinya dengan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) selama ini, membuatnya paham tentang pentingnya Program JKN.
“Saya tugas di sini sudah mau kepala tiga dan tidak pernah pindah-pindah. Selain karena tugas, saya juga sudah nyaman tinggal di sini karena udaranya yang sejuk dan masyarakatnya juga yang ramah-ramah. Di sini hampir semua yang berobat pakai JKN dan itu sangat membantu sekali, baik rawat inap maupun rawat jalan,” ujar Sapto.
Sapto mengisahkan, ketika bersua dengan pengunjung puskesmas, hal yang pertama kali ia pastikan adalah kepesertaan pengunjung dalam Program JKN. Ia menganggap, ini adalah salah satu upayanya dalam membantu BPJS Kesehatan untuk menyosialisasikan akan pentingnya Program JKN ini.
“Pertama kali saya tanyakan ke warga di sini adalah punya kartu JKN atau tidak. Kalau punya, saya selalu berpesan agar selalu dicek apakah kartunya masih aktif atau tidak, karena, saya ingin mereka benar-benar bisa tenang dilayani,” beber Sapto.
Sapto memang tak tega, jika masyarakat tidak memiliki kartu JKN dan harus membayar pelayanan kesehatan dari kantongnya sendiri. Sapto pun selalu berpesan kepada masyarakat untuk segera mendaftarkan seluruh anggota keluarganya menjadi peserta JKN agar di saat sakit, dapat ditanggung biaya pengobatannya oleh JKN.
“Jika saya melihat kartunya aktif, saya merasa senang dan tenang, karena pasiennya tidak perlu lagi memikirkan biaya. Yang menjadi hal paling tidak enak itu ketika pasien harus dirawat inap dan ternyata belum terdaftar sebagai peserta JKN. Saya selalu menyarankan mereka untuk segera mendaftar JKN,” ungkapnya.
Meskipun jauh dari pusat kota dan rumah sakit rujukan, Sapto dan rekan-rekannya tidak pernah lepas tanggung jawab dan selalu siap memberikan layanan kepada masyarakat.
“Puskesmas Sempol ini jauh dari pusat kota, selain itu jalannya ini berkelok dan terjal, waktu tempuhnya kalau harus dirujuk yaitu sekitar dua jam lebih. Selain itu, masyarakat yang berada di wilayah Jampit harus datang ke Puskesmas dengan penuh perjuangan karena jarak mereka yang sangat jauh dengan kondisi jalan yang tidak seperti jalan di perkotaan,” ujar ayah dua anak tersebut.
Baca Juga: Jadi Inovasi BPJS Kesehatan, Petugas BPJS Satu! Siap Bantu Peserta JKN
Dukungannya terhadap Program JKN, tak lepas dari kisah anaknya yang berhasil melakukan operasi hidrosefalus. Hidrosefalus adalah penyakit akibat adanya tumpukan cairan di dalam rongga jauh di dalam otak, yang menyebabkan kerusakan otak dan ditandai dengan pembesaran kepala pada bayi.
“Anak saya yang kedua harus operasi di kepalanya karena menderita hidrosefalus, operasinya berjalan sebanyak tiga kali di rumah sakit dan alhamdulillah sekarang sudah sembuh. Tentunya semua itu berkat JKN yang sudah menanggung semua biaya operasi. JKN ini sangat membantu saya sekali. Saya tidak bisa membayangkan jika harus pakai biaya sendiri, sudah berapa rupiah yang dikeluarkan untuk bisa sembuh dari penyakit itu,” kata Sapto sembari mengeluskan tangan ke dadanya.
Sapto menambahkan, selain pengobatan anaknya yang kedua, anaknya yang pertama juga harus masuk rumah sakit karena terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD). Kala itu, Sapto harus bolak-balik dari Sempol ke Kabupaten Jember untuk menjaga anaknya yang dirawat di rumah sakit.
“Selain anak saya yang kedua, sekitar tiga bulan yang lalu anak saya yang pertama terkena DBD yang harus dirawat di rumah sakit di wilayah Jember karena ia sedang berkuliah di sana. Alhamdulilah, sekali lagi saya bersyukur karena biaya perawatannya sudah ditanggung JKN,” tambahnya.
Sapto yang melihat banyaknya masyarakat termasuk dirinya yang sudah merasakan manfaat dari Program JKN ini. Ia tidak pernah berhenti mengucapkan syukur dan dengan senang hati akan terus membantu menyukseskan Program JKN di lingkungannya.
“Saya sangat ingin mengucapkan terima kasih kepada BPJS Kesehatan melalui Program JKN ini. Berkat program ini, masyarakat yang berada di wilayah Sempol bisa sehat tanpa harus mengeluarkan biaya. Begitu pun dengan anak saya sendiri yang sudah sembuh dari sakit yang berkepanjangan,” ucap Sapto.
Berita Terkait
-
Menko PMK Pastikan Obat Pemicu Gangguan Ginjal Akut Misterius Tidak Masuk ke Indonesia
-
Dirut BPJS Kesehatan Dukung Kenaikan Tarif INA CBGs
-
BPJS Kesehatan Siap Tanggung Biaya Pengobatan Gangguan Ginjal Akut Misterius
-
BPJS Kesehatan Ajak Faskes Tingkatkan Mutu Layanan Bagi Peserta JKN
-
Segini Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Oktober 2022, Ada Perubahan?
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Pengusaha Ungkap Plus Minus Larangan Impor Baju Bekas Menkeu Purbaya
-
Telkomsat - Kemenkes Kerja Sama Mendorong Pemerataan dan Digitalisasi Layanan Kesehatan Berbasis AI
-
Pegadaian Kembali Hadirkan Program Gadai Bebas Bunga
-
Menkeu Purbaya Tegas Sikat Impor Ilegal di Pelabuhan: Saya Nggak Akan ke Pasar
-
Emiten INET Sebentar Lagi Jadi Pemegang Saham Pengendali Perusahaan Outsourcing PADA
-
Dari Jalan Cepat hingga Fashion Show, Begini Cara Seru Peserta BPJS Jaga Kesehatan
-
Sektor Produksi Jadi Penopang, BRI Salurkan KUR Rp130,2 Triliun hingga September 2025
-
Sama dengan Indonesia, Malaysia Kantongi Tarif 19 Persen dari Amerika Serikat
-
BPJS Kesehatan Luncurkan Gerak Sehat Prolanis: Dorong Masyarakat Aktif Cegah Penyakit Kronis
-
ASEAN dan China Upgrade FTA Versi 3.0, Hapus Hambatan Non-Tarif dan Buka Akses UMKM