Suara.com - Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah tipis 0,03 persen ke level Rp15.567 per dolar Amerika Serikat di akhir perdagangan Kamis (27/10/2022) dari sebelumnya di level Rp15.563.
Di Asia, rupiah melemah bersama yuan China yang melemah 0,40 persen terhadap dolar AS.
Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar berdiri mendekati level terendah lebih dari satu bulan terhadap sekeranjang mata uang pada hari Kamis, di tengah meningkatnya harapan bahwa Federal Reserve AS akan beralih ke kenaikan suku bunga yang kurang agresif untuk meredam risiko resesi.
"Menjelang pertemuan FOMC minggu depan, pasar masih mengharapkan kenaikan 75 basis poin (bps), meskipun sentimen membangun bahwa Fed akan memilih kenaikan yang lebih kecil pada bulan Desember," kata Ibrahim.
Dari sisi internal, dia menambahkan bahwa Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Kuartal Ketiga 2022 akan mencapai 5,5 persen secara tahunan (YoY), lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi Kuartal Kedua 2022 yang tumbuh 5,44% (YoY).
"Target pertumbuhan ekonomi pada Kuartal Ketiga 2022 yang dinilai masih kuat tersebut, karena melihat produksi dan konsumsi masyarakat yang masih meningkat di tengah pemulihan ekonomi," katanya.
Adapun dari data BI, hingga Agustus 2022 kredit perbankan tumbuh 10,62 persen (yoy), mencakup kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi.
Selain itu, sektor produksi yang juga menyumbang perekonomian tercermin dari Purchasing Managers Index Manufaktur yang pada Agustus 2022 mencapai level 51,7, naik tipis dari posisi Juli yang sebesar 51,3.
"Artinya industri manufaktur di dalam negeri dalam posisi ekspansi," katanya.
Baca Juga: Melemah 1 Poin, Rupiah Pagi Beranjak ke Posisi Rp15.564/ USD
Dalam perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah tipis 4 point walaupun sebelumnya sempat menguat 12 point dilevel Rp15.567 dari penutupan sebelumnya di level Rp15.563.
"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.550 - Rp15.590," katanya.
Berita Terkait
-
Nilai Tukar Rupiah Menguat di Jumat Sore, Didorong Surplus Transaksi Berjalan
-
Data Neraca Transaksi Berjalan Positif, Bagaimana Nasib Dolar AS di Pasar Domestik?
-
Rupiah Masuk Zona Hijau Lawan Dolar Amerika, Terangkat Sentimen Ini
-
Rupiah Lesu Lawan Dolar AS, Karena The Fed Galau Soal Suku Bunga Acuan
-
Rupiah Kembali Merosot Sentuh Level Rp 16.748 per Dolar Amerika
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025