Suara.com - Lembaga riset Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) meminta semua pihak terlibat untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional di tengah potensi ancaman krisis ekonomi dan krisis pangan global.
"Ada banyak dimensi yang terlibat untuk mewujudkan ketahanan pangan. Bukan hanya menyoal ketersediaan, namun juga dari segi pemanfaatan, akses, keberlanjutan, hingga seberapa bebas individu untuk menentukan pilihan makanannya," kata peneliti CIPS Aditya Alta dalam diskusi Hari Pangan Sedunia, Jumat (21/10/2022) lalu.
Menurut dia, seluruh pihak terkait tersebut perlu bahu membahu bekerja sama lantaran kompleksnya dimensi dan banyaknya aktor yang terlibat dan cukup sulit untuk memuaskan keseluruhannya.
Jika ada satu saja pihak yang mencari untung saat ekonomi tengah krisis, maka mungkin akan merugikan aktor lainnya.
Sekjen Aliansi Petani Indonesia Muhammad Nuruddin menyampaikan bahwa adaptasi modernisasi pertanian untuk meningkatkan produksi dalam rangka ketahanan pangan nasional dinilai masih menjadi tantangan bagi para petani, karena kuatnya kohesi sosial petani, sehingga modernisasi sering kali justru mengancam kesejahteraan petani kecil.
Menurut Aditya, kesejahteraan petani berkaitan erat dengan diversifikasi pendapatan seperti variasi komoditas yang ditanam atau pendapatan dari kegiatan lain di luar pertanian. Selain itu, pembangunan kewilayahan yang naik-turun juga mempengaruhi pola adaptasi petani.
Aditya juga mengapresiasi berbagai bantuan seperti alat mesin pertanian yang diberikan kepada petani dari pemerintah ataupun swasta. Namun harus ada pemetaan untuk modernisasi pertanian di sejumlah wilayah.
"Kami menggarisbawahi bahwa dukungan dan bantuan sudah banyak berdatangan baik dari pemerintah maupun swasta. Yang perlu ditingkatkan adalah pemetaannya, sehingga bantuan tersebut tidak tumpang tindih," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Langkah Pemerintah Indonesia untuk Antisipasi Krisis Pangan Dinilai Jitu
-
BPP Hipmi: Isu Resesi 2023 Jangan Dibuat Menakutkan dan Membangun Pesimisme
-
4 Resesi Global dalam 70 Tahun Berakhir Buruk, Bagaimana Dengan Tahun 2023?
-
Masyarakat Disarankan Siapkan Dana Darurat Hadapi Resesi Ekonomi Tahun 2023
-
Siap Hadapi Krisis Pangan Dunia, Gubernur Khofifah Ajak Semua Elemen Wujudkan Jatim Tetap Jadi Lumbung Pangan Nasional
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
COO Danantara Minta Publik Tak Khawatir Redenominasi: Sudah Dipikirkan dengan Baik
-
146 SPBU Pertamina Sudah Ditambahkan Etanol 5 Persen, Segera Lanjut Jadi 10 Persen
-
Desa BRILiaN dari BRI Jadi Pilar Pemerataan Ekonomi Nasional
-
Kementerian ESDM Berhati-hati Tangani Tambang Emas Ilegal di Mandalika
-
10 Kebiasaan Hedonisme yang Diam-Diam Menguras Dompet, Awas Bikin Gaji Langsung Lenyap!
-
Kementerian ESDM Alokasikan Anggaran Rp 4,35 Triliun untuk PLN
-
Trump Bagi-bagi Duit Rp 32 Juta ke Warganya, Dorong Harga Bitcoin Meroket?
-
Mengenal GrabModal Narik: Pinjaman untuk Driver yang Bisa Jeda Cicilan, Ini Syaratnya
-
OJK Kejar 8 Pinjol Nakal: Siapa yang Terancam Kehilangan Izin Selain Crowde?
-
Realisasi Anggaran Kementerian ESDM Baru 31 Persen, Ini Penjelasan Bahlil ke DPR